Samulnori

Revisi sejak 16 November 2007 02.13 oleh Taman Renyah (bicara | kontrib) (kunjungan samulnori ke kaltim)

Samulnori (Hangeul:사물놀이, dibaca samullori) adalah permainan alat musik perkusi tradisional Korea. Samulnori secara harfiah berarti permainan 4 alat musik tradisional Korea.

Asal

Samulnori yang ada saat ini merupakan bentuk yang lebih moderen dari permainan musik petani Korea yang disebut Nongak. Nongak dipengaruhi oleh ritual Shamanisme dan Buddhisme khas Korea. Nongak memiliki permainan perkusi yang ribut, dinamis dan cepat. Samulnori yang dikembangkan dari Nongak oleh Kim Deok soo pada tahun 1978 hanya memiliki 4 alat musik tanpa alat musik tiup seperti halnya yang dimiliki Nongak.

Alat musik

Samulnori terdiri 4 alat musik yaitu:

  • Janggu (dram berbentuk jam pasir)
  • Kwaenggwari (gong kecil)
  • Buk (dram besar)
  • Jing (gong besar)

Setiap alat musik melambangkan berbagai macam keadaan cuaca. Janggu melambangkan hujan, kwaenggwari melambangkan petir, jing bunyi angin, dan buk melambangkan awan. Samulnori juga merepresentasikan konsep eum dan yang (yin dan yang). Suara Buk dan janggu melambangkan langit sementara suara jing dan kwaenggwari adalah suara dari tanah (bumi). Samulnori menghasilkan warna musik yang baru dalam dunia musik Korea, khususnya Korea Selatan. Karakteristik musiknya yang dinamis, enerjik dan cepat dianggap merepresentasikan sifat bangsa Korea.

Kepopuleran

Samulnori telah banyak dikenal di dunia internasional semenjak tahun 1980-an. Banyak komunitas Korea di Amerika Serikat, Amerika Latin dan Eropa telah memiliki grup samulnori yang sebagian besar sangat populer di kalangan remaja dan anak muda, bahkan dari kalangan orang asing. Pada tahun 1993 kelompok pemain yang semula terdiri dari 4 orang berkembang menjadi 20 orang pemain. Di Indonesia, kelompok samulnori pernah memeriahkan Festival Erau 2001 dan 2003 Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur dan mendapat sambutan yang sangat meriah [1].

Pranala luar

  1. ^ http://www.kutaikartanegara.com/erau/news220903.html