Tugiyo
Tugiyo adalah mantan pemain sepakbola yang berposisi sebagai penyerang. Tugiyo berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah. Namanya mencuat kala membawa PSIS Semarang menjadi juara Liga Indonesia di musim 1999/2000. Tugiyo dijuluki "maradona purwodadi" karena posturnya yang pendek dan gempal, serta pergerakan dan kemampuan mendribel bola seperti layaknya Legenda Sepakbola Dunia asal Argentina, Diego Armando Maradona[1].
Berkas:Tugiyo.jpg | |||
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Tugiyo | ||
Tanggal lahir | 13 April 1977 | ||
Tempat lahir | Purwodadi, Indonesia | ||
Tinggi | 162 cm (5 ft 4 in) | ||
Posisi bermain | Striker | ||
Karier junior | |||
1991–1992 | Persipur Purwodadi | ||
1992–1994 | Diklat Salatiga | ||
1994–1997 | Diklat Ragunan | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1997-1999 1999-2003 2003-2004 2004-2005 2006-2007 2007-2008 |
PSB Bogor PSIS Semarang Persipur Purwodadi Persik Kendal Persip Pekalongan Persik Kuningan | ||
Tim nasional | |||
2000- | Indonesia | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Tugiyo mencetak gol tunggal kemenangan PSIS Semarang atas Persebaya Surabaya pada Final Liga Indonesia musim 1999/2000 yang digelar di Stadion Klabat, Manado pada tanggal 13 April 1999. Namun cedera yang dialami ketika menjalani Pelatnas bersama timnas senior, tak kunjung pulih dan mempengaruhi karirnya.
Karier Klub
Persipur Purwodadi
Pada saat berumur 14 tahun, Tugiyo memperkuat Tim junior kota kelahirannya yaitu Persipur Purwodadi.
Diklat Salatiga
Bakat Tugiyo tercium tim pemandu bakat Diklat Salatiga dan pada Tahun 1992 Tugiyo bergabung ke Diklat Salatiga untuk menjadi kesebelasan Pra PON Jawa Tengah.
Diklat Ragunan
Pada Tahun 1994 Tugiyo mendapatkan panggilan ke level yang lebih tinggi. Pada umur 17 tahun Tugiyo bergabung bersama pemain-pemain muda terbaik Indonesia di Diklat Ragunan Jakarta.
Dari Diklat Ragunan inilah Tugiyo mendapatkan kesempatan membela Tim Nasional Indonesia junior dibawah usia 16 Tahun (Timnas U-16) dan juga program PSSI Baretti. Tugiyo bergabung bersama Uston Nawawi, Charis Yulianto, Elie Aiboy, Aris Indarto, Nova Arianto dan lain-lain. PSSI Baretti ini kemudian dikirim ke Italia untuk meningkatkan kemampuan timnas.
PSB Bogor
Sejak Tahun 1997, Tugiyo membela membela PSB Bogor yang sedang berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia. Saat itu Tugiyo masih duduk di bangku kelas 3 SMA di Diklat Ragunan.
Keluarga
Tugiyo lahir pada tahun 1977 di keluarga kurang mampu di Purwodadi, Jawa Tengah. Keadaan membuat Tugiyo menjadi pekerja keras. Tugiyo berlatih sepakbola bersama teman-temannya di lapangan kampung. Bakat alam membuatnya menjadi pemain Sepakbola yang mempunyai kecepatan dan ketajaman hingga mencapai puncaknya meraih gelar Juara Indonesia bersama PSIS Semarang pada Tahun 1999.
Pada tahun 2000, Tugiyo menikah dengan gadis bernama Fitri Panca Purna Setiawati. Saat ini mereka sudah dikaruniai dua orang anak yang bernama Scudetto Rafa Majalintama dan Ayesa Safira Kusuma Tirta.
Prestasi
Klub
- Juara Liga Indonesia 1999 bersama PSIS
- Juara Liga Indonesia 2002-2003 bersama PSIS
Tim Nasional
- Juara Piala Pelajar Asia bersama Timnas Indonesia U-16
Referensi
- ^ Majalah Tempo terbitan 27 April 1999