Soerjadi Soedirdja
Jenderal TNI (HOR) Soerjadi Soedirdja (lahir 11 Oktober 1938) adalah salah satu tokoh militer dan politik Indonesia. Soerjadi Soedirdja juga menjabat Gubernur DKI Jakarta periode 1992–1997.
Jenderal TNI (HOR) Soerjadi Soedirdja | |
---|---|
[[Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Republik Indonesia]] 7 | |
Masa jabatan 15 Februari 2000 – 23 Agustus 2000 | |
Presiden | Abdurahman Wahid |
[[Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Indonesia]] 23 | |
Masa jabatan 26 Oktober 1999 – 9 Agustus 2001 | |
Presiden | Abdurrahman Wahid |
Gubernur DKI Jakarta 13 | |
Masa jabatan 6 Oktober 1992 – 6 Oktober 1997 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Soerjadi Soedirdja 11 Oktober 1938 Batavia, Hindia Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Karir
Gubernur Jakarta
Pada masa kepemimpinannya, ia membuat proyek pembangunan rumah susun, menciptakan kawasan hijau, dan juga memperbanyak daerah resapan air. Adapun proyek kereta api bawah tanah (subway) dan jalan susun tiga (triple decker) yang sempat didengung-dengungkan pada masanya belum terwujud. Ia berhasil membebaskan jalan-jalan Jakarta dari angkutan becak, suatu program yang telah dimulai sejak gubernur sebelumnya (Bang Wi). Selain itu Peristiwa 27 Juli 1996 terjadi pada masa Jakarta di bawah kepemimpinannya.[1][2]
Selain itu, Soerjadi juga memberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) pada sejumlah ruas jalan. Untuk mendukung laju mobilitas penduduk, Jakarta pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta pihak swasta membangun sejumlah jalan tol yaitu Tol Dalam Kota, Tol Lingkar Luar, Tol Bandara, serta ruas tol Jakarta-Cikampek, Jakarta-Bogor-Ciawi, dan Jakarta-Merak, yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota di sekitarnya.[3]
Soerjadi juga menerapkan peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya aparat dalam Lima Pedoman Kerja Aparat Pemerintah DKI Jakarta. Dari program tersebut, Pemerintah Provinsi Jakarta menerima Penghargaan 'Samya Krida Tata Tenteram Karta Raharja'. Penghargaan itu merupakan apresiasi atas hasil karya tertinggi dalam melaksanakan Pembangunan 5 Tahun.[4]
Pendidikan
- Akademi Militer Nasional Jurusan Infanteri (1962)
dengan predikat Garuda Yaksa (Prestasi tertinggi bidang Fisik, Mental dan Akademik) - Seskoad (1974)
- Pendidikan militer di Perancis (1974)
- Seskogab (1979)
- Lemhannas (1991)
Karier
- Kasdam Kodam IV/Diponegoro Jawa Tengah (1986–1988)
- Pangdam Jaya (1988–1990)
- Asisten Sospol ABRI (1990–1992)
- Gubernur DKI Jakarta (1992–1997)
- Menteri Dalam Negeri (1999–2001)
- Menteri Koordinator bidang Politik, Sosial dan Keamanan (2000)[5]
Galeri
-
Soerjadi Soedirdja
-
Soerjadi Soedirdja sebagai Gubernur DKI Jakarta
-
Foto Resmi Soerjadi Soedirdja pada Kabinet Persatuan Nasional
Referensi
- ^ Februana, Ngarto (1 April 2004). "Profil Gubernur DKI Jakarta". Tempo Interaktif. Jakarta. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
- ^ "Pejabat Kabinet: Soerjadi Soedirdja". Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional Indonesia. Direktorat Deposit Bahan Pustaka, Sub Direktorat Bibliografi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
- ^ "Artikel Transportasi Jakarta: Soerjadi Soedirdja (1992–1997)". Sistem Transportasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. 2012. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
- ^ Sari, Henny Rachma (20 September 2012). "Jejak langkah dan karya 13 gubernur Jakarta". Merdeka.com. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
- ^ "Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Soerjadi Soedirdja". Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia. Diakses tanggal 31 Januari 2016.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Wiranto |
Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Indonesia 2000 |
Diteruskan oleh: Susilo Bambang Yudhoyono |
Didahului oleh: Syarwan Hamid |
Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Indonesia 1999–2001 |
Diteruskan oleh: Hari Sabarno |
Didahului oleh: Wiyogo Atmodarminto |
Gubernur Jakarta 1992–1997 |
Diteruskan oleh: Sutiyoso |
Jabatan pemerintahan | ||
Didahului oleh: Hasan Basri Durin |
Kepala Badan Pertanahan Nasional 1999–2001 |
Diteruskan oleh: Hari Sabarno |