Carl Rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered).[1] Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.[2] Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat.[2] Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara ], kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.[2]
Carl Rogers | |
---|---|
Lahir | 8 Januari 1902 Oak Park, Illinois, Amerika Serikat |
Meninggal | 4 Februari 1987 San Diego, California, Amerika Serikat |
Kebangsaan | Amerika Serikat |
Almamater | Universitas Wisconsin–Madison Teachers College, Universitas Columbia |
Dikenal atas | Pendekatan yang berpusat pada manusia (e.g., Terapi yang berpusat pada Klien, Pembelajaran yang berpusat pada murid) |
Penghargaan | Penghargaan untuk Distinguished Scientific Contributions to Psychology (1956, APA); Award for Distinguished Contributions to Applied Psychology as a Professional Practice (1972, APA); 1964 Humanist of the Year (American Humanist Association) |
Karier ilmiah | |
Bidang | Psikologi |
Institusi | Universitas Ohio State Universitas Chicago Universitas Wisconsin–Madison |
Terinspirasi | Otto Rank, Kurt Goldstein |
Biografi
Rogers dilahirkan pada tanggal 8 Januari, 10902, di Oakpark, Illinois, pinggiran kota Chicago. Ayahnya, Walter A. Rogers, seorang pekerja teknik sipil dan ibunya, Julia M. Cushing,[3][4] seorang ibu rumah tangga dan seorang Kristen Pentakostal yang setia. Carl adalah anak keempat dari enam bersaudara.[5]
Rogers merupakan seorang yang cerdas dan dapat membaca dengan baik sebelum menginjak TK. Dengan pendidikannya yang sangat ketat secara religius serta lingkungannya sebagai anak altar di rumah pendeat Jimpley, ia menjadi orang yang terisolasi, independen, disiplin, dan mendapatkan pengetahuan serta apresiasi dari metode ilmiah di dunia praktis. Pilihan pertama karirnya adalah agrikultur, di Universitas Wisconsin-Madison, di mana ia menjadi bagian dari persaudaraan Alpha Kappa Lambda, diikuti dengan sejarah, lalu agama. Pada usia yang ke-20, saat perjalannya ke Peking, Cina tahun 1922, untuk mengikuti konferensi internasional Kristen, ia mulai meragukan keyakinan agamanya. Untuk menolongnya memperjelas dalam memilih karir, ia mengikuti sebuah seminar yang bertemakan "Mengapa Saya Memasuki Pelayanan?", yang kemudian membuatnya mengubah karirnya. Tahun 1924, ia lulus dari Universitas Wisconsin dan mendaftar ke Union Theological Seminary.
Setelah dua tahun lulus dari seminari, ia pergi ke Teachers College, Columbia University, mendapatkan gelar M.A. di tahun 1928 dan Ph.D di tahun 1931. Sementara ia menyelesaikan pekerjaan doktoralnya, ia terlibat dalam studi tentang anak. Tahun 1930, Rogers bekerja sebagai direktur Society for the Prevention of Cruelty to Children di Rochester, New York. Dari tahun 1935-1940 ia mengajar di University of Rochester dan menulis The Clinical Treatment of the Problem Child (1938), yang berdasarkan pengalamannya saat bekerja dengan anak-anak bermasalah. Dalam mengkonstruksi pendekatan client-centered, ia sangat dipengaruhi oleh praktik psikoterapi post-Fruedian dari Otto Rank.[6] Tahun 1940, Rogers menjadi profesor psikologi klinis di Ohio State University, di mana ia menuliskan buku keduanya, Counseling and Psychotherapy (1942). Di buku itu, Rogers menyarankan bahwa klien, dengan membangun relasi yang berdasarkan pemahaman, penerimaan dari terapis, dapat menyelesaikan berbagai kesulitan dan mendapatkan pencerahan (insight) yang dibutuhkan untuk merekonstruksi hidup mereka.
Tahun 1945, ia diundang untuk mendirikan pusat konseling di University of Chicago. Tahun 1947, ia terpilih menjadi presiden dari American Psychological Association. Sementara ia menjadi profesor psikologi di University of Chicago (1945-1957), Rogers membantu mendirikan pusat konseling yang berhubungan dengan universitas dan di sana ia melakukan riset untuk menentukan keefektifan metodenya. Penemuan-penemuan dan teori-teorinya muncul di dalam buku Client-Centered Therapy (1951) dan Psychotherapy and Personality Change (1954). Seorang mahasiswa S-2 binaannya di University of Chicago, Thomas Gordon, mendirikan gerakan Parent Effectiveness Training (P.E.T). Tahun 1956, Rogers menjadi presiden pertama American Academy of Psychotherapists. Ia mengajar psikologi di University of Wisconsin, Madison (1957-1963), yang juga pada saat itu, ia menuliskan bukunya yang terkenal, On Becoming a Person (1961). Carl Rogers dan Abraham Maslow (1908-1970) menjadi pionir gerakan psikologi humanistik yang mencapi puncaknya tahun 1960-an. Pada tahun 1961, ia dipilih sebagai anggota American Academy of Arts and Sciences.
Teori Rogers
Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi.[2] Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin.[2] Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya.[2] Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.[2] Selain itu Rogers juga dikenal di kalangan psikologi dengan teori psikoterapinya. [7] Di dalam teorinya ini, Rogers selalu menghindari pengarahan (direktif). [7] Istilah klien digunakannya untuk menggantikan istilah pasien untuk menunjukkan adanya hubungan yang sejajar antara orang yang melakukan terapi dan yang diterapi, dan bahwa yang diterapi itu adalah orang sehat, orang yang punya wawasan dan bukan orang yang sakit. [7] Selanjutnya, klien harus diterima sebagaimana adanya, sementara ia pun harus terbuka dengan kliennya. [7] Melalui hubungan yang saling menerima, dan melalui upaya bersama antara klien dengan orang yang melakukan terapi, diusahakan menggali semua pengalaman dan perasaan klien untuk tercapainya keseimbangan antara berbagai pengalaman dan perasaan yang sesungguhnya terjadi dengan konsep diri klien. [7] Menurut Rogers, kesenjangan antara konsep diri dan realitas inilah yang menyebabkan gangguan kejiwaan dalam diri klien, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukanlah upaya penyeimbangan. [7]
Referensi
- ^ (Inggris)Clifford T. Morgan, et. al. 1986. Introduction to Psychology. New York: McGraw-Hill Inc. P. 599.
- ^ a b c d e f g (Indonesia)George Boeree. 2008. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Prismasophie. Hal.64-65.
- ^ Cushing, James Stevenson (1905). The genealogy of the Cushing family, an account of the ancestors and descendants of Matthew Cushing, who came to America in 1638. Montreal: The Perrault printing co. p. 380.
- ^ "California Death Index, 1940-1997". Ancestry.com. Retrieved 19 April 2010. Rogers' mother's maiden name is Cushing.
- ^ "1910 United States Federal Census". Ancestry.com. Retrieved 19 April 2010. Oak Park, Cook, Illinois; Roll T624_239; Page: 2B; Enumeration District: 70; Image: 703. Carl is fourth of six children of Walter A. and Julia M. Rogers.
- ^ Kramer, Robert. "The Birth of Client-Centered Therapy : Carl Rogers, Otto Rank, and 'The Beyond'". Journal of Humanistic Psychology, 35.4 (1995) p. 54-110.
- ^ a b c d e f (Indonesia)Sarlito Sarwono. 2002. Berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang. Hal. 178-180