Nama saya Mikhailov Kusserow. Dipanggil Mikhailov, terkadang Michel; tergantung di negara mana berada dan latar belakang pribadi yang memanggil saya. Saya memberikan sumbangsih suntingan sejak tahun 2005 dengan anonim, tetapi mulai mendaftar dan memberikan suntingan di Wikipedia Indonesia sejak 2007. Saya tertarik untuk memberikan sumbangsih artikel berkenaan Tokoh-Tokoh, Negara Jerman dan sepak bolanya, dan Sejarah Dunia serta tempat-tempat yang mengagumkannya.
Pengguna ini sedang sibuk di dunia nyata dan mungkin tidak menanggapi pesan dengan cepat.
Waktu senggang saya pakai untuk membaca atau olahraga. Bacaan saya tiap bulan adalah Reader's Digest, CHIP, Men's Health, dan F1 (kadang-kadang). Di samping itu, saya mencari teman untuk bermain sepak bola, bulu tangkis, dan renang. Saya menyukai kemeja lengan panjang berwarna biru, ungu, dan magenta; pylox saya memilih warna ungu dan magenta, dengan nomor 1142 dan 1143, untuk mewarnai sisi atas, sisi bawah, dan sisi samping dari sebuah buku. Saya gunakan pylox agar buku yang saya beli dapat sedikit tahan lama, kalau di Jerman lebih menyenangkan karena ada tempat untuk memperpanjang usia buku dan sisi samping buku tetap berwarna putih meskipun tidak dipylox. Sewaktu membaca, saya putar juga musik untuk membantu mengingat apa yang dibaca. Musik yang saya dengar, liriknya saya perhatikan, agar sewaktu bertemu seseorang saya dapat menggunakan lirik musik selain ilustrasi dalam memberi masukkan kepadanya. Tim sepak bola yang saya sering jagokan untuk menang di turnamen dunia adalah Jerman; Jerman baik di Piala Dunia maupun di Piala Eropa adalah tim yang paling sering masuk Final. Klub sepak bola Bayern Munchen, Jerman; Arsenal, Inggris; Barcelona, Spanyol; Inter Milan, Italia; dan PSV Eindhoven, Belanda. Dari semua klub yang saya jagokan, saya paling senang jika Bayern Munchen yang juara. Saya dibesarkan di lingkungan yang sangat berprasangka dengan latar belakang keluarga saya, meskipun ada beberapa yang menaruh simpati. Saya hadapi hingga sekolah lanjutan senior. Di tingkat universitas, tetap ada prasangka tetapi kehidupannya yang tidak peduli akan sesama tidak membuat terlalu tertekan seperti sebelum masuk dunia pendidikan di unversitas.