Nukman Luthfie

Revisi sejak 6 Februari 2016 03.34 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Referensi: minor cosmetic change)

Nukman atau dikenal juga dengan nama aslinya Nukman Luthfie, lahir 24 September 1964 adalah pengusaha, konsultan, dan pembicara di bidang Internet Marketing. Sebelumnya ia adalah seorang jurnalis di Bisnis Indonesia dan Majalah Prospek. Ia mulai berkiprah di bidang internet sejak menjadi co-founcer PT Agranet Multicitra Siberkom (AGRAKOM) dan menjabat Internet Services Director, yang melahirkan situs berita detik. Pada tahun 2003, ia mendirikan Virtual Consulting yang akhirnya berjaya hanya dalam waktu tiga tahun. Ia banyak diminta berkomentar mengenai fenomena internet, khususnya media sosial di televisi.[1]

Pendidikan dan karier

Nukman meneruskan pendidikan menengahnya di SMA 3 Semarang pada 1981, dan melanjutkan ke Teknik Nuklir Universitas Gajah Mada pada tahun 1983.

Karier

  • Jurnalis harian Bisnis Indonesia.
  • Reporter Senior Majalah Prospek
  • Direktur Internet Service Agrakom
  • Direktur Pemasaran dan Direktur I Agrakom
  • CEO Virtual Consulting
  • Online Strategist Virtual Consulting

Ramalan potensi e-Commerce di Indonesia

Seiring dengan perkembangan media sosial, dan terbukti bahwa orang Indonesia sangat menguasainya, maka Nukman meramalkan bahwa potensi selanjutnya dari internet adalah perkembangan e-Commerce. Ia memperhatikan bahwa orang Indonesia dengan mudah memunculkan trending topic yang mereka inginkan di twitter, kecenderungan mengupdate status di mana saja dan kapan saja, serta berbagi komentar mengenai produk yang mereka gunakan. Dengan adanya pecandu media sosial ini, perusahaan dengan mudah memasukkan pesan pemasaran mereka tanpa harus kesan beriklan secara konvensional.[2]

Akademi Virtual

Pada tanggal 24 Januari 2012, Nukman melalui Virtual Consulting meluncurkan Akademi Virtual dengan target meluluskan 1.000 orang setiap tahunnya dengan spesialisasi di bidang digital marketing. Hal ini didasari besarnya pasar di dunia internet, terutama media sosial. Sementara orang mulai mengabaikan iklan konvensional dan mempercayai rekomendasi teman dari internet. Ini menjadi kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan melalui sumber daya manusia terlatih.[3]

Referensi

  1. ^ Nukman Luthfie. Diakses dari situs berita Merdekadotcom pada 25 Desember 2014
  2. ^ Potensi e-commerce di Indonesia. Diakses dari situs berita Kompas pada 6 Desember 2014
  3. ^ Akademi Virtual Targetkan Seribu Lulusan per Tahun. Diakses dari situs berita kompas pada 26 Desember 2014