Kaisar Yongzheng

Revisi sejak 6 Februari 2016 08.57 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: minor cosmetic change)

Kaisar Yongzheng (Chinese: 雍正帝; pinyin: yōngzhèngdì, Manchu: Hūwaliyasun Tob, Mongol:Nairalt Töv Khaan; 13 Desember 1678 – 8 Oktober 1735), terlahir dengan nama Yinzhen (Chinese: 胤禛; pinyin: yìnzhēn) adalah kaisar bangsa Manchu yang kelima dari Dinasti Qing dan kaisar Qing ketiga yang memerintah tiongkok, dari tahun 1722 sampai dengan tahun 1735. Yongzheng adalah tipe pemimpin yang bekerja keras, target utamanya adalah menciptakan pemerintahan yang efektif, jujur dengan pengeluaran serendah mungkin. Beberapa ahli sejarah menyatakan bahwa Yongzheng mendapatkan tahta dengan cara paksa dan berdarah. Masa pemerintahan Yongzheng tidak selama ayahnya, Kaisar Kangxi ataupun anaknya Kaisar Qianlong, Yongzheng mendadak mangkat pada tahun 1735 kemungkinan disebabkan bekerja terlalu keras. Selama masa pemerintahannya, Yongzheng meneruskan kedamaian dan masa sejahtera Dinasti Qing, yaitu dengan memberantas korupsi dan foya-foya serta memperbaiki catatan finansial kerajaan.

Kaisar Yongzheng
Kaisar kelima Dinasti Qing Cina
Berkuasa13 November 1722 – 23 Agustus 1735
(12 tahun, 283 hari)
PendahuluKaisar Kangxi
PenerusKaisar Qianlong
Pemakaman
Tailing
PasanganPermaisuri Xiao Jing Xian
Permaisuri Xiao Sheng Xian
KeturunanHonghui, Pangeran Duan
Hongyun
Hongshi
Hongli, Kaisar Emperor
Hongzhou, Pangeran He
Hongpan
Fuhe
Fuhui
Fupei
Hongzhan, Pangeran Guo
Nama lengkap
Chinese: Aixin-Jueluo Yinzhen 愛新覺羅胤禛
Manchu: Aisin-Gioro In Jen
Nama periode
Nama anumerta
Kaisar Jingtian Changyun Jianzhong Biaozheng Wenwu Yingming Kuanren Xinyi Ruisheng Daxiao Zhicheng Xian
敬天昌運建中表正文武英明寬仁信毅睿聖大孝至誠憲皇帝
Nama kuil
Qing Shizong
清世宗
WangsaKeluarga Aisin Gioro
AyahKaisar Kangxi
IbuPermaisuri Xiao Gong Ren
Kaisar Yongzheng

Pangeran Yong

Yinzhen adalah putra keempat dari Kangxi yang selamat sampai masa dewasa, dan putra tertua dari Permaisuri Xiao Gong Ren, seorang wanita Manchu bermaga Uya yang kemudian dikenal dengan sebutan "De-fei". Kangxi tahu bahwa merupakan suatu kesalahan untuk membesarkan anaknya sendirian jauh di dalam istana sendirian, untuk itu dia mengirim putera - puteranya, termasuk Yinzhen belajar di luar istana serta menjalakan peraturan belajar yang ketat untuk mereka. Yongzheng bepergian dengan Kangxi dalam beberapa tur inspeksi di sekitar Beijing, juga perjalanan jauh ke daerah selatan. Dia merupakan pemimpin terhormat dari Pasukan bendera merah ketika Kangxi berperang melawan Raja Mongol Gordhun. Yinzhen diberi gelar beile (貝勒, "Raja") pada tahun 1689 dan kemudian menjadi pangeran kelas dua apda tahun 1698. Pada tahun 1704, Sungai Yangtze dan Sungai Kuning meluap tanpa terduga sebelumnya. Ekonomi dan kehidupan rakyat disekitar area sungai menjadi terancam. Yongzheng dikirim sebagai perwakilan Kaisar dengan pangeran ketiga belas, Yinxiang untuk mengatasi masalah di daerah cina selatan. Bendahara kerajaan, dengan kondisi piutang tak terbayarkan dari para pejabat, tidak mempunyai dana yang cukup untuk mengatasi banjir akibat luapan sungai. Yongzheng diberi tambahan tanggung jawab untuk mengamankan dana dari daerah makmur di wilayah selatan. Dana tersebut harus dipastikan tersalur dengan baik sehingga rakyat tidak akan kelaparan. Karena kontribusinya, Yinzhen diberikan status Pangeran kelas satu, dengan gelar Pangeran Yong (雍親王) pada tahun 1709.

Krisis Suksesi

Pada tahun 1712 Kaisar Kangxi menggeser status putra keduanya, Yinreng, sebagai putra mahkota dan tidak menunjuk penggantinya. Hal ini membuat perpecahan di kalangan pejabat kerajaan, adapun yang mendukung Yinzhi (pangeran ketiga), Yinzhen (pangeran keempat), Yinsi (pangeran kedelapan) ataupun Yinti (pangeran keempat belas). Dari semua pangeran, yang paling mendapat banyak dukungan adalah Yinsi, walaupun tanpa alasan yang jelas. Ketika Kangxi meninggal pada bulan desember 1722, calon putera mahkota menjadi hanya tiga orang sejak Yinsi bersumpah untuk mendukung pangeran keempat belas, Yinti (saudara kandung Yinzhen, dari ibu yang sama).

Pada saat hari wafatnya Kaisar Kangxi, Yinti, sebagai Jenderal Utama penjaga perbatasan, sedang menghadapi perperangan di wilayah barat laut. Beberapa sejarawan mengatakan hal ini untuk melatih Kaisar berikutnya dalam hal militer, pihak lain mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk menjaga perdamaian pada saat Yinzhen naik tahta. Yongzheng lah yang merekomendasikan Yinti untuk posisi itu, bukan Yinsi, yang sangat dekat dengan Yinti. Posisi ini dipandang sebagai indikasi dari pilihan Kangxi sebagai penerus, melihat posisi putera mahkota sudah kosong selama 7 tahun.

Dokumen resmi, yang kemungkinan telah diubah oleh Yongzheng demi kepentingan politik, tercatat bahwa pada tanggal 20 Desember 1722, Kaisar Kangxi memanggil ketujuh puteranya dan Komandan Jenderal Peking, Longkodo, yang kemudian membaca titah dan mengumumkan Yinzhen sebagai penerus tahta. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Yinzhen pernah berhubungan dengan Longkodo beberapa bulan sebelum titah dibacakan demi mewujudkan kepastian dirinya sebagai penerus.

Gosip menyatakan Yongzheng mengubah titah Kangxi dengan menambah huruf dan mengubah karakter tulisan. Yang paling banyak dipercayai orang adalah Yongzheng mengubah huruf empat belas (十四 → shísì) menjadi "empat" (于四 → yúsì), yang lain menyatakan dari empatbelas ke empat (第四 → dìsì). Walaupun gosip ini diperbincangkan oleh khayalak ramai, tidak ada banyak bukti untuk membenarkan hal tersebut, terutama karakter "于" tidak banyak digunakan pada saat Dinasti Qing melainkan banyak menggunakan karakter "於" (yú)menurut catatan resmi. Kedua, tradisi Qing yang membuat titah dalam dua bahasa yaitu Manchu dan Chinese (Mandarin), dan penulisan Manchu lebih sulit, jadi sangat tidak mungkin untuk diubah. Lagipula, pangeran Dinasti Qing berasal dari putera kaisar, tergantung siapa yang lahir duluan. Contoh, "Putera keempat Kasiar" Chinese : 皇四子, jadi banyak keraguan untuk teori bahwa Yinzhen mengubah titah Kangxi untuk mendapatkan tahta.

Ketika Kaisar Kangxi sedang berbaring di tempat tidur kematiannya, dia memanggil Yinzhen. Ada rumor yang mengatakan bahwa Yinzhen yang membunuh Kangxi dengan cara meracuninya, kemudian mengubah titah Kangxi demi keuntungan sendiri. Sampai sekarang tidak ada bukti yang mendukung teori ini.

Awal Pemerintahan

 
Yongzheng muda

Yinzhen memilih nama era yang sama dengan gelar yang diterimanya (Pangeran Yong), dan pada tahun 1723 adalah tahun pertama dari era Yongzheng. Hal pertama yang dilakukannya sebagai Kaisar, Yongzheng melepaskan sekutu lamanya, Yinxiang, yang telah lama dipenjarakan oleh Kaisar Kangxi. Beberapa sumber mengindikasikan Yinxiang, yang paling unggul dalam hal militer dibandingkan dengan pangeran lainnya, mendapat tugas penting untuk mengambil alih pasukan Beijing dari tangan Fengtai sehingga dengan cepat bisa mengontrol Kota terlarang dan daerah sekitarnya, untuk mencegah perebutan kekuasaan dari Yinsi ataupun kroni - kroninya. Emosi Yongzheng tidak stabil dan sangat bersedih atas kematian ayahnya, dia menyadari bahwa terlalu berat untuk dirinya sendiri jika dia menjadi Kaisar. Sebagai tambahan, setelah titah dibacakan, Yinzhen menulis kepada para pejabat, diantaranya Menteri Zhang Tingyu, Longkodo, Pangeran Cheng untuk memimpin pangeran lain dalam upacara berlutut dan persembahan kepada Kangxi. Pada hari berikutnya, Yongzheng menerbitkan titah untuk memanggil Yinti kembali ke Beijing dari Qinghai, Yinti tiba pada hari itu juga saat upacara pemakaman Kangxi sedang berlangsung.

Yongzheng kemudian membuat peraturan baru yang menguntungkan bagi perkembangan Dinasti Qing. Beberapa diantaranya :

  • Membentuk kabinet militer "Junji Chu" dan memperlemah kekuatan para pangeran untuk meningkatkan kekuatan pusat.
  • Memperbaiki hukum pajak dengan cara memungut pajak berdasarkan luas tanah.
  • Mengirim pejabat handal ke daerah yang tertinggal.
  • Memperkuat pengawasan atas semua aspek pemerintahan.

Segera setelah menduduki tahta, Yongzheng memilih dewan pemerintahannya yang baru. Dewan tersebut terdiri dari pangerah kedelapan Yinsi, pangeran ketigabelas Yinxiang, Zhang Tingyu, Ma Qi, dan Longkodo. Yinsi diberi gelar Pangeran Lian, dan Yinxiang diberi gelar Pangeran Yi, keduanya menjabat posisi tertinggi di dalam dewan.

Pertikaian berkelanjutan dengan para pangeran

 
Yongzheng dengan pakaian biasa

Yongzheng menyadari tahta yang didapatkannya tidaklah mudah dipertahankan, dia melihat adanya tantangan pada semua saudaranya yang masih hidup. Yinzhi (yang tertua)hidup berkelanjutan sebagai tahanan rumah dan juga Yinreng meninggal tiga tahun kemudian setelah Yongzheng berkuasa, walaupun bukan Yongzheng melainkan Kangxi sendiri yang memenjarakan mereka. Tantangan terbesar adalah untuk memecah persekutuan Yinsi yang didukung oleh pangeran kesembilan, Yintang dan pangeran kesepuluh, Yin'e serta para pengikutnya, dan mengasingkan Yinti. Yinsi yang telah memegang posisi penting dan gelar Pangeran Lian, diawasi ketat oleh Yongzheng. Yintang dikirim ke Qinghai dengan alasan keharusan militer, yang pada kenyataannya adalah menempatkannya di wilayah Nian Gengyao, seorang jenderal kepercayaan Yongzheng. Yin'e, pangeran kesepuluh dilucuti semua gelarnya dan dikirim ke wilayah Shunyi. Yinti, pangeran keempatbelas, saudara kandungnya dikirim ke kompleks perkuburan kerajaan, dengan dalih untuk mengawasi kuburan orang tua mereka.

Pada beberapa tahun awal masa pemerintahan Yongzheng, menunjukkan peningkatan kegiatan politik. Yinsi dengan menggunakan posisinya untuk memanipulasi Yongzheng sehingga membuatnya mengambil keputusan yang salah, tentunya dengan berpura - pura baik dan mendukung. Yinsi dan Yintang, pendukung Yinti untuk mendapatkan tahta, keduanya dilucuti semua gelar dan dipenjarakan sampai meninggal pada tahun 1727.

Ekspedisi militer di wilayah Barat Laut

Seperti ayahnya, Yongzheng menggunakan pasukan militer untuk menunjukkan kedudukan Dinasti di wilayah Mongolia luar. Ketika Tibet dilanda perang saudara pada tahun 1727 - 1728, dia mengirim pasukan ke tibet untuk unjuk kekuatan. Yongzheng kemudian mengirim pasukan sebanyak 230,000 orang yang dipimpin oleh Nian Gengyao melawan bangsa Dzungars yang hanya memiliki 80,000 pasukan. Karena alasan geografis, pasukan Qing tidak mudah untuk menyergap pasukan musuh yang sering berpindah - pindah. Dengan waktu yang cukup lama, akhirnya pasukan Qing dapat menyergap dan mengalahkan pasukan Dzungars. Ekspedisi ini memakan biaya sedikitnya 8,000,000 tael perak. Pada masa akhir Yongzheng, dia mengirim pasukan kecil yang terdiri dari 10,000 orang melawan bangsa Dzungars. Akan tetapi, semua pasukan terbunuh dan Dinasti Qing kehilangan kontrol atas wilayah Mongolia luar. Sekutu Dinasti Qing, bangsa Khalkha akhirnya dapat mengalahkan Dzungars.

Akhir Pemerintahan

Secara keseluruhan, setelah reformasi pada tahun 1729, kas kerajaan meningkat dari 32,622,421 tael pada tahun 1721 menjadi lebih kurang 60,000,000 tael pada tahun 1730, menembus rekor masa pemerintahan ayahnya, Kaisar Kangxi. Akan tetapi, pendanaan untuk derah Qinghai dan biaya untuk pertahanan di daerah perbatasan sangatlah berat. Untuk perbatasan saja, diperlukan 100,000 tael setiap tahunnya, total semua biaya militer adalah 10,000,000 per tahun. Pada akhir tahun 1735, pengeluaran untuk militer sudah memakai setengah dari kas kerajaan dan tersisa hanya 33,950,000 tael. Karena hal ini, Yongzheng mempertimbangkan untuk menjalin perdamaian dengan bangsa Dzungars.

Yongzheng dikenal sebagai Kaisar yang menerapkan peraturan ketat pada saat itu. Dia tidak menyukai korupsi dan menghukum setiap pejabat dengan tegas ketika terbukti bersalah. Pada tahun 1729, Yongzheng mengeluarkan titah yang melarang aktivitas mengisap madak, tembakau dan opium. Pada masa pemerintahan Yongzheng, Kekaisaran Manchu menjadi sangat kuat dan damai, dan kemudian memperkuat masa Keemasan Kangqian (康乾盛世. Dia membuat prosedur yang tepat untuk memilih penerus untuk menghindari tragedi yang sama pada masa pemerintahan ayahnya. Yongzheng juga dikenal sebagai Kaisar yang mempercayai pejabat dari etnis Han. Li Wei, Tian Wenjing dan Ertai adalah pejabat etnis Han yang dipercayai Yongzheng untuk memerintah wilayah selatan.

Kematian dan Suksesi

Kaisar Yongzheng memerintah Dinasti Qing selama 13 tahun sebelum wafat secara tiba - tiba pada tahun 1735 saat berumur 58. Legenda menyatakan dia dibunuh oleh Lu Siniang, anak perempuan dari Lu Liulang yang dieksekusi karena terlibat dalam gerakan anti Manchu. Pada kenyataannya lebih logis Yongzheng meninggal karena kelebihan dosis mengonsumsi obat yang dianggap dapat memperpanjang umurnya, mengingat Yongzheng bekerja terlalu keras selama hidup.

Kehidupan keluarga Kaisar Yongzheng cukup menyedihkan. Dari 14 anak yang dilahirkan oleh Permaisuri dan selirnya, hanya lima orang yang bertahan sampai masa dewasa. Untuk mencegah tragedi suksesi yan dia hadapi, dia memerintah putera ketiganya, Hongshi, yang juga merupakan sekutu pamannya Yinsi, untuk bunuh diri. Putera keempatnya, Hongli, Pangeran Bao kemudian menjadi kaisar kelima Dinasti Qing dengan nama era Qianlong.

Kaisar Yongzheng dimakamkan di Pemakaman wilayah barat Qing (清西陵), 120 kilometer/75 mil dari arah baratdaya Beijing, komplek pemakaman Tailing (泰陵) yang dikenal sebagai "Elhe Munggan" dalam bahasa Manchu).

Yongzheng dalam budaya populer

Tokoh Yongzheng dimunculkan dalam Film yang berjudul "Shang Shu Fang" (上书房) atau "The Prince's Study", dimana menceritakan bagaimana Yongzheng mendidik keempat puteranya (Hongshi, Hongli, Hongzhou dan Hongpan) serta kegiatan pemerintahan yang dilakukan bersama dengan kedua saudaranya yaitu Yinsi dan Yinxiang.

Keluarga

  • Ayah

Kaisar Kangxi

  • Ibu

Permaisuri Xiao Gong Ren

  • Putera
  1. Honghui (弘暉),端親王 (mati muda)
  2. Hongyun (弘昀), (mati muda)
  3. Hongshi(弘時)
  4. Hongli(弘曆) (Kaisar Qianlong)
  5. Hongzhou(弘晝), Pangeran He和恭親王
  6. Hongpan
  7. Fuhe (福宜), (mati muda)
  8. Fuhui (福惠),懷親王 (mati muda)
  9. Fupei (福沛), (mati muda)
  10. Hongzhan (弘瞻),果恭郡王 (mati muda)
  11. (弘昐), (mati muda)
  • Puteri

4 puteri (1 bertahan sampai dewasa)

Referensi

Kaisar Yongzheng
Lahir: 13 Desember 1678 Meninggal: 8 Oktober 1735
Didahului oleh:
Kaisar Kangxi
Kaisar Tiongkok
1722-1735
Diteruskan oleh:
Kaisar Qianlong