Talun, Kayen, Pati

desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Talun adalah desa di kecamatan Kayen, Pati, Jawa Tengah, Indonesia.

Talun
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenPati
KecamatanKayen
Kode Kemendagri33.18.02.2015 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Kepadatan-

Talun berasal dari kata Tal dan alun-alun, begitu kata cerita lisan yang banyak beredar di desa Talun. Tal itu nama pohon. Awalnya, ki Ageng Talun, melakukan babat alas. Begitu selesai dibabat, luasnya seperti alun-alun. Begitulah, sejak itu orang-orang menyebut tempat itu sebagai Talun. Pohon Tal sendiri sekarang tidak terdapat di desa tersebut. Terakhir, sekitar tahun 1987 masih ada dua pohon di dekat masjid utara desa, namun sudah ditebang pula. Pohon Tal mirip seperti pohon kelapa dengan batangnya yang meninggi.

Masyarakat desa Talun adalah masyarakat muslim. Ada beberapa pesantren dan madrasah yang menjadi tempat belajar para warga. Secara geografis letaknya berbatasan dengan wilayah Kudus (sebelah barat). Desa-desa yang berdekatan adalah desa Pesagi, desa Boloagung, Desa Rogomulyo, dan desa Sundoluhur.

Umumnya para warga bertani, berdagang, dan menjadi tenaga kerja di luar negeri (Malaysia, Hongkong, Arab Saudi).

Lurah Desa Talun: Singodiwiryo, Petinggi Abas, Petinggi Jeri, Mahsun, Syaifuddin, Siswanto.

Masa kepemimpinan Siswanto adalah masa paling buruk. Tak ada visi yang jelas. Pada tahun 2008 masa kepemimpinannya sudah berakhir, dan para warga pun bersiap untuk mengadakan pemilihan kepala desa yang baru.

Siapa kandidatnya? Yang paling kuat kabarnya adalah mantan Kepala Desa Syaifuddin. Kandidat yang lain bernama Syafuddin juga (Asep). BERITA

Atap 100 Rumah di Talun Rusak Disapu Angin Lisus Lagi


PATI - Angin lisus, Senin (7/11) petang kembali menerjang Desa Talun, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Padahal, tiga rumah yang rata dengan tanah akibat terkena sapuan angin tersebut pada Minggu (6/11) malam, belum sempat dibangun kembali oleh warga secara gotong royong (Suara Merdeka, 8/11).

Dalam kejadian terakhir itu, tidak ada rumah yang roboh dan korban jiwa. Namun, ujar Kades Talun Siswanto, lebih dari 100 rumah warganya mengalami kerusakan. Genteng rumah-rumah itu berantakan.

Sesaat sebelum kejadian, sejumlah warga sedang mengganti atap genteng rumah masing-masing yang rontok akibat angin lisus sebelumnya. Sebagian dari mereka juga ada yang membenahi reruntuhan rumah Mbah Sarni dan Mbah Sareh yang roboh.

Khusus reruntuhan bangunan rumah Sanusi, korban yang meninggal dalam musibah tersebut, masih dibiarkan teronggok. Sebab, keluarga korban masih dalam suasana duka cita.

Namun, saat warga bersusah payah memperbaiki atap genteng rumahnya tiba-tiba turun hujan disertai tiupan angin kencang.

Akibatnya, genteng-genteng yang baru dipasang itu beterbangan kembali. "Kerusakan atap genteng itu tidak terjadi dalam satu blok saja tetapi merata," katanya.

Menjawab pertanyaan, Siswanto menyebutkan, hingga Senin lalu belum ada perhatian dari Pemkab Pati atau pihak lain untuk memberikan uluran tangan. Karena itu, yang dilakukan warga adalah saling membantu.

Pada kesempatan terpisah, seorang warga di Desa Boloagung, Kecamatan Kayen, Suparlan, menyampaikan informasi telah terjadi musibah angin lisus di desanya dan Desa Sundoluhur.

Di Sundoluhur terdapat sembilan rumah dan sebuah bangunan selepan yang rusak gentengnya.

Di Boloagung, 31 rumah juga rusak. "Mudah-mudahan musibah angin yang dalam kurun waktu dua tahun terus terjadi itu, pada hari-hari berikutnya tidak lagi terulang." (ad-54j)