Institut Teknologi Sepuluh Nopember

universitas di Indonesia

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lambang ITS

Motto ?
Didirikan 1957
Jenis Perguruan tinggi negeri
Rektor Prof. Ir. Priyo Suprobo M.S. Ph. D
Lokasi Surabaya, Indonesia
Situs resmi www.its.ac.id

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adalah sebuah perguruan tinggi di Surabaya.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan tinggi teknik terbesar di Indonesia, yang merupakan pusat unggulan sains dan teknologi di Indonesia. ITS terkenal dengan keunggulan di bidang teknologi perkapalan dan robotika. Saat ini ITS sedang dalam proses untuk mendapatkan international recognition sehingga mulai tahun akademik 2005/2006 ITS tidak hanya menerima lulusan SLTA Indonesia, tapi juga pelajar lulusan luar negeri.

Fakultas dan Jurusan

  • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
    • S1 Fisika
    • S1 Matematika
    • S1 Statistika
    • S1 Kimia
    • S1 Biologi
    • D3 Statistika
  • Fakultas Teknologi Industri (FTI)
    • S1 Teknik Mesin
    • D3 Teknik Mesin
    • S1 Teknik Elektro
    • D3 Computer Control
    • S1 Teknik Kimia
    • D3 Teknik Kimia
    • S1 Teknik Fisika
    • D3 Teknik Instrumentasi
    • S1 Teknik Industri
    • S1 Teknik Material & Metalurgi
  • Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP)
    • S1 Teknik Sipil
    • D3 Teknik Sipil
    • S1 Arsitektur
    • S1 Teknik Lingkungan
    • S1 Desain Produk Industri
    • S1 Teknik Geodesi
    • S1 Perencanaan Wilayah dan Kota
  • Fakultas Teknologi Kelautan (FTK)
    • S1 Teknik Perkapalan
    • S1 Teknik Sistem Perkapalan
    • S1 Teknik Kelautan
  • Program Pasca Sarjana (PPS)
    • S2 Fisika
    • S2 Statistika
    • S2 Teknik Mesin
    • S2 Teknik Elektro
    • S2 Teknik Industri
    • S2 Teknik Informatika
    • S2 Teknik Sipil
    • S2 Arsitektur
    • S2 Teknik Lingkungan
    • S2 Teknologi Kelautan
    • S2 Magister Manajemen Teknologi
    • S3 Teknik Kimia
    • S3 Teknik Sipil
    • S3 Arsitektur
    • S3 Teknik Elektro
    • S3 Teknologi Kelautan


  • Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)
  • Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Sejarah

Institut Teknologi Sepuluh Nopember memiliki sejarah pendirian sejak tahun 1957.

Pendirian

 
Monumen dr. Angka Nitisastro di Aula dr. Angka ITS
 
Penandatanganan Peresmian Pendirian ITS oleh Presiden Soekarno

1957. PII Cabang Jawa Timur mengadakan lustrum pertama dan gagasan mendirikan lembaga pendidikan tinggi kembali dilontarkan. Sebagai hasilnya, dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik.

Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara lain:

  • Lahan Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan
  • Kebutuhan akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program pembangunan dan industri di dalam negeri.
  • Melihat perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang jauh perbedaannya.

17 Agustus 1957. Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) secara resmi berdiri dan diketuai oleh dr. Angka Nitisastro. Yayasan tersebut dibentuk sebagai wadah untuk memikirkan tindakan-tindakan lebih lanjut dan memperbincangkan sedalam-dalamnya segala konsekuensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam rangka membulatkan tekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Teknik di kota Surabaya.

10 Nopember 1957. Yayasan mendirikan Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember Surabaya yang diresmikan oleh Presiden Soekarno. Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember Surabaya hanya memiliki dua jurusan yaitu, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin.

Setelah beberapa tahun melalui usaha-usaha yang dirintis oleh tokoh-tokoh dari YPTT, Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember diubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan nama: “Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya”. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang semula memiliki 2 (dua) jurusan yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin berubah menjadi lima yaitu: Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, dan Teknik Kimia.

Perkembangan

1961. Jurusan-jurusan kemudian berubah menjadi fakultas. Kemudian dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1961 (ditetapkan kemudian pada tanggal 23 Maret 1961) ditetapkan bahwa Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang pertama adalah tanggal 10 Nopember 1960.

1965. Berdasarkan SK Menteri No. 72 tahun 1965, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) membuka dua fakultas baru, yaitu, Fakultas Teknik Arsitektur dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Dengan demikian sejak saat itu, ITS mempunyai tujuh fakultas yang tersebar di beberapa tempat, yaitu: Jl. Simpang Dukuh 11, Jl. Ketabang Kali 2F, Jl. Baliwerti 119-121, Jl. Basuki Rahmat 84 sebagai kantor pusat ITS.

Guna mengantisipasi perkembangn lebih lanjut , dan menyatukan tempat-tempat kuliah yang terpisah tersebut, maka para tokoh YPTT, bersama dengan Bupati Surabaya pada saat itu Raden Soekarso (1958-1968) mencari lokasi baru untuk pembangunan Kampus ITS di daerah Sukolilo - Keputih Surabaya dengan luas lahan 172 ha.

1972. Fakultas Teknik Sipil pindah ke Jl.Manyar 8, sehingga ITS semakin terpencar.

1973. Penyusunan rencana induk pengembangan jangka panjang (20 tahun) sebagai pedoman pengembangan ITS selanjutnya. Rencana Induk Pengembangan ITS menarik perhatian Asian Development Bank (ADB) yang kemudian menawarkan dana pinjaman sebesar US $ 25 juta untuk pengembangan empat fakultas, yaitu, Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Elektro, dan Fakultas Teknik Kimia.

1975. Fakultas Teknik Arsitektur pindah ke kampus baru di Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya. Kantor pusat ITS pindah ke alamat yang sama.

1977. Dana dari ADB tersebut sebagian digunakan untuk membangun kampus ITS Sukolilo bagi empat fakultas tersebut di atas. Pada tahun 1981 pembangunan gedung di kampus Sukolilo sebagian sudah selesai. Pembangunan kampus Sukolilo tahap I dapat diselesaikan dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 27 Maret 1982.

Kampus Sukolilo

1983. Perubahan struktur organisasi yang berlaku bagi universitas atau institut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1981 dan Keputusan Presiden No. 58 tahun 1982, ITS berubah menjadi hanya 5 fakultas saja, yaitu Fakultas Teknik Industri, Fakultas Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas Non Gelar Teknologi (Program-Program Non Gelar).

1991. Terjadi perubahan menjadi 4 fakultas, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Jurusan yang ada di Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke jurusan sejenis di 2 fakultas (FTI dan FTSP). Selain itu ITS juga mempunyai 2 Politeknik yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

1994. ITS kembali memperoleh dana pinjaman ADB sebesar US $ 47 juta untuk pengembangan semua fakultas dengan fokus teknologi kelautan. Program ini selesai pada April 2000. Selain itu ITS juga telah memperoleh dana hibah dari pemerintah Jerman/GTZ (1978-1986) untuk pengembangan Fakultas Teknik Perkapalan.

2001. Berdasarkan SK Rektor tanggal 14 Juni 2001, ITS membentuk fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTIf).

Aktifitas Kemahasiswaan

Aktifitas kemahasiswaan di ITS dinaungi oleh Keluarga Mahasiswa ITS (KM-ITS), sesuai ketetapan Musyawarah Besar Mahasiswa ITS III (MUBES III ITS) yang diselenggarakan pada tahun 2001.

Trivia

  • Kebanyakan orang mengira ITS adalah singkatan dari Institut Teknologi Surabaya (mungkin mirip dengan ITB atau IPB), padahal yang benar Institut Teknologi Sepuluh Nopember
  • Presiden Indonesia saat ini Susilo Bambang Yudhoyono pernah belajar di Jurusan Teknik Mesin ITS selama setahun, sebelum akhirnya memasuki AKABRI.
  • Hermawan Kertajaya, pakar marketing dan pendiri Mark Plus Co., pernah belajar di Teknik Elektro ITS sebelum akhirnya keluar.

Pranala luar