Avatar: The Legend of Aang

seri televisi animasi dari Amerika Serikat
Revisi sejak 5 Desember 2007 21.23 oleh Robbot (bicara | kontrib) (bot Membuang: lt:Avatar: The Legend of Aang)

Avatar: The Last Airbender (Bahasa Indonesia: Avatar, pengendali angin terakhir; dikenal sebagai Avatar: The Legend of Aang di Indonesia dan beberapa negara) adalah sebuah serial animasi televisi Amerika yang ditayangkan oleh jaringan televisi Nickelodeon. Mengambil tempat di dalam dunia seni beladiri dan sihir unsur-unsur alam dengan pengaruh Asia, ceritanya mengikuti petualangan demi petualangan dari penerus gelar "Avatar" bernama Aang dan teman-temannya dalam perjalanan mereka menyelamatkan dunia dari Negara Api yang keji. Serial ini dituliskan dalam bentuk serial buku, dengan setiap episodenya ditanggap sebagai sebuah "Chapter (bab)" dan setiap musimnya disebut sebagai "Book (buku)". Di Indonesia, film ini ditayangkan oleh GlobalTV.

Avatar: The Legend of Aang
Berkas:Avatar-TLAlogo.jpg
PembuatMichael Dante DiMartino
Bryan Konietzko
PemeranZach Tyler Eisen
Mae Whitman
Jack DeSena
Jessie Flower
Dante Basco
Mako
Greg Baldwin
Dee Bradley Baker
Grey DeLisle
Crawford Wilson
Olivia Hack
Cricket Leigh
Clancy Brown
Mark Hamill
Jason Isaacs
Negara asal Amerika Serikat
Jmlh. episode40 (daftar episode)
Produksi
Durasi23 menit
Rilis asli
JaringanNickelodeon
Rilis21 Februari 2005 –
sekarang

Latar Belakang

Berkas:Avatar world map.jpg
Peta empat bangsa

Avatar: The Last Airbender mengambil tempat di sebuah dunia fantasi, tempat tinggal manusia, berbagai binatang fantastik, dan roh-roh. Peradaban manusia terbagi-bagi menjadi empat bangsa, Suku Air (Water Tribe), Kerajaan Tanah (Earth Kingdom), Pengembara Udara (Air Nomads), dan Negara Api (Fire Nation). Dalam setiap bangsa ada orang-orang yang dipanggil "Bender" (Pembengkok, atau dalam hal ini pengendali) yang memiliki kemampuan mengendalikan unsur alam sesuai bangsa mereka. Seni mengendalikan unsur alam ini merupakan perpaduan gaya seni beladiri dan sihir unsur alam.

Dalam setiap generasi, ada seseorang yang mampu mengendalikan setiap unsur, ialah yang dipanggil sebagai Avatar, roh dari planet yang menitis dalam bentuk manusia. Ketika seorang Avatar meninggal dunia, dia akan terlahir kembali di bangsa yang gilirannya selalu bergantian sesuai dengan siklus Avatar (Avatar Cycle), yang seiring dengan musim: musim dingin untuk air, musim semi untuk tanah, musim panas untuk api, dan musim gugur untuk udara. Legenda mengatakan bahwa seorang Avatar harus mempelajari seni mengendalikan unsur sesuai dengan urutannya, dimulai dengan unsur asli bangsa sang Avatar, namun terkadang urutan ini bisa dilewat jika keadaan memaksa. Mempelajari pengendalian unsur yang berlawanan dengan unsur asli bangsa seseorang adalah hal yang teramat sulit karena perbedaan gaya seni beladiri dan doktrin-doktrinnya.

Ikhtisar Alur Cerita

Seabad sebelum pembukaan cerita serial ini, Aang, seorang anak laki-laki pengendali angin berusia 12 tahun dari Kuil Udara Selatan milik kaum Pengembara Udara, diberitahu oleh para tetua bahwa ia adalah Sang Avatar. Biasanya, seorang Avatar diberitahu jatidirinya sebagai seorang Avatar ketika ia beranjak 16 tahun, namun, para biksu takut akan perang yang terjadi diantara keempat bangsa akan segera terjadi dan dalam waktu singkat seorang Avatar akan diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan kedamaian dunia. Hal ini membuat Aang sangat kebingungan dan tertekan. Singkat cerita, Aang kabur dari Kuil Udara Selatan, namun di tengah jalan ia bertemu dengan badai yang sangat besar dan ia bersama Appa (seekor banteng terbang raksasa miliknya) jatuh tenggelam ke dalam laut. Tetapi Aang segera membuat bola udara mengitari tubuhnya dan Appa sehingga ia tidak basah. Bola udara tersebut membekukan air di sekitarnya sehingga Aang dan Appa terkurung di dalam bongkahan es.

Pengaruh

Pengaruh dari budaya

Avatar banyak meminjam seni dan mitologi dari benua Asia untuk menciptakan sebuah dunia fiksi. Avatar juga mencampur filosopi, bahasa, agama, seni bela diri, pakaian, dan budaya dari negara-negara Asia seperti misalnya China, Jepang, Mongolia, Korea, India, dan Tibet. Penampilan Suku Air kelihatannya dipengaruhi oleh budaya Inuit. Secara terang-terangan dapat ditemukan pengaruh dari seni dan sejarah China, anime Jepang, Hinduisme, Taoisme, Buddhisme,[1] dan Yoga.[2] Staf produksi memperkerjakan konsultan budaya, Edwin Zane, untuk meninjau naskah cerita.

Arti dari istilah Avatar

Istilah Avatar berasal dari Bahasa Sansekerta: "Avatāra", yang berarti "turun". Dalam Mitologi Hindu, para Dewa memanifestasikan dirinya dengan turun menjelma ke dunia untuk mengembalikan keseimbangan di muka bumi setelah mengalami zaman kejahatan (lihat: Avatar). Aksara China yang muncul di atas kata "Avatar" pada pembukaan cerita berarti "Perantara Tuhan yang turun ke dunia fana".[3]

Ketika Aang masih kecil, ia tahu bahwa dirinya adalah seorang Avatar saat memilih empat mainan di antara ribuan mainan lainnya. Empat mainan tersebut adalah mainan yang sama dengan yang dipilih oleh para Avatar dari generasi sebelumnya ketika masih kecil, dan membuktikan bahwa Aang adalah reinkarnasi dari Avatar. Ini merupakan ujian yang sama dengan yang dilakukan oleh anak-anak Buddha di Tibet untuk menguji apakah ia merupakan reinkarnasi Tulku Lama. Menurut buku "Keajaiban dan Misteri di Tibet" karya Alexandra David-Néel, “beberapa benda seperti misalnya jimat, peralatan upacara, buku, cangkir teh,[4] dan lain-lain ditaruh bersama-sama, dan sang anak akan mengambil benda-benda, yang mana merupakan kepunyaan Tulku terdahulu, dan hal tersebut menunjukkan bahwa ia mengenali ingatannya pada kehidupannya yang terdahulu”[5]. Situs resmi Avatar mengatakan, “the successor is expected to show signs of continuity with the previous Avatar, such as being born within a week of the death”.


Referensi

  1. ^ "Interview With The Creators". NickSplat.com. 2005-10-12. Diakses tanggal 2006-12-02. 
  2. ^ Mark Lasswell (2005-08-25). "Article On Avatar: The Last Airbender". NY Times. Diakses tanggal 2006-12-02. 
  3. ^ KTChong. "Calligraphy Writing In Avatar". Distant Horizon. Diakses tanggal 2006-12-02. 
  4. ^ “Each Tibetan owns a private bowl in which he alone drinks tea. The bowl may be the wooden one of the poor or the costly jade one with golden saucer and cover of the rich, or any of the intermediate kinds, but it is never lent to anyone to drink in.” (David-Neel 1971: 124)
  5. ^ David-Neel, Alexandra. Magic and Mystery in Tibet. New York: Dover Publications, Inc., 1971 (ISBN 0-486-22682-4)

Pranala luar


Templat:Link FA