Operation Brevity
Operasi Brevity adalah serangan terbatas pada pertengahan mei 1941, selama Kampanye Gurun Barat dalam Perang Dunia Kedua. Dipimpin oleh Panglima Komandan Timur Tengah Britania, Jenderal Archibald Wavell, Operasi Brevity bertujuan memberikan serangan cepat untuk melawan pasukan lini depan dari Blok Poros (Axis) di Sollum–Fort Capuzzo–Bardia, area perbatasan antara Mesir dan Libya. Meskipun Operasi Brevety cukup sukses pada awalnya, dan membuat Komandan Tinggi Blok Poros kebingungan, sebagian keuntungan yang diperoleh pada awal pertempuran, hilang saat munculnya serangan balik, dan datangnya bala bantuan dari Jerman sehingga Operasi tersebut langsung dihentikan setelah berlangsung satu hari.
Setelah Mesir diinvasi oleh pasukan Libya - Italia pada September 1940, pada bulan Februari tahun berikutnya, Pasukan Kontra Ofensif Britania merangsek maju ke Libya, dan menghancurkan pasukan Italian Tenth Army. Perhatian Inggris kemudian beralih ke Yunani yang saat itu berada dalam ancaman Pasukan Blok Poros (Axis). Ketika perhatian divisi Sekutu beralih dari Afrika Utara, Italia memperkuat posisinya serta memperoleh bantuan dengan kedatangan pasukan Jerman yang bernama Korps Afrika, dibawah pimpinan Jenderal Erwin Rommel. Secara cepat Rommel memberikan serangan terhadap kekuatan Inggris yang terganggu dan terpecah, pada bulan April 1941 Rommel berhasil mengusir pasukan Inggris dan Negara Negara Persemakmuran di Cyrenaica kembali ke perbatasan Mesir. Meskipun front pertempuran telah beralih ke area perbatasan, kota pelabuhan Thubruq menahan masuknya pasukan Blok Poros, Rommel memandang bahwa garnisun Australia dan Inggris merupakan ancaman yang signifikan untuk pasokan logistik tentaranya, karena itu Rommel mengerahkan pasukan utamanya untuk mengepung kota Thubruq.
Wavell mendefinisikan tujuan utama dari Operasi Brevity's adalah merebut wilayah strategis untuk melancarkan serangan guna membebaskan kota Thubruq, serta menghancurkan pasukan Jerman dan Italia di wilayah tersebut.
Latar Belakang
Pada awal 1940, pasukan Italia yang berada di Libya menginvasi Mesir, sehingga tentara Britania dan negara-negara Persemakmuran dari Pasukan Gurun Barat memulai serangan balasan tiga bulan kemudian, yang dinamakan Operasi Compass. Dalam dua bulan Operasi, Pasukan Aliansi berhasil memperluas wilayah sepanjang 500 mil (800 km), dengan menduduki provinsi Italia Cyrenaica dan menghancurkan Pasukan Kesepuluh Italia (Italian Tenth Army), namun operasi terpaksa dihentikan pada februari 1941 karena adanya prioritas dalam Pertempuran Yunani. Pasukan ini kemudian berganti Nama menjadi Korps XII dan ditata ulang dibawah Komando HQ Cyrenaica, yang dikemudian hari mantan tentara dari Pasukan Gurun Barat lebih memilih mengambil sikap bertahan. Beberapa bulan kemudian, HQ Cyrenaica kehilangan Komandannya, Letnan Jenderal Sir Henry Maitland Wilson, dan pasukan dari divisi infanteri ke-2 Selandia Baru dan divisi infanteri ke-6 Australia ketika mereka terpaksa ditugaskan ke Yunani. Divisi Lapis Baja Ke-7, dengan hampir tidak ada tank yang tertinggal setelah Operasi Compass, juga ditarik dan dikirim ke Delta Nil untuk diistirahatkan dan diperbaiki. Dalam upaya melakukan serangan balasan, Wilson digantikan oleh Letnan Jenderal Philip Neame, dan Divisi Lapis Baja ke-2 Britania, serta Divisi Infanteri ke-9 Australia ditugaskan ke Cyrenaica, namun kedua pasukan tersebut masih belum berpengalaman, minim perlengkapan, dan Divisi Lapis Baja ke-2 belum memilki kekuatan yang mumpuni.
Italia merespon dengan.mengirimkan Divisi Ariete dan Divisi Trento ke Afrika Utara, mulai dari Februari 1941 dan berlanjut hingga awal Mei, Operasi Sonnenblume melihat kedatangan pasukan Jerman, Afrika Korps di Tripoli untuk memperkuat Aliansi Italia. Dipimpin oleh Jenderal Erwin Rommel yang terdiri dari divisi Panzer ke-15 dan Divisi ke-5. Misi dari Korps Afrika adalah menghadang usaha sekutu untuk mengusir Italia dari wilayah tersebut. Namun Rommel berhasil mengetahui kelemahan lawannya, dan segera melakukan penyerangan tanpa menunggu seluruh pasukannya terkumpul. Selama bulan Maret dan April, Divisi Lapis Baja ke-2 berhasil dilumpuhkan saat pasukan Blok Poros melangkah maju, yang memaksa pasukan Inggris dan Negara-Negara Persemakmuran untuk mundur. Pasukan Sekutu kehilangan arah dengan ditangkapnya Neame dan Letnan Jenderal Richard O'Connor (Komandan Perwira Tentara Britania Mesir), yang mengakibatkan struktur komando Inggris dan Negara-Negara Persemakmuran harus ditata ulang. HQ Cyrenaica dibubarkan pada tanggal 14 April, dan fungsi komando diambil alih oleh HQ Pasukan Gurun Barat yang diaktifkan kembali di bawah Letnan Jenderal Noel Beresford-Peirse. Divisi Infanteri ke-9 Australia kembali mengalami kegagalan di pelabuhan benteng Tobruk, dan sisa pasukan Inggris dan Negara-Negara Persemakmuran menarik diri sejauh 100 mil (160 km) ke arah timur Sollum di perbatasan Libya-Mesir. Dengan pengepungan Thubruq oleh pasukan Jerman - Italia, kelompok pertempuran kecil (Kampfgurppe) yang dipimpin oleh Kolonel Maximilian von Herff terus memberikan tekanan ke arah timur, merebut Benteng Capuzzo dan Bardia, tiba di perbatasan ke Mesir dan pada akhir April telah mengambil alih Sollum dan wilayah taktis Celah Halfaya. Rommel ditempatkan diposisi ini untuk memperkuat kelompok tersebut dan diperintahkan untuk mempertahankannya.
Garnisun Thubruq -meskipun diisolasi dengan tanah-terus menerima pasokan dan dukungan dari Angkatan Laut Britannia, dan Rommel tidak dapat mengambil alih pelabuhan. Kegagalan ini berakibat signifikan; posisi lini depan di Sollum yang merupakan akhir dari rantai pasokan logistik pasukan yang membentang dari Tripoli mendapat ancaman dari garnisun Thubruq, dan komitmen yang besar untuk mengepung Thubruq mencegahnya membangun pasukan di Sollum, sehingga perluasan ke Mesir tak dapat dijalankan. Dengan mempertahankan kepemilikan Tobruk, sekutu mampu membangun kembali strategi baru.
Hasil Peperangan
Sebagian besar tujuan Operasi Brevity gagal tercapai, dengan hanya berhasil merebut Celah Halfaya. Inggris kehilangan lima tank yang hancur, dan 13 tank mengalami kerusakan, namun resimen tank tidak mengalami kerugian personal. Jumlah korban diperkirakan mencapai 206 orang. Infanteri Ringan Durham paling banyak menderita selama operasi, dengan 196 orang yang gugur, terluka atau ditawan. Penjaga Scot kehilangan satu orang yang gugur, dan empat orang lainnya terluka, dan terakhir Penjaga Coldstream dengan 1 orang gugur dan Hussars ke-11 dengan empat orang terluka. Kerugian diantara Brigade Senapan ke-2 tidak diketahui. Jumlah Korban di pihak Jerman sebanyak tiga tank (sebuah Panzer II dan dua Panzer IIIs, meskipun beberapa mengalami kerusakan ringan) dan sebanyak 258 orang gugur, terluka atau ditawan. Jack Greene dan Alessandro Massignani menaksir total kerugian di pihak Italia sebanyak 395. Sekutu menghitung jumlah tawanan yang ditangkap sebanyak 347 orang.
Referensi
- 11th Hussars (Prince Albert's Own) (1941). "War Diaries For The 11th Hussars, (Prince Albert's Own) September 1939 To March 1946". Retrieved 2008-04-01.
- Bauer, Eddy (2000) [1979]. Young, Peter, ed. The History of World War II (rev. ed.). London: Orbis. ISBN 1-85605-552-3.
- Carver, Michael (1964). Tobruk. British Battles. London: Batsford. OCLC 231745159.
- Chant, Christopher (1986). The Encyclopedia of Code Names of World War II. London: Routledge & Kegan Paul. ISBN 0-7102-0718-2.
- Clarke, Dudley (1952). The Eleventh at War: Being the Story of the XIth Hussars (Prince Albert's Own) through the Years 1934–1945. London: Michael Joseph. OCLC 222891295.
- Erskine, David (2001) [1956]. The Scots Guards 1919–1955. Naval & Military Press. ISBN 1-84342-061-9.
- Greene, Jack; Massignani, Alessandro (1999) [1994]. Rommel's North Africa Campaign: September 1940 – November 1942. Great Campaigns (rev. ed.). Da Capo Press. ISBN 978-1-580-97018-1.
- Hastings, R. H. W. S. (1950). The Rifle Brigade in the Second World War 1939–1945. Aldershot: Gale & Polden. OCLC 6190324.
- Howard, Michael; Sparrow, John (1951). The Coldstream Guards, 1920–1946. London: Oxford University Press. OCLC 9151069.
- Jentz, Thomas L. (1998). Tank Combat in North Africa: The Opening Rounds, Operations Sonnenblume, Brevity, Skorpion and Battleaxe, February 1941 – June 1941. Atglen, PA: Schiffer. ISBN 0-7643-0226-4.
- Latimer, Jon (2001). Tobruk 1941: Rommel's Opening Move. Oxford: Osprey. ISBN 0-275-98287-4.
- Lyman, Robert (2009). The Longest Siege: Tobruk, the Battle that Saved North Africa. London: Macmillan. ISBN 978-0-230-71024-5.
- Neillands, Robin (2004). Eighth Army: From the Western Desert to the Alps, 1939–1945. John Murray. ISBN 0-7195-5647-3.
- Pitt, Barrie (2001) [1982]. Wavell's Command. The Crucible of War I (new ed.). Weidenfeld Military. ISBN 0-304-35950-5.
- Playfair, Major-General I. S. O.; Stitt, Commander G. M. S.; Molony, Brigadier C. J. C. & Toomer, Air Vice-Marshal S. E. (2004) [1st. pub. HMSO 1954]. Butler, J. R. M., ed. The Mediterranean and Middle East: The Early Successes Against Italy (to May 1941). History of the Second World War, United Kingdom Military Series I. Naval & Military Press. ISBN 1-84574-065-3.
- Playfair, Major-General I. S. O.; Flynn, Captain F. C.; Molony, Brigadier C. J. C. & Toomer, Air Vice-Marshal S. E. (2004) [1st. pub. HMSO 1956]. Butler, J. R. M., ed. The Mediterranean and Middle East: The Germans Come to the Help of their Ally (1941). History of the Second World War, United Kingdom Military Series II. Naval & Military Press. ISBN 1-84574-066-1.
- Rissik, David (2004) [1952]. The DLI at War: History of the Durham Light Infantry 1939–1945. Naval & Military Press. ISBN 1-84574-144-7.
- Rodger, Alexander (2003). Battle Honours of the British Empire and Commonwealth Land Forces. Marlborough: The Crowood Press. ISBN 1-86126-637-5.
- Rommel, Erwin (1982) [1953]. Liddell Hart, Basil, ed. The Rommel Papers. Da Capo Press. ISBN 0-306-80157-4.
- Ward, S. G. P.; Poett, Nigel (2005) [1963]. Faithful: The Story of the Durham Light Infantry. Naval & Military Press. ISBN 1-84574-147-1.