SMK Negeri 10 Bandung

sekolah menengah kejuruan di Kota Bandung, Jawa Barat

SMK Negeri 10 Bandung merupakan sekolah menengah kejuruan negeri yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Berlokasi di Jalan Cijawura Hilir No. 339 RT 06 RW 12, Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung[1]. Masa pendidikan di SMK Negeri 10 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas X hingga kelas XII, seperti pada umumnya masa pendidikan sekolah menengah kejuruan di Indonesia.

SMK Negeri 10 Bandung
Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI)
Informasi
Didirikan1958 (Konservatori Karawitan/KOKAR Bandung)

1976 (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia/SMKI)

1997 (SMK Negeri 10 Bandung)
JenisNegeri
Akreditasi
  • Teknik Produksi Dan Penyiaran Program Pertelevisian (-)
  • Seni Musik Non Klasik (A)
  • Seni Tari (A)
  • Seni Karawitan (A)
  • Seni Teater (A)
Nomor Statistik Sekolah771026025001
Nomor Pokok Sekolah Nasional20219176
Jurusan atau peminatan
  • Teknik Produksi Dan Penyiaran Program Pertelevisian
  • Seni Musik Non Klasik
  • Seni Tari
  • Seni Karawitan
  • Seni Teater
Rentang kelasX, XI, XII
KurikulumKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
StatusSekolah Standar Nasional
Alamat
LokasiJalan Cijawura Hilir No. 339 RT 06 RW 12, Kelurahan Cijawura, Kecamatan Buahbatu, Bandung 40287, Jawa Barat, Indonesia Indonesia
Tel./Faks.Telp. +62-22-7562523
Fax. +62-22-7562523
Situs webhttp:// www.smkn10bdg.sch.id/
Surelsmkn10@smkn10bdg.com
Moto

Sejarah

1958
Yang dijadikan sebagai tanggal pendirian KOKAR (Konservatori Karawitan) Bandung, adalah tanggal 1 Oktober 1958, saat untuk pertama kalinya pemindahan jurusan Sunda pada KOKAR Surakartake Bandung. Selama lima tahun KOKAR Bandung masih merupakan cabang dari KOKAR Surakarta. Ide pemisahan dikemukakan pada Konferensi Cipayung tahun 1962 dan setelah Rapat Kerja antar KOKAR di Surakarta tahun 1963 secara resmi KOKAR Bandung mulai mandiri.
Dari permulaan KOKAR Bandung dibuka dengan Direktur pertamanya Rd. Machyar Angga Kusumadinata, kegiatan persekolahan dimulai dari pukul 14.00 s.d. pukul 18.00 dengan tempat belajar berpindah-pindah karena ikut menumpang di sekolah atau instansi lain, seperti SGB di Jl. H. Samsudin, SKKP di Jalan Kautamaan Istri, Pendopo Kabupaten Bandung di Jalan Dalem Kaum dan Kantor Inspeksi Daerah Kebudayaan (Idakeb) Jawa Barat, sebelah gedung Yayasan Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan. Bangunan belum punya begitu pula peralatan, sehingga belajar seadanya namun tetap bersemangat. Tiada rotan akar pun jadi.
1961
KOKAR Bandung mulai menempati bangunan sendiri yang terletak di Jalan Buahbatu 212 (sekarang dipakai STSI/ISBI), sehingga kegiatan persekolahan dimulai pagi hari yaitu jam 7.30 s.d. 13.00. Untuk lebih mencapai visi dan misinya maka dengan Surat Keputusan Menteri PPPK No: 69/1962 tanggal 16 Juli 1962, KOKAR Bandung didampingi oleh suatu Dewan yang disebut Dewan Penyantun, adapun susunan Dewan Penyantun tersebut adalah:
1. RTA Sunarya sebagai Ketua
2. Daeng Sutigna sebagai Sekretaris
3. RI Adiwidjaya sebagai Anggota
4. RH. Moch Koerdi sebagai Anggota
5. RH. Ijos Wiriaatmadja sebagai Anggota
6. RA. Darja Mandalakusumah sebagai Anggota
7. Prof. Soemardja sebagai Anggota
Pada saat-saat masih merupakan cabang KOKAR Surakarta, Kurikulum yang digunakan adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam SK Menteri PPPK tanggal 21 Desember 1956 No: 99883/S adalah penekanan pada pendalaman Karawitan Sunda dan Bahasa Sunda. Pimpinan pada periode ini adalah Daeng Sutigna yang pada akhirnya terkenal dengan Bapak Angklung Indonesia
1964
Pergantian pimpinan dari Daeng Sutigna kepada R. Tatang Sastrahadiprawira sampai dengan tahun 1965 dan mulai tahun 1966 bersamaan dengan lahirnya Orde baru pucuk pimpinan dipegang olah Mang Koko. Landasan yang telah dibuat oleh para pendahulu dilanjutkan oleh generasi dibawah pimpinan H. Koko Koswara atau lebih terkenal dengan panggilan Mang Koko, KOKAR Bandung berbenah diri. Segala kebutuhan peralatan/perabot sekolah secara bertahap mulai dilengkapi. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan fisik, dipihak lain semakin tumbuh dan berkembang kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai seni bagi hidup dan kehidupan. Akibatnya keberadaan KOKAR Bandung dianggap sebagai sumber materi dan informasi seni disamping sebagai lembaga pendidikan seni.
1965
Digunakannya Kurikulum yang telah diperbaiki, kurikulum ini berisi 29 mata pelajaran yang terbagi atas kelompok pokok, penting, pelengkap dan fakultatif, adapun mata pelajarannya adalah : Teori Karawitan, Teori Menabuh, Titi Laras, Rebab, Gambang, Kacapi, Suling, Gender, Gamelan Sunda, Gamelan Degung, Gamelan Jawa, Gamelan Bali, Tembang, Kawih, Tari, Padalangan, Ilmu Akustik, Pengetahuan Alat Bahan, Musik, Ilmu Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Kawi, Bahasa Inggris, Sejarah Kesusatraan, Sejarah Kebudayaan, Tata Negara, Agama, Olah Raga. Lama pendidikan adalah tiga tahun dan para siswanya dipersiapkan menjadi Guru Karawitan.
1972
H. Koko Koswara pensiun, kemudian H. Yaya Sukarya menggantikan beliau. Seiring dengan pergantian pimpinan, maka nama KOKAR berubah menjadi SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) sesuai dengan SK Menteri PDK No: 005/O/1974 dan diikuti dengan perubahan Kurikulum yang ditetapkan dengan SK Menteri PDK No: 0294/U/1976 tanggal 9 Desember 1976 dan lama pendidikan menjadi 4 tahun.
SMKI yang pada mulanya hanya satu jurusan mulai bertahap membuka jurusan Tari pada tahun 1975 dan jurusan Padalangan pada tahun 1977.
1987
Tanggal 8 Juni 1987, SMKI harus menempati bangunan di Komplek SMK Negeri 14 Bandung yang pada saat itu belum selesai, beralamat di Kampung Beberut Cijawura, Desa/Kecamatan Buahbatu, Kabupaten Bandung, dengan persyaratan dan penuh resiko harus membuka jurusan baru yaitu jurusan Grafis Komunikasi yang merupakan cikal bakal SMK Negeri 14 Bandung pada tahun itu juga (1987). Kemudian selanjutnya mulailah dibuka jurusan-jurusan yang lainnya yaitu Jurusan Teater dan jurusan Musik.
Pucuk pimpinan setiap waktu berganti, Drs. H. Yaya Sukarya pensiun digantikan oleh Risman Suratman S.Sen, kemudian pimpinan selanjutnya adalah Drs. Supriadi, Dra. Efi Sofiah, Drs. Nanang Yusuf Nurdin , pada kepemimpinan Dra Wiwi Stz dibuka jurusan Teknik Broadcasting untuk mewadahi atau mengangkat 4 jurusan terdahulunya agar dapat di promosikan di media cetak dan elektronik kuhususnya di bidang pertelevisian
1997
Kecamatan Buahbatu menjadi bagian Kota Bandung setelah adanya pemekaran dan SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) berubah nama menjadi SMK Negeri 10 Bandung bersebelahan dengan SMK Negeri 14 Bandung

Jurusan

Jurusan yang tersedia di SMK Negeri 10 Bandung adalah sebagai berikut :

Teknik Produksi Dan Penyiaran Program Pertelevisian

Seni Musik Non Klasik

Seni Tari

Seni Karawitan

Seni Teater

Fasilitas

  • Masjid
  • Perpustakaan
  • Ruang Kelas
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium IPA
  • Ruang Aula
  • Ruang Piket
  • Ruang Kelas
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Wakil Kepala Sekolah
  • Ruang Guru
  • Ruang Bimbingan Konseling
  • Ruang Kesehatan (UKS)
  • Ruang Kesenian
  • Ruang Ekstra Kulikuler
  • Ruang Serba Guna
  • Mading
  • Koperasi
  • Kantin
  • Lapangan Upacara dan Olahraga

Ekstrakurikuler

SMK Negeri 10 Bandung memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya adalah:

  • Remaja Islam Masjid
  • Palang Merah Remaja (PMR)
  • Pramuka
  • Basket
  • Futsal
  • Paduan suara
  • Karawitan
  • Angklung
  • Seni Tari
  • Bola Voli
  • Softball
  • KIR
  • Karate
  • Taekwondo

Prestasi

Referensi

  1. ^ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Referensi Data Sekolah". Diakses tanggal 16-01-2016.