İstiklal Marşı
İSTİKLAL MARŞI ("Mars Kemerdekaan") adalah lagu kebangsaan Turki, yang ditetapkan secara resmi pada tanggal 21 Maret 1921. Liriknya diciptakan oleh Mehmet Akif Ersoy (1873-1936), seorang penyair Turki, sedangkan lagunya digubah oleh Zeki Üngör. Biasanya yang dinyanyikan hanya kedua bait pertama.
Lagu kebangsaan Turki dan Republik Turki Siprus Utara | |
Penulis lirik | Mehmet Akif Ersoy, 1921 |
---|---|
Komponis | Osman Zeki Üngör, 1930 Edgar Manas, 1932 |
Penggunaan | 12 Maret 1921 |
Sampel audio | |
İstiklal Marşı (instrumental) |
Terjemahan kedua bait pertama
Jangan takut! Bendera merah yang berkibar di fajar ini tak akan pernah luntur
Sebelum unggun terakhir yang berkobar di negaraku habis terbakar
Dan itulah bintang bangsaku, dan itu akan cemerlang selamanya
Itulah milikku; dan hanya milik bangsaku
Jangan mengerutkan kening, aku tak merengek, oh Bulan Sabit yang manis
Tersenyumlah untuk negaraku yang berani! Kenapa marah, kenapa murka?
Darah yang kita tumpahkan bagimu tak akan sia-sia
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki bangsaku yang memuji Tuhan
Aku telah bebas sejak awal dan untuk selamanya
Orang gila mana yang yang berani merantai ku? Aku menentangnya!
Aku bagaikan banjir yang mengaum, kuat dan mandiri.
Aku akan merobek gunung, melebihi angkasa, dan aku akan masih tetap mengalir.
Tanah ini dikelilingi oleh Barat yang dipersenjatai tembok dari besi.
Namun aku mempunyai perbatasan yang dijaga oleh dada perkasa para pemercaya.
Ketahui kekuatan dari dalam dirimu temanku, dan pikirlah: "Bagaimana bisa api iman yang berkobar ini dapat dipadamkan,
oleh monster bertaring yang yang menyerbu.
Temanku! janganlah tinggalkan tanah air kita ke tangan orang yang zalim.
Jadikan dadamu sebagai perisai dan badanmu sebagai parit! Hadang penyerangan yang memalukan ini.
Karena akan segera datang hari hari perjanjian suci.
Siapa tahu> Mungkin besok? Mungkin lebih cepat lagi.
Jangan lihat tanah di mana kau berpijak sebgai sekedar tanah, kenalilah!
Dan pikirkan tentang ribuan prajurit tanpa kafan yang terbaring dibawahmu..
Kau adalah anak suci dari seorang martir, jangan lukai pendahulumu.
Jangan sekali sekali berikan tanah air mu yang surgawi ini sekalipun kau ditawari dunia.
Manusia mana yang tidak ingin mati demi tanah surgawi seperti ini.
Syuhada akan bermunculan ketika tnah kami di rebut! Syuhada!
Tidak apa Tuhan mengambil semua yang kucintai dan semua yang kumiliki.
Tapi janganlah Tuhan menjauhiku dari anah air ku yang sejati
Oh tuhan yang gemilang, keinginan dari hati ku yang pilu adalah
Agar tidak ada tangan kotor yang menyentuh kuil kuil suci ku
Azan dan Syahadah ini yang kepadanya telingaku terbiasa, adalah landasan dari agamaku.
Dan marilah suara agung ini berkumandang lantang dan panjang ke seluruh tanah airku yang abadi
Karena hanya dengan begitu, batu nisan ku yang lelah, bilapun ada stu, bersujud seribu kali dalam kebahagian
Dan air mata dari daah yang berkobar mengalir dari semua lukaku.
Dan badanku yang tewas menjulang keluar dari bumi seperit jiwa yang abadi,
Dan mungkin hanya dengan begitu aku bisa bangkit naik keatas dan meraih surga,
Jadi melambai dan berkibarlah di langit senja yang terang, wahai bulan sabit gemilang
Sehingga setiap tetes darah kami menjadi berharga.
Tidak akan pernah, engkau dan ras kami di padamkan.
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki benderaku yang berkibar.
Sebab kemerdekaan adalah hak hakiki bangsaku yang memuji Tuhan.