Puri Anom Tabanan

bangunan kuil di Indonesia

Puri Anom Tabanan adalah sebuah puri di Bali, Indonesia.

Sejarah dan latar belakang

Sejarah Puri Anom Tabanan, tidak terlepas dari ekspansi Kerajaan Majapahit ke Bali pada masa pemerintahan Ratu Tribuwana Tungga Dewi dengan patihnya yang terkenal yaitu Maha Patih Gajah Mada. Patih Gajah Mada beserta pembesar-pembesar kerajaan Majapahit dan para Arya menyerang Bali yang pada saat itu dikuasai oleh seorang Raja yang bergelar Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten.

Delapan orang Arya yang membantu Gajah Mada, setelah berhasil memenangkan perang langsung ditempatkan di masing-masing daerah sebagai seorang raja, yakni:

  1. Arya Kenceng, berkuasa di Pucangan Buahan (Tabanan) dengan diberikan rakyat sebanyak 40.000 orang. Sehingga dapat dipastikan berdirinya Kerajaan Tabanan adalah pada tahun 1343 Masehi atau tahun Caka 1265.
  2. Arya Kutawaringin berkuasa di Gelgel dan diberikan rakyat sebanyak 5.000 orang
  3. Arya Sentong berkuasa di Carang Sari dan diberikan rakyat sebanyak 10(??) orang
  4. Arya Delancang berkuasa di Desa Kapal
  5. Arya Kanuruhan berkuasa di Desa Tangkas
  6. Arya Punta berkuasa di Desa Mambal
  7. Arya Jerudeh berkuasa di Desa Temukti
  8. Arya Tumenggung berkuasa di Desa Petemon
  9. Arya Pamacekan berkuasa di Desa Bondalem
  10. Arya Beleteng berkuasa di Desa Pacung

Kerajaan Tabanan berdiri pada tahun 1343 Masehi, sampai saat ini telah menurunkan sekitar 21 orang raja, di mana raja yang terakhir duduk di singgasana adalah Ida Cokorda Ngurah Rai Perang, yang tewas puputan bersama putra mahkota di Badung sesaat setelah Perang Puputan Badung terjadi pada tahun 1906 karena tidak sudi untuk menyatakan tunduk kepada penjajah Belanda. Putri –putri beliau yang tersisa kemudian pindah ke Puri Anom Tabanan pada tahun 1910 dan menikah di Puri Anom Tabanan.

Puri Anom Tabanan didirikan pada masa pemerintahan Ida Cokorda Ngurah Agung Tabanan, raja yang ke-19, yang berkuasa pada tahun 1810 – 1843. Beliau memerintahkan putranya yang masih muda (Anom) untuk membangun istana baru tepat di sebelah utara puri kerajaan sehingga itu mungkin yang menyebabkan istana itu kemudian disebut sebagai Puri Anom yang dapat diartikan sebagai Istana Muda atau juga Istana yang baru. Sejak saat itu sampai sekarang puri ini dipakai untuk kegiatan keluarga Raja-Raja Tabanan.

Pada bulan Agustus tahun 2003 Puri Anom Tabanan diresmikan oleh bupati selaku kepala pemerintah Daerah Tabanan sebagai salah satu warisan budaya dan sebagai aset Kota Tabanan yang sangat penting untuk dilestarikan. Dalam upaya itu puri dibuka untuk umum agar masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai peninggalan sejarah yang bernilai luhur.

Arsitektur khas kerajaan di Bali dapat ditemui di Puri Anom Tabanan yang berlokasi di jantung Kota Tabanan dan berdiri di kawasan hampir seluas 2 hektar.

Bagian-bagian puri

Terdapat beberapa bagian penting dari bangunan puri yang merupakan ciri khas dari struktur arsitektural sebuah Puri.

  1. Bencingah - Bencingah Puri merupakan Bagian terdepan dari Kompleks ini. Sebuah pohon beringin yang berumur ratusan tahun (diperkirakan ditanam pada saat pembangunanpuri ini) merupakan simbol pengayoman terhadap masyarakat. Pada zaman dahulu pasar selalu berlokasi di depan Bencingah puri. Karena melalui bencingah Raja akan dapat memantau perkembangan ekonomi rakyat. Di Bencingah terdapat sebuah bangunan yang disebut Bale Bengong, tempat Raja memantau kegiatan ekonomi rakyat.
  2. Ancak Saji - Ditandai dengan sebuah gerbang kembar yang bernama Candi Bentar. Terdapat sebuah bangunan kuno berukir motif lama, merupakan tempat melapor untuk tamu yang akan menghadap ke Puri. Disebelah selatannya terdapat Suci Agung Puri, yang merupakan tempat persembahyangan keluarga puri.
  3. Bale Kembar - Kompleks bale-bale ini merupakan tempat upacara pitra yadnya yang paling utama, Upacara pitra yadnya ini bernama munggah Bale kembar. Upacara ini sekarang sangat sulit dilaksanakan karena memakan waktu minimal 6 bulan hingga mencapai 1 tahun.
  4. Tandekan - Tandekan adalah merupakan tempat tamu akan diterima, dan juga sebagai "guest house" atau tempat bermalam tamu-tamu kerajaan yang dihormati.
  5. Saren Agung - Terdapat dua buah saren Agung dan tiga Suci Alit, sebagai tempat untuk upacara manusa yadnya.
  6. Pakraman - Pakraman adalah tempat tinggal dan aktivitas sehari-hari keluarga puri. Terdapat tiga pakraman di puri anom Tabanan, yakni pakraman saren kangin, pakraman saren tengah dan pakraman saren kauh.
  7. Pekandelan adalah tempat tinggal abdi dalem Puri yang dipercaya