Kerusuhan Mei 1998
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibukota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti.
Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa - terutama perusahaan-perusahaan yang dianggap ada hubungannya dengan keluarga Soeharto dan konco-konconya - dirusak secara membabi-buta oleh massa yang mengamuk. Selain itu banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa juga menjadi sasaran amuk massa, terutama di Jakarta dan Surakarta. Sampai saat ini belum begitu jelas siapa yang menunggangi mereka.
Meskipun begitu tetap terbuka pertanyaan mengapa bahakan tidak ada massa yang mendekat ke cendana? Bukankah itu adalah tempat kediaman Soeharto? Ada pendapat bahwa yang dirusak adalah milik orang-orang yang sebelumnya dekat dengan kekuasaan tetapi kemudian mundur dalam kondisi politik saat itu.
Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro Reformasi". Hal yang memalukan ini mengingatkan kita kepada peristiwa Kristallnacht di Jerman pada tahun 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Nazi Jerman.
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia.