Enya, lahir pada 17 Mei 1961, mempunyai nama asli Eithne Ní Bhraonáin (yang dibaca Enya Brennan) adalah musikus solo Irlandia terbaik yang pernah ada. Enya sebenarnya terdiri dari 3 orang: Enya sendiri, yang menyusun dan memainkan musik; Nicky Ryan, yang memproduksi rekaman; dan Roma Ryan, yang menulis lirik dalam berbagai bahasa.

Berkas:Enyaartistnewageirlandiaterbaik.jpg
Sebelum memulai karir solonya, Eithne bergabung dalam band Clannad

Biografi

Latar belakang musik

Eithne lahir di Gweedore, Negara Donegal, di Irlandia pada tahun 1961 di dalam keluarga musikal. Kakek-neneknya adalah anggota band Irlandia; ayahnya adalah pemimpin dari Slieve Foy Band sebelum membuka sebuah pub; dan ibunya bermain dalam sebuah band dansa yang kemudian mengajar musik di Gweedore Comprehensive School. Eithne mempunyai 4 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan, beberapa diantara mereka bermain dalam band An Clann As Dobhair pada 1968 (yang kemudian berganti nama menjadi band Clannad pada sekitar tahun 1970-an).

Pada 1980, Eithne bergabung dalam Clannad dan ia pun memainkan keyboard dan backing vocals dalam album mereka, Crann Úll (1980) and Fuaim (1982). Pada 1982, produser dan manajer Clannad, Nicky Ryan meninggalkan Clannad dan Eithne bergabung dengannya untuk memulai karir solonya sendiri.

Karir Solo

Eithne, bekerja dengan Nicky dan istrinya Roma, mereka merekam dua lagu instrumental berjudul "An Ghaoth Ón Ghrian" ("The Solar Wind") dan "Miss Clare Remembers" yang dirilis pada 1984 dalam album Touch Travel. Eithne mulai ditulis dengan Enya setelah menulis beberapa lagu untuk film The Frog Prince pada tahun 1984. Dia juga dikontrak untuk menyediakan musik untuk soundtrack dokumenter televisi The Celts pada tahun 1986. Musik yang ia produksi mulai diperkenalkan dalam album solo perdananya, Enya (1987) namun hanya mengundang sedikit perhatian pada saat itu.

Enya meraih kesuksesan besar dalam karirnya pada tahun 1988 dengan album Watermark, yang berisikan lagu hit "Orinoco Flow" ("Sail Away"). "Orinoco Flow" menempati puncak tangga lagu di Inggris, dan albumnya terjual delapan juta kopi. Tiga tahun kemudian dia mengeluarkan album hit berikutnya: Shepherd Moons, yang terjual sepuluh juta kopi dan membuat Enya meraih penghargaan Grammy Award pertamanya. Meskipun meraih Grammy untuk "Album New Age Terbaik", Enya sendiri tidak mengklasifikasikan musiknya kedalam aliran tersebut. Dan empat tahun kemudian, Enya kembali mendapatkan Grammy Award untuk albumnya The Memory Of Trees (1995).

Pada 1997, Enya meliris koleksi hits terbaiknya Paint The Sky With Stars: The Best of Enya, yang berisikan dua lagu baru. Dia pernah ditawarkan kesempatan untuk menyusun lagu untuk soundtrack film James Cameron, Titanic, pada tahun 1997, namun Enya menolaknya. Yang kemudian Cameron meminta komposer James Horner untuk mengadaptasi gaya Enya untuk lagunya. Yang hasilnya sangat mirip dengan hasil Enya sehingga beberapa sumber secara tidak sengaja melakukan kesalahan dengan menuliskan Enya sebagai penyusun lagu-lagu tersebut.

Setelah penungguan lama selama lima tahun, Enya merilis A Day Without Rain pada tahun 2000. Setelah serangan 11 September 2001, lagunya "Only Time" (dari A Day Without Rain) sering digunakan sebagai latar belakang pada sejumlah laporan radio dan TV mengenai serangan tersebut. Dia semula tidak setuju dengan penggunaan itu, terutama setelah beberapa versi tidak resmi dari "Only Time" yang dicampur dengan berbagai sound efek dari serangan tersebut mulai bermunculan. Yang akhirnya dia menyetujui untuk meliris edisi spesial dari lagu tersebut dengan sumbangan bagi para keluarga korban. Bagaimanapun, banyak fans Enya yang merasa marah dan tersinggung kalau musiknya telah dihubungkan dengan serangan tersebut. Yang kemudian terjadi kembali pada tahun 2002 dalan acara CNN, Larry King Live, ketika gambar-gambar dari perang Afghanistan ditampilkan dan pada waktu yang bersamaan terdengar "May It Be", sebuah lagu Enya yang tidak ada hubungannya dengan perang sama sekali. Hal ini telah memicu sejumlah komplain dari komunitas penggemar Enya.

Enya sendiri mengakui bahwa dia adalah pekerja yang lambat ketika saat mengkomposisi musik. Akibatnya, penggemarnya harus menunggu selama lima tahun untuk menikmati tiap albumnya. Pada tahun 2004, Enya diberitakan sedang mengerjakan album berikutnya, tapi belum ada tanggal pengeluaran yang dikeluarkan secara resmi. Pada September 2004, lagu baru berjudul "Sumiregusa" diperkenalkan di Jepang sebagai bagian dari periklanan Panasonic. Dalam pengumuman lagu tersebut, Warner Music Japan mengumumkan bahwa album terbaru Enya dijadwalkan diliris (di Jepang, setidaknya) pada pertengahan November. Setelah timbul kegembiraan diantara para penggemar. Enya mengeluarkan press release pada website resminya pada tanggal 19 September, bahwa hal itu adalah suatu kesalahan dan tidak ada album baru dalam waktu segera ini.

Website resmi Enya di Jerman (www.enya.de) telah menyatakan bahwa album baru Enya mungkin akan dirilis di Jerman pada November 2005. Warner Music Germany telah menetapkan tanggal pengeluaran ini. Bagaimanapun, Aigle Music, yang dimiliki oleh Eithne Brennan dan Ryans secara langsung, belum mengumumkan pemberitahuan apapun. Sampai akhirnya pada tanggal 23 September 2005, Roma Ryan mewakili Enya mengumumkan bahwa Album terbaru Enya, yang berjudul "Amarantine" akan diliris pada akhir November 2005. Dan pada 21 November 2005, Amarantine diliris di seluruh dunia. Album tersebut mengandung 12 lagu baru yang termasuk didalamnya lagu "Sumiregusa (Wild Violet)".

Musik

Sejumlah lagu Enya dinyanyikan sepenuhnya dalam bahasa Irlandia atau Latin, sementara yang lain bercampur dengan bahasa Inggris atau Inggris sepenuhnya. Roma Ryan telah menulis lirik dalam bahasa Welsh, Irlandia, Latin, Spanyol, dan bahkan bahasa yang diciptakan oleh J. R. R. Tolkien. Dan pada album "Amarantine", Roma Ryan telah berhasil menciptakan bahasa fiksi yang bernama "Loxian". Yang terinspirasi oleh bahasa kaum peri dari seri The Lord Of The Rings. dan memakainya pada tiga lagu pada album Amarantine.

Enya telah menampilkan beberapa lagu yang berhubungan dengan The Lord of The Rings oleh J. R. R. Tolkien, termasuk "Lothlórien" (instrumental) pada tahun 1991 dan "May It Be" (dinyanyikan dalam bahasa Inggris dan Quenya) dan "Aníron" (dalam bahasa Sindarin) pada tahun 2001 – dua lagu terakhir muncul sebagai soundtrack film Peter Jackson, The Lord of The Rings: The Fellowship of the Ring. "May It Be" dinominasikan pada upacara Academy Award tahun 2002 sebagai lagu terbaik, namun kalah oleh lagu milik Randy Newtman, "If I Didn't Have You" dari Monsters, Inc.

Enya telah memberikan beberapa pertunjukan secara live dalam berbagai acara televisi, peristiwa, dan upacara (pertunjukan terakhirnya adalah ketika acara tribute untuk keluarga Brennan yang mengambil tempat di Letterkenny) tetapi dia belum melakukan satu konser pun. Walaupun katanya, dia ingin sekali untuk melakukan itu suatu hari, dan menganggap itu adalah suatu tantangan besar.


Album

  • Enya (1987)
  • Watermark (1988)
  • Shepherd Moons (1991, memenangkan Grammy Award 1992 untuk "Album New Age Terbaik")
  • The Celts (1992) (rilis ulang dari album Enya tahun 1987)
  • The Memory of Trees (1995, memenangkan Grammy Award 1996 untuk "Album New Age Terbaik")
  • Paint The Sky With Stars (1997) (koleksi terbaik dengan dua lagu baru)
  • A Day Without Rain (2000, memenangkan Grammy Award 2001 untuk "Album New Age Terbaik")
  • Amarantine (2005, diliris pada 21 November 2005)

Single

  • I Want Tomorrow (1987)
  • Evening Falls... (1988)
  • Orinoco Flow (1988)
  • Storms In Africa (1989)
  • 6 Tracks (1989)
  • Oíche Chiún (Silent Night) (1989)
  • 3 Tracks EP (1990)
  • Exile (1991)
  • Caribbean Blue (1991)
  • How Can I Keep From Singing? (1991)
  • Book Of Days (1992)
  • The Celts (1992)
  • Marble Halls (1994)
  • The Christmas EP (1994)
  • Anywhere Is (1995)
  • On My Way Home (1996)
  • Only If... (1997)
  • Only Time (2000)
  • Wild Child (2001)
  • Only Time (Remix) (2001)
  • May It Be (2002)
  • Amarantine (2005)

Pranala luar