Uang koin rupiah

Revisi sejak 10 Maret 2016 07.22 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (Robot: Perubahan kosmetika)

Koin Rupiah Indonesia pertama kali beredar pada tahun 1951 dan 1952. Meskipun mata uang rupiah sudah diicetak oleh pemerintah Republik Indonesia, namun bentuknya adalah kertas, karena logam masih terlalu langka untuk pemerintahan yang baru dibentuk.

Karena inflasi yang tinggi pada akhir tahun 1950-an hingga awal tahun 1960-an, tidak ada koin yang dikeluarkan setelah tahun 1961, dan koin yang masih beredar tidak berharga.

Rupiah baru dicetak sebagai usaha untuk mengurangi inflasi tahun 1965. Pada tahun 1971, ekonomi dan inflasi dibawah Orde Baru Soeharto menjadi stabil, dan koin kembali beredar dengan nilai 1, 5, 10, 25 dan 50 rupiah, dengan 100 rupiah ditambah dua tahun kemudian. Karena inflasi, nilai koin Rupiah yang ada kini adalah 25, 50, 100, 200, 500 dan 1000 rupiah.

Koin rupiah beredar

Kini terdapat dua seri koin rupiah yang beredar di pasar: koin aluminium perunggu dan bi-metalik tahun 1991–1998, serta koin aluminium yang lebih ringan yang beredar sejak 1999 hingga kini.

Koin rupiah Indonesia [1]
Gambar Value Seri Diameter Tebal Berat Bahan Depan Belakang Ketersediaan
Depan Belakang
Rp 50 1999 20 mm 2 mm 1,36 gram Aluminium Garuda Pancasila Nominal "50" dan burung Kepodang Rendah
Rp 100 1999 23 mm 2 mm 1,79 gram Nominal "100" dan burung Kakatua Raja Tinggi
Rp 200 2003 25 mm 2.3 mm 2,38 gram Nominal "200" dan burung Jalak bali
Rp 500 1991 24 mm 1.8 mm 5,29 gram Aluminium Perunggu Nominal "500" dan bunga Melati Rendah
1997 1.83 mm 5,34 gram Menengah
2003 27 mm 2.5 mm 3,1 gram Aluminium Tinggi
Rp 1,000 1993 26 mm 2 mm 8,6 gram Bi-metal (Nikel dan Aluminium Perunggu) Kelapa sawit dan nominal "1000" Rendah
2010 26 mm 2 mm 8,6 gram Baja berlapis Nikel Garuda Pancasila dan nominal "1000" Angklung dan Gedung Sate Tinggi

Pranala luar

Referensi