Sesajen

Makanan Yang Memiki Filosofi Khusus
Revisi sejak 14 Maret 2016 15.37 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh Cakkavatti) dan mengembalikan revisi 11376961 oleh Rachmat04)

Sesajen atau sajen adalah sejenis persembahan kepada dewa atau arwah nenek moyang pada upacara adat di kalangan penganut kepercayaan kuno di Indonesia,[1] seperti pada Suku Sunda, Suku Jawa, Suku Bali dan suku lainnya.[butuh rujukan]

Sebuah contoh sesajen sederhana pada upacara hari pertama mengayun bayi dalam masyarakat Suku Sunda Dayeuhluhur

Benda sesajen

Benda sesajen berbeda dengan benda untuk persembahan, kurban atau tumbal, di mana sesajen hanya dibuat untuk kepentingan upacara adat skala kecil dengan tujuan yang berupa rutinitas adat dan memiliki "tujuan baik".[butuh rujukan]

Benda sesajen biasanya hanya sederhana berupa rangkaian bunga dan daun yang berbau wangi seperti melati dan irisan daun pandan, kemudian buah-buahan dan makanan jajanan pasar, yang kemudian diiringi pembakaran kemenyan sebagai pengantar kepada nenek moyang.[butuh rujukan]

Referensi

  1. ^ Majalah Asy-Syariah edisi 112 Topeng Tebal Islam Nusantara. Yogyakarta. hlm. 25. Penanda Google Books: EXJiCwAAQBAJ.