Bagurau

sastra lisan Minangkabau
Revisi sejak 15 Maret 2016 19.22 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (→‎Referesi: minor cosmetic change)

Bagurau (bahasa Indonesia: bergurau), kadang disebut pula badendang (bahasa Indonesia: berdendang) adalah sastra lisan Minangkabau yang tersebar luas di hampir semua wilayah Minangkabau. Sastra lisan ini berbentuk pendendangan pantun-pantun lepas dengan iringan saluang. Sesuai namanya, tujuan bagurau adalah untuk bergurau atau berkelakar dengan tema-tema meliputi: keluh-kesah, kedukaan, sindiran, ajakan, dan rayuan. Irama dalam bagurau disebut lagu. Lagu ini ada bermacam-macam, sebagian besar bersifat sentimental. Namun begitu, secara umum terdapat dua lagu dalam bagurau yaitu ratok di daerah Solok dan sekitarnya dan singgalang di daerah Agam dan sekitarnya. Dalam bentuk pertunjukkan, bagurau dilakukan oleh dua orang atau lebih: satu orang pemain saluang dan satu atau dua orang pendendang. Dalam pertunjukkan ini, pendendang menciptakan pantun-pantun tersebut secara spontan. Selain sebagai pertunjukkan, bagurau juga dilakukan oleh orang-orang sepergaulan yang sedang bekerja bersama-sama. Mereka berdendang saling bergantian. Karena bukan sebagai pertunjukkan, kegiatan bagurau ini kadang diiringi saluang dan kadang tidak. Saat ini, budaya bagurau mulai jarang ditemui di ranah Minangkabau.[1]

Catatan kaki

Referesi

  • Amir, Adriyetti; Anwar, Khairil (2006). Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang: Andalas University Press. ISBN 979109708-9.