Candi Laras

bangunan kuil di Indonesia
Revisi sejak 15 Maret 2016 19.55 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (→‎top: minor cosmetic change)

Candi Laras adalah situs candi berukuran kecil yang terdapat di desa Candi Laras, Candi Laras Selatan, Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan yang ditemukan pada lokasi yang dinamakan penduduk dengan sebutan Tanah Tinggi yang terletak pada posisi koordinat 2°37′12″S 114°56′0″E / 2.62000°S 114.93333°E / -2.62000; 114.93333. Pada situs candi ini ditemukan potongan-potongan arca Batara Guru memegang cupu, lembu Nandini dan lingga. Semuanya disimpan di Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru. Letak candi ini tidak berada pada lokasi yang strategis, sehingga diperkirakan candi ini didirikan untuk maksud-maksud tertentu dan diperkirakan merupakan candi kenegaraan. Di dalam daerah yang berdekatan dengan candi ini, yaitu di daerah aliran sungai Amas ditemukan pula sebuah arca Buddha Dīpankara dan potongan batu yang bertuliskan aksara Pallawa yang berkaitan dengan agama Buddha, berbunyi "siddha" (selengkapnya seharusnya berbunyi "jaya siddha yatra" artinya "perjalanan ziarah yang mendapat berkat"). kalimat tersebut mengingatkan pada baris ke sepuluh prasasti kedukan bukit peninggalan kerajaan Sriwijaya abad ke 7 M "Sriwijaya jaya siddha yatra subhiksa". kemiripan kalimat pada kedua prasasti mungkin menunjukan adanya hubungan antara kerajaan Sriwijaya dengan Tapin. Berdasarkan penemuan benda arkeologi yang ditemukan situs ini berasal dari abad ke-8 atau ke-9.[1] Situs purbakala Candi Laras ini diperkirakan dibangun pada 1300 Masehi oleh Jimutawahana, keturunan Dapunta Hyang dari kerajaan Sriwijaya. Jimutawahana inilah yang diperkirakan sebagai nenek moyang warga Tapin.[2]

Candi Laras di Kalimantan
Candi Laras
Candi Laras
Peta lokasi situs Candi Laras

Galeri

Pranala Luar

Catatan kaki

  1. ^ (Inggris) Francis, Peter (2002). Asia's maritime bead trade: 300 B.C. to the present. University of Hawaii Press. hlm. 139. ISBN 9780824823320.  ISBN 0-8248-2332-X
  2. ^ (Indonesia) PENELITIAN AWAL TEMUAN PERAHU KUNA