Mbombo

Revisi sejak 15 Maret 2016 22.43 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Referensi: minor cosmetic change)

Mbombo, juga disebut Bumba, adalah dewa pencipta dalam agama dan mitologi Kerajaan Kuba di Afrika Tengah. Pada mitologi penciptaan Mbombo, ia adalah raksasa berkulit putih yang memiliki bentuk manusia.[1]

Pada awalnya, Mbombo sendirian. Kegelapan dan air meliputi seluruh bumi. Mbombo tiba-tiba merasakan rasa sakit pada perutnya. Ia lalu memuntahkan matahari, bulan, dan bintang. Panas dan cahaya dari matahari menguapkan air yang menyelimuti Bumi, menciptakan awan, dan selanjutnya, bukit-bukit kering muncul dari air. Selanjutnya sang dewa muntah sekali lagi, mengeluarkan sembilan hewan: macan tutul (Koy Bumba), elang (Ponga Bumba), buaya (Ganda Bumba), ikan (Yo Bumba), kura-kura (Kono Bumba), hewan yang seperti macan tutul hitam (Tsetse Bumba), bangau putih (Nyanyi Bumba), scarab, dan kambing bernama Budi. Mbombo juga memuntahkan banyak manusia, salah satunya putih seperti dirinya (Loko Yima).[2][3]

Sembilan hewan tersebut menciptakan semua makhluk-makhluk dunia. Bangau menciptakan semua burung kecuali burung rajawali, buaya menciptakan ular dan iguana. Si kambing menghadirkan semua binatang bertanduk, scarab membawa serangga, dan Yo Bumba menciptakan semua ikan.[4]

Tiga putra Mbombo lalu berkata akan menyelesaikan penciptaan dunia. Nyonye Ngana memuntahkan semut putih, tetapi meninggal sesudahnya.[5] Untuk menghormatinya, si semut menggali tanah yang dalam, mencari tanah gelap untuk menguburnya, dan mengubah pasir tandus di permukaan bumi. Anak kedua, Chonganda, menciptakan tanaman pertama, yang membangkitkan semua pohon, rumput, dan bunga. Chedi Bumba, putra ketiga, menciptakan burung terakhir, burung rajawali.[6]

Tsetse Bumba mengakibatkan masalah di bumi, sehingga Mbombo mengejarnya ke langit, dan Tsetse Bumba menjadi petir. Akibatnya, orang tidak memiliki api, sehingga Mbombo menunjukkan mereka cara membuatnya dari kayu. Begitu penciptaan selesai, sang dewa pergi ke surga, dan meninggalkan Loko Yima menjadi "dewa atas bumi".[7][8] Perempuan air, Nchienge, tinggal di Timur, dan putranya, Woto, menjadi raja pertama Kuba.[9]

Referensi

  1. ^ Budge 2003, hlm. 364
  2. ^ Budge 2003, hlm. 364
  3. ^ Sproul 1979, hlm. 44
  4. ^ Sproul 1979, hlm. 44
  5. ^ Budge 2003, hlm. 364
  6. ^ Sproul 1979, hlm. 44
  7. ^ Budge 2003, hlm. 364
  8. ^ Sproul 1979, hlm. 44
  9. ^ Knappert 1977, hlm. 34–35