Baluwarti (dari Bahasa Portugis: Baluarte), disebut pula Baluwara (dari Bahasa Belanda: Bolwerk, Bahasa Inggris: Bulwark) ataupun Bastion (dari Bahasa Perancis:Bastillon, Bastille), adalah struktur menyiku yang dibangun mengarah ke luar pada dinding Benteng berartileri. Baluwarti tercanggih memiliki dua sisi menghadap ke depan dan dua sisi menghadap ke samping sehingga tembakan dari sisi samping mampu melindungi dinding benteng dan baluwarti-baluwarti terdekat.[1] Baluwarti adalah salah satu unsur dalam rancang-bangun kubu pertahanan yang menonjol sejak pertengahan abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-19. Benteng dengan baluwarti memiliki kemampuan bertahan pasif yang lebih tinggi dan ruang lingkup pertahanan yang lebih luas dibanding benteng abad pertengahan yang digantikannya.

Gambar sebuah baluwarti

Efektivitas

 
Sebuah baluwarti di Benteng Komárno (Slovakia).

Ditinjau dari beberapa segi, baluwarti berbeda dari menara pertahanan abad pertengahan. Baluwarti lebih pendek dari pada menara dan lazimnya sama tinggi dengan dinding benteng. Tinggi menara memang membuatnya sulit dipanjat namun juga menjadikannya mudah disasar tembakan artileri. Lazimnya di depan baluwarti terdapat parit, dan di tepi seberang parit didirikan pematang tinggi yang perlahan-lahan melandai. Tanggul miring ini melindungi baluwarti dari meriam pihak penyerang sementara jarak ketinggian dari dasar parit hingga ke puncak baluwarti menjadikannya tetap sulit dipanjat.

Jauh berbeda dari menara-menara akhir abad pertengahan yang berdinding melingkar, baluwarti (terkecuali yang mula-mula dibangun) berdinding rata. Dinding yang rata ini berarti tak ada lagi area yang lazimnya tak dapat dibidik dari atas menara bundar, sehingga memungkinkan pihak bertahan untuk melepaskan tembakan secara langsung ke sasaran manapun di depan baluwarti.

Baluwarti juga menempati area yang lebih luas dari pada menara pada umumnya. Kenyataan ini memungkinkan baluwarti diperlengkapi dengan lebih banyak meriam, dan menyediakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi para operator meriam.

Baluwarti-baluwarti yang masih bertahan sampai sekarang biasanya berlapis batu. Tidak seperti dinding menara yang sengaja dibuat tebal agar kebal peluru, dinding batu pada baluwarti ini hanya berfungsi untuk mempertahankan bentuk bangunan. Peluru meriam diharapkan menembus untuk kemudian diredam oleh padatan tanah atau kerikil di balik dinding batu ini. Puncak baluwarti rentan terhadap tembakan pihak penyerang dan lazimnya tidak dilapisi dengan batu, karena hantaman peluru meriam pada permukaan berbatu akan menghasilkan pentalan kerikil-kerikil tajam yang sangat berbahaya bagi pihak bertahan.

Baluwarti yang berhasil direbut dapat dijadikan pangkal kekuatan oleh pihak penyerang untuk untuk melancarkan serangan-serangan berikutnya. Beberapa baluwarti dirancang untuk sedapat mungkin menanggulangi permasalahan ini,[2] yakni dengan menempatkan struktur pertahanan kedua berupa jurang buatan di belakang baluwarti sehingga memisahkannya dari tembok pertahanan utama[3]

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Whitelaw 1846, p. 444
  2. ^ Patterson, B.H. (1985). A Military Heritage A history of Portsmouth and Portsea Town Fortifications. Fort Cumberland & Portsmouth Militaria Society. hlm. 7–10. 
  3. ^ Hyde, John (2007). Elementary Principles of Fortification. Doncaster: D.P&G. hlm. 50–54. ISBN 978-1-906394-07-3. 
  4. ^ Konstantin Nossov; Brian Delf (illustrator) (2010). The Fortress of Rhodes 1309-1522. Osprey Publishing. hlm. 26. ISBN 978-1-84603-930-0. 

Referensi

  • Whitelaw, A., ed. (1846), The popular encyclopedia; or, 'Conversations Lexicon', I, Glasgow, Edinburgh, and London: Blackie & Son 
  • Harris, John. "Bastions" (PDF). Fortress Study Group. Diakses tanggal 2 March 2012.