KLM

perusahaan asal Belanda
Revisi sejak 24 Maret 2016 00.29 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (→‎Jet Age: Perbaikan tata bahasa, penggabungan ke sub bahasan sejarah, karena lebih sesuai)

KLM (lengkapnya: Koninklijke Luchtvaart Maatschappij, secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara Kerajaan) adalah maskapai penerbangan nasional Belanda.[4] KLM berkantor pusat di Amstelveen, dengan operasinya berpusat di Bandara Amsterdam Schiphol. Pada bulan Mei 2004, KLM bergabung dengan Air France, untuk membentuk Air France-KLM. Namun, kedua maskapai penerbangan ini akan tetap terbang dengan merek mereka masing-masing. KLM juga merupakan anggota dari aliansi maskapai SkyTeam. KLM didirikan pada tahun 1919, sehingga KLM adalah maskapai penerbangan tertua yang masih beroperasi hingga saat ini dengan nama yang sama.

KLM
Koninklijke Luchtvaart Maatschappij
IATA ICAO Kode panggil
KL KLM KLM
Didirikan7 Oktober 1919; 104 tahun lalu (1919-10-07)
PenghubungBandara Amsterdam Schiphol
Program penumpang setiaFlying Blue
Lounge bandara
  • KLM Crown Lounge
  • SkyTeam Lounge
AliansiSkyTeam
Anak perusahaan
Armada115
Tujuan138
SloganJourneys of Inspiration
Perusahaan indukAir France-KLM
Kantor pusatAmstelveen, Belanda
Tokoh utama
Pendapatan€9,643 milliar (2014)
Laba operasi€175 juta (2014)
Karyawan32.685 (2014)
Situs webklm.com

KLM mempunyai beberapa anak perusahaan, yakni KLM Cityhopper, KLM Cargo, KLM Flight Academy, KLM Engineering and Maintenance, Martinair, dan Transavia.com. KLM juga memegang 80% saham di Transavia Airlines, 50% di Martinair, dan 26% di Kenya Airways. KLM UK adalah anak perusahaan KLM lainnya, namun akhirnya digabung dengan KLM Cityhopper. KLM tercatat di bursa saham Amsterdam, New York dan Paris.

KLM mengoperasikan penerbangan penumpang dan kargo terjadwal ke hampir 130 destinasi. KLM telah lama mendapat reputasi sebagai salah satu maskapai penerbangan teraman di dunia [butuh rujukan]. Program penumpang setia KLM diberi nama Flying Blue. KLM telah menjalin kerja sama dengan berbagai maskapai, baik dengan anggota SkyTeam yang lain ataupun bukan.


Kantor pusat KLM
KLM Boeing 737
KLM Cityhopper Fokker 70

Sejarah

Pendirian dan Tahun-Tahun Awal

 
Sebuah poster KLM, mungkin berasal dari akhir dekade 1920an, saat KLM baru saja membuka rute ke Jakarta[5]

Pada tahun 1919, seorang letnan penerbang muda bernama Albert Plesman menyeponsori pameran dirgantara ELTA, yang diadakan di Amsterdam. Pameran ini menuai sukses, sehingga setelah menarik uangnya dari investasi lain, ia pun berniat mendirikan maskapai penerbangan.[6] Pada bulan September 1919, Ratu Wilhelmina menganugerahkan maskapai yang bahkan belum didirikan ini dengan gelar "Koninklijke" (Kerajaan).[7] Pada tanggal 7 Oktober 1919, delapan pebisnis asal Belanda, termasuk Frits Fentener van Vlissingen, pun resmi mendirikan Koninklijke Luchtvaart Maatschappij (disingkat KLM) sebagai salah satu maskapai penerbangan pertama di dunia. Plesman pun ditunjuk menjadi administratur dan direktur pertama KLM.[6]

KLM pun terbang pertama kali pada tanggal 17 Mei 1920, dari Bandara Croydon, London, ke Amsterdam, dengan Jerry Shaw bertindak sebagai penerbangnya.[7] Penerbangan ini menggunakan sebuah De Haviland DH-16 bekas milik Aircraft Transport and Travel,[7] dengan kode registrasi G-EALU, membawa serta dua orang jurnalis asal Inggris dan beberapa surat kabar. Selama tahun 1920, KLM berhasil mengangkut total 440 orang penumpang dan 22 ton kargo. Pada bulan April 1921, setelah libur musim dingin, KLM melanjutkan operasinya dengan penerbangnya sendiri, dan dengan pesawat Fokker F.II dan Fokker F.III miliknya sendiri.[7] Pada tahun 1921, KLM memulai penerbangan terjadwal.

 
Fokker F-XVIII milik KLM di Hindia Belanda, 1932.

Penerbangan antar benua pertama KLM resmi dibuka pada tanggal 1 Oktober 1924,[7] dengan tujuan ke Batavia, di Hindia Belanda. Penerbangan pertama ini menggunakan sebuah Fokker F.VII[7] dengan kode registrasi H-NACC, dan diterbangkan oleh Van der Hoop.[8] Pada bulan September 1929, penerbangan terjadwal antara Amsterdam dan Batavia pun resmi diumumkan. Hingga meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939, penerbangan ini adalah penerbangan terjadwal terjauh di dunia.[7] Hingga tahun 1926, KLM telah melayani penerbangan ke Amsterdam, Rotterdam, Brussels, Paris, London, Bremen, Copenhagen, dan Malmö, menggunakan pesawat Fokker F.II dan Fokker F.III.[9]

 
Douglas DC-2 milik KLM bernama Uiver, sedang transit di Lapangan Udara Rambang, di pesisir timur Pulau Lombok, saat sedang mengikuti MacRobertson Air Race, dari Mildenhall, Inggris ke Melbourne pada tahun 1934.

Selama tahun 1930, KLM berhasil mengangkut total 15.143 penumpang. Douglas DC-2 pun mulai dipakai untuk penerbangan ke Batavia pada tahun 1934. KLM juga mulai melayani rute transatlantik antara Amsterdam dan Curaçao pada bulan Desember 1934, dengan menggunakan Fokker F.XVIII bernama "Snip".[7] Pada tahun 1936, KLM resmi menerima Douglas DC-3 pertamanya, DC-3 inipun digunakan untuk menggantikan DC-2 yang sebelumnya melayani rute ke Sydney via Batavia. KLM adalah maskapai pertama yang melayani rute ke bandara baru Manchester, mulai bulan Juni 1938. KLM adalah satu-satunya maskapai penerbangan sipil yang menerima Douglas DC-5, dimana KLM menjual dua diantaranya ke pemerintah lokal Hindia Belanda.

Perang Dunia II

 
Douglas DC-3 milik KLM di Bandara Manchester, pada tahun 1947

Ketika Perang Dunia II meletus pada tahun 1939, dan Belanda diduduki Jerman pada tahun 1940, sejumlah pesawat KLM (kebanyakan berjenis DC-3 dan beberapa DC-2) tetap terbang ke Timur Jauh dan Eropa. Lima unit DC-3 dan satu unit DC-2 pun diungsikan ke Inggris. Selama perang, pesawat-pesawat ini tetap melayani penerbangan berjadwal antara Bristol dan Lisbon dibawah nama BOAC.[butuh rujukan]

Satu unit Douglas DC-3 berkode registrasi PH-ALI "Ibis", yang lalu diubah kodenya menjadi G-AGBB, diserang beberapa kali oleh Luftwaffe pada tanggal 15 November 1942, 19 April 1943, dan akhirnya pada tanggal 1 Juni 1943 saat pesawat ini terbang sebagai BOAC Penerbangan 777, yang menyebabkan seluruh penumpang dan awaknya terbunuh.

Beberapa pesawat KLM lain juga beroperasi di wilayah Australia dan Hindia Belanda, di bawah bendera KNILM (dengan kode registrasi Hindia Belanda, PK-***), yang juga ikut mengangkut warga negara Belanda yang melarikan diri dari serangan Jepang tahun 1942. [butuh rujukan]

Pasca Perang Dunia II

Setelah Perang Dunia II berakhir pada bulan Agustus 1945, KLM pun segera membangun ulang jaringannya. Prioritas Plesman adalah untuk membuka kembali rute ke Batavia, karena Hindia Belanda waktu itu tengah memberontak terhadap penjajahan Belanda. Rute ini akhirnya dibuka kembali pada akhir tahun 1945.[6] Penerbangan domestik dan Eropa juga dibuka kembali pada bulan September 1945, dengan menggunakan pesawat Douglas DC-3 dan Douglas DC-4.[7] Pada tanggal 21 Mei 946, KLM menjadi maskapai asal Eropa pertama yang membuka rute transatlantik dari Amsterdam ke New York City, dengan menggunakan Douglas DC-4.[7] Hingga tahun 1948, KLM juga telah berhasil membangun ulang jaringan dan pelayanannya ke Benua Afrika dan Amerika.[6]

 
Lockheed L-749A Constellation milik KLM pada tahun 1953.

Beberapa Lockheed Constellation[10] dan Douglas DC-6[11] pun dibeli oleh KLM pada akhir dekade 1940an, begitu juga Convair 240, yang digunakan oleh KLM untuk rute ke Eropa pada akhir tahun 1948.[butuh rujukan]

Pada periode ini, pemerintah Belanda juga menyatakan ketertarikannya untuk meningkatkan kepemilikan saham di KLM, sehingga KLM dapat dinasionalisasi. Tetapi, Plesman ingin agar KLM tetap menjadi swasta, sehingga ia hanya memberikan sedikit kepemilikan saham ke pemerintah Belanda.[6] Pada tahun 1950, KLM berhasil mengangkut total 356.069 penumpang. Ekspansi jaringan KLM tetap berlanjut pada dekade 1950an dengan menambah beberapa rute ke Amerika Utara.[6] Armada KLM pun bertambah dengan dibelinya versi terbaru dari Lockheed Constellation, dan juga Lockheed Electra, dimana KLM adalah maskapai pertama di Eropa yang menerbangkannya.[6]

 
Vickers Viscount 803, milik KLM

Pada tanggal 31 Desember 1953, pendiri dan presiden KLM, Albert Plesman, meninggal dunia pada usia 64 tahun.[1][2] Sehingga posisinya digantikan oleh Fons Aler.[12] Dibawah kepemimpinannya, KLM mengalami kesulitan finansial, akibat mahalnya peralihan ke pesawat jet. Pemerintah Belanda pun meningkatkan kepemilikan sahamnya di KLM ke 66.67%, dan lalu menasionalisasinya.[6]

Pada tanggal 25 Juli 1957, KLM memperkenalkan simulator penerbangan Douglas DC-7C miliknya. Hal ini karena KLM akan menggunakan DC-7C untuk melayani rute transpolar dari Amsterdam ke Tokyo via Anchorage pada tanggal 1 November 1958.[7] Tiap awak yang menerbangi rute ini juga dibekali dengan alat pertahanan hidup, termasuk sebuah senapan 7.62 mm AR-10 untuk melawan beruang kutub, jika tiba-tiba pesawat harus mendarat darurat di wilayah kutub.[13]

Era Pesawat Jet

Dimulai pada bulan September tahun 1959, maskapai ini memperkenalkan turboprop empat mesin Lockheed Electra ke beberapa rute Eropa dan Timur Tengah. Pada bulan Maret 1960, KLM memperkenalkan Douglas DC-8 pertama ke armadanya. Pada tahun 1961, KLM melaporkan tahun pertama kerugian. Pada tahun 1961, presiden KLM, Fons Aler, digantikan oleh Ernst van der Beugel. Tetapi Perubahan kepemimpinan tidak menyebabkan kesulitan keuangan KLM berubah. Van der Beugel mengundurkan diri sebagai presiden pada tahun 1963 karena alasan kesehatan. Horatius Albarda ditunjuk untuk menggantikan Ernst van der Beugel sebagai presiden KLM pada tahun 1963. Alberda memulai reorganisasi perusahaan yang menyebabkan pengurangan staf dan pelayanan udara. Pada tahun 1965, Alberda meninggal dalam kecelakaan udara. Kemudian Dr. Gerrit van der Wal menggantikan Alberda sebagai presiden KLM. Van der Wal menjalin kesepakatan dengan pemerintah Belanda bahwa KLM akan dijalankan sekali lagi sebagai perusahaan swasta tanpa campur tangan dari pemerintah. Pada 1966, saham dari pemerintah Belanda di KLM dikurangi menjadi saham minoritas menjadi 49,5%. Pada tahun 1966, KLM memperkenalkan Douglas DC-9 di rute Eropa dan Timur Tengah.

Bangunan terminal baru di Bandara Schiphol Amsterdam dibuka pada bulan April 1967 dan pada tahun 1968, Douglas DC-8-63 masuk dalam armada KLM. Dengan kapasitas 244 kursi, pesawat tersebut adalah pesawat terbesar pada saat itu. KLM merupakan maskapai pertama untuk menempatkan Boeing 747-200B ke dalam layanan mulai Februari 1971 didukung oleh mesin Pratt & Whitney JT9D, sehingga KLM memulai awal era maskapai jet berbadan lebar. Pada Maret 1971 , KLM membuka kantor pusatnya di Amstelveen. Pada tahun 1972, KLM membeli Douglas DC-10 yang pertama. Pesawat ini adalah respon McDonnell Douglas untuk Boeing 747.

Pada tahun 1973, Sergio Orlandini ditunjuk untuk menggantikan Gerrit van der Wal sebagai presiden KLM. Pada saat KLM serta maskapai lainnya harus berurusan dengan kelebihan kapasitas. Orlandini mengusulkan untuk mengkonversi 747 menjadi 747 Combi yang bisa membawa kombinasi penumpang dan barang. Pada bulan November 1975, 747-200 combi ditambahkan ke armada KLM

Krisis minyak tahun 1973 menyebabkan kondisi ekonomi menjadi sulit, menyebabkan KLM untuk mencari bantuan pemerintah dalam mengatur utang. KLM menerbitkan saham tambahan kepada pemerintah. Pada akhir tahun 1970, saham pemerintah telah meningkat lagi menjadi saham mayoritas sebanyak 78%. Sekali lagi KLM dinasionalisasi.

Armada

KLM Fleet
Aircraft In Service Orders Passengers Notes
C Y+ Y Total
Airbus A330-200 11 1 30 35 178 243 2013-04
Airbus A330-300 2 2 30 40 224 294 2012-04, 2013-01
Boeing 737-700 18 0 var. 0 var. 129
Boeing 737-800 23 4 var. 0 var. 171 2013-04, 2013-05, 2013-08, 2013-10
Boeing 737-900 5 0 var. 0 var. 189
Boeing 747-400 6 0 42 38 335 415
Boeing 747-400M 16 0 42 38 195 275
Boeing 777-200ER 15 0 35 34 249 318
Boeing 777-300ER 5 3 35 40 350 425 2012-06, 2012-07, 2013-05
McDonnell Douglas MD-11 10 0 24 34 227 285 To be replaced on short term by A330 and B777 on order.
KLM Cargo Fleet
Boeing 747-400ERF 4 0 112,760 kg All leased to Martinair Cargo
Total 114 11

 
Evolusi logo KLM

Referensi

  1. ^ a b "The Flying Dutchman is Forty". FLIGHT International. 76 (2638): 321. 2 October 1959. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  2. ^ a b "The Netherlands' Aviation Industry – KLM Royal Dutch Airlines". FLIGHT International. 99 (3244): 686. 13 May 1971. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  3. ^ "Pieter Elbers appointed President and CEO of KLM, replacing Camiel Eurlings" (Siaran pers). KLM. 15 October 2014. Diakses tanggal 15 October 2014. 
  4. ^ "Air France: Strikers against reality". The Economist. Paris. 20 September 2014. Diakses tanggal 14 April 2015. 
  5. ^ Vrije Universiteit Amsterdam. "Urban Nebula". 
  6. ^ a b c d e f g h "Koninklijke Luchtvaart Maatschappij, N.V. History". International Directory of Company Histories. 28. 1999. Diakses tanggal 30 July 2013. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k "History". KLM Corporate. KLM. Diakses tanggal 30 July 2013. 
  8. ^ "H-NACC". Aviacrash.nl (dalam bahasa Dutch). Diakses tanggal 11 October 2015. 
  9. ^ (Dutch) Albert Heijn, ed (1969) KL-50 – logboek van vijftig jaar vliegen. Meijer, Amsterdam.
  10. ^ "A Gracious Lady – The Lockheed Constellation". KLM Blog. 21 September 2014. Diakses tanggal 6 November 2015. 
  11. ^ "The Six". Air & Space. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 6 November 2015. 
  12. ^ "Civil Aviation – To Succeed Dr. Plesman". FLIGHT International. 65 (2356): 347. 19 March 1954. Diakses tanggal 17 February 2013. 
  13. ^ Pikula, Sam (Major), The ArmaLite AR-10, Regnum Publications (1998), p. 73

Pranala luar