Iman

Sikap dasar kepercayaan, terutama dalam konteks keyakinan agama
Revisi sejak 3 April 2016 10.27 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (cosmetic changes)

Iman (bahasa Arab: الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'.

Etimologi

Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.

Pandangan Islam

Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah, kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua jenis: Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota." Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

RUKUN IMAN

Agama Islam mempunyai beberapa rukun iman, yaitu orang muslim harus yakin kepada hal-hal di bawah ini sebagai syarat sah menjadi orang yang beriman di dalam agama Islam. Rukun iman ada 6 macam:

  1. yakin kepada Allah
  2. yakin kepada malaikat Allah
  3. yakin kepada kitab-kitab Allah
  4. yakin kepada Rasul ( utusan ) Allah
  5. yakin kepada hari ahir ( hari kiamat )
  6. yakin terhadap qada' dan qadar Allah ( ketentuan dan ketetapan )

penjelasan :

  1. umat muslim harus benar-benar yakin adanya Allah swt. dengan yakin, maka sudah memenuhi sarat menjadi orang islam yang beriman
  2. umat islam juga yakin kepada adanya malaikat allah yang mencatat segala amal perbuatan manusia di dunia untuk nantinya sebagai penentuan apakah akan di masukkan kedalam neraka atau di surga
  3. umat islam harus yakin bahwa kitab yang diturunkan merupakan benar-benar murni dari Allah swt yang melalui perantaraan malaikat Jibril dan disampaikan kepada seluruh manusia oleh Nabi Muhammad saw.
  4. umat islam harus yakin terhadap Utusan-utusan Allah swt. di dunia ini yang menyampaikan kebenaran. seperti yakin bahwa Nabi Ibrahim, Nabi Isa, nabi Musa, Nabi Muhammad, dll merupakan utusan-utusan Allah swt
  5. umat islam harus yakin bahwa di kemudian hari akan datang hari kiamat yang akan menghancurkan jagad raya ini.
  6. umat islam harus yakin terhadap ketentuan dan ketetapan Allah swt. bahwa Allah swt mempunyai ketentuan-ketentuan terhadap manusia dan juga mempunyai ketetapan-ketetapan terhadap manusia. seperti di tentukannya menjadi orang yang berada sejak lahirnya dan di tetapkannya ajalnya. namun semua itu akan ditentukan setelah manusia berusaha untuk mengubah dirinya. contoh : putra ingin menjadi orang yang kaya. maka putra harus bekerja keras . setelah bekerja keras, maka Allah swt akan menentukan nasibnya apakah menjadi orang yang kaya atau orang yang miskin, dan Allah swt telah menetapkan bagi alam ini sebuah ketetapan misalnya : ditetapkannya perjalanan angin , di tetapkannya waktu badai, waktu hujan, dll

Tingkatan iman

Dalam Islam dikenal beberapa tingkatan seseorang dalam keyakinan beragama, diantaranya adalah:

  • Muslim: orang mengaku islam, kadar keimanannya termasuk yang terendah, sebatas pengakuan Allah sebagai tuhan yang esa, belum ada bedanya dengan iblis yang juga meyakini bahwa Allah adalah maha esa,
  • Mu'min: orang beriman, yang mengkaji syariat Islam sehingga meningkat wawasan keislamannya,
  • Muhsin: orang yang memperbaiki segala perbuatannya agar menjadi lebih baik,
  • Mukhlis: orang yang ikhlas dalam beribadah, hidupnya hanya untuk mengabdikan kepada Allah,
  • Muttaqin: orang yang bertakwa, tingkatan ini adalah yang tertinggi di antara tingkatan lainnya.

Pandangan Kristen

Etimologi

Iman (bahasa Yunani: πίστιν, translit. pisti)[1] adalah rasa percaya kepada Tuhan. Iman sering dimaknai "percaya" (kata sifat) dan tidak jarang juga diartikan sebagai kepercayaan (kata benda). Alkitab Terjemahan Baru (TB) mencatat kata "iman" sebanyak 155 kali. Menurut Paulus, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibrani 11:1).

Menurut beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" yang dalam bahasa Yunani tertulis sebagai πίστιν (baca "pistin") Namun dalam beberapa versi terjemahan Alkitab, kata "iman" dan kata "percaya" diterjemahkan juga dari kata Yunani "πίστις" (baca "pistis").

Terjemahan Lukas 8:25

25 εἶπε δὲ αὐτοῖς· Ποῦ ἐστιν ἡ πίστις ὑμῶν; φοβηθέντες δὲ ἐθαύμασαν λέγοντες πρὸς ἀλλήλους· Τίς ἄρα οὗτός ἐστιν, ὅτι καὶ τοῖς ἀνέμοις ἐπιτάσσει καὶ τῷ ὕδατι, καὶ ὑπακούουσιν αὐτῷ; (Lukas 8:25).

25 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Di manakah kepercayaanmu?" Maka takutlah mereka dan heran, lalu berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?". (Lukas 8:25 - versi LAI Terjemahan Baru)

25 Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, "Mengapa kalian tidak percaya kepada-Ku?" Mereka menjadi heran dan takut. Dan berkatalah mereka satu sama lain, "Siapa sebenarnya orang ini sampai memberi perintah kepada angin dan ombak, dan Ia pun ditaati!" (Lukas 8:25 - versi Alkitab Kabar Baik BIS)

25 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Di mana imanmu?" Mereka ketakutan dan heran. Mereka berkata satu sama lain, "Orang yang bagaimanakah Itu sehingga dapat memerintah angin ribut dan air, dan taat kepada-Nya?" (Lukas 8:25 - versi Perjanjian Baru WBTC)

25 Maka kata-Nya kepada mereka itu, "Di manakah imanmu?" Maka takutlah mereka itu serta heran sambil berkata seorang kepada seorang, "Siapakah Ia ini, yang memerintah angin dan air, sehingga menurut Dia?" (Lukas 8:25 - versi Alkitab Terjemahan Lama).

Atas dasar terjemahan-terjemahan tersebut, maka "Iman" menurut kepercayaan Kristen dapat dimaknai sebagai "percaya".

Dari mana Iman timbul

  • Iman timbul karena seseorang mendengar firman Kristus :
    • Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. (Roma 10:17)
  • Iman timbul dari Berita Injil:
    • Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, (Filipi 1:27)

Sebuah contoh menarik soal bagaimana iman dapat tumbuh, dapat dilihat pada kisah seorang wanita yang sakit pendarahan selama 12 tahun (Markus 5:25-29)

Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Kalimat "Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus," menjelaskan darimana iman perempuan itu mulai tumbuh. Kabar-kabar yang dia dengar dari banyak orang bahwa Yesus menyembuhkan semua orang dan semua penyakit membuat perempuan malang itu memiliki harapan baru dan keyakinan baru bahwa penyakitnya pasti dapat sembuh asalkan dia ketemu Yesus Kristus, bahkan dia berkata dalam hati "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (ayat 28).

Referensi dan pranala luar