Realisme pascaklasik

Revisi sejak 6 April 2016 08.33 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (cosmetic changes)

Realisme pascaklasik adalah teori hubungan internasional yang dicetuskan oleh Stephen Brooks. Teori ini mengacu pada jenis pemikiran realis yang bisa dibedakan dengan pemikiran neorealis Kenneth Waltz.[1] Realisme pascaklasik mirip dengan realisme defensif.[2]

Berbeda dengan neorealisme, realisme pascaklasik menyatakan bahwa negara tidak perlu selalu memaksimalkan keamanannya. Bukannya berfokus pada kemungkinan konflik, negara justru lebih mengutamakan kemungkinan pecahnya konflik. Karena itu, konflik bisa terjadi apabila keadaan saat itu membuat teknologi militer dan geografi unggul secara ofensif (menyerang) alih-alih defensif (bertahan). Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, negara akan mengabaikan keunggulan jangka pendek (pembangunan militer) demi meraih keunggulan jangka panjang (pertumbuhan ekonomi). Negara adalah pencari kekuasaan yang baru memaksimalkan keamanannya ketika keadaan sangat mengancam. Tidak seperti realisme klasik, realisme pascaklasik tidak berasumsi bahwa kekuasaan adalah tujuan akhir, justru kekuasaan memberikan negara fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu mencapai tujuan apapun yang dianggap penting oleh negara.

Referensi

  1. ^ Brooks, Stephen, Dueling Realisms, International Organisation, Vol 51, 3, July 1997 pp.445-477
  2. ^ Taliaferro, Jeffrey, Security Seeking Under Anarchy: Defensive Realism Revisited, International Security, Vol 25, 3, Winter 2001 pp.134