Pertamina Gas Negara
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS) adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.
Berkas:Logo PGN new lowres.jpg | |
BUMN/publik | |
Kode emiten | IDX: PGAS |
Industri | Transmisi dan distribusi gas bumi |
Didirikan | 1859 (I.J.N. Eindhoven & Co) 13 Mei 1965 (PGN) |
Kantor pusat | Jl. K.H. Zainul Arifin No. 20 Jakarta , |
Tokoh kunci | Hendi Prio Santoso Presiden Direktur |
Produk | Gas bumi |
Induk | Pemerintah Indonesia |
Situs web | pgn |
Sejarah
Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 dengan memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tahun 1958 I.J.N. Eindhoven & Co dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, dua perusahaan negara yaitu PLN sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan PGN sebagai pengelola gas diresmikan.
Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya.
Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari batu bara dan minyak dengan teknik Catalytic Reforming yang tidak ekonomis mulai menggantinya dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon. Konsumennya adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturut-turut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya pada 14 Februari 1994, dan Palembang tahun 1996.
Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara dan kemudian pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain dibidang distribusi gas bumi juga dibidang yang lebih ke sektor hulu yaitu dibidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.
PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Bisnis PGN
Distribusi gas bumi
PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km, menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di wilayah-wilayah yang paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan keuntungan dari penjualan gas kepada konsumen.
Transmisi gas bumi
Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk pengiriman gas sesuai dengan Perjanjian Transportasi Gas (GTA) yang berlaku selama 10-20 tahun.
Unit Bisnis Strategis
Untuk mengawasi kegiatan operasional transmisi dan distribusi, PGN membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus geografis masing-masing:
- SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan, Lampung hingga Jawa Barat (termasuk Jakarta)
- SBU Distribusi Wilayah II, mencakup area Jawa Timur, area Semarang, area Tarakan dan area Sorong.
- SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru) dan Kepulauan Riau (Batam)
- SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa
Kantor Area PGN di Indonesia
- Kantor Sales Area Jakarta
- Kantor Sales Area Bogor
- Kantor Sales Area Bekasi
- Kantor Sales Area Karawang
- Kantor Sales Area Tangerang
- Kantor Sales Area Cilegon
- Kantor Sales Area Cirebon
- Kantor Sales Area Lampung
- Kantor Sales Area Palembang
- Kantor Sales Area Pekan Baru
- Kantor Sales Area Medan
- Kantor Sales Area Batam
- Kantor Sales Area Surabaya
- Kantor Sales Area Sidoarjo
- Kantor Sales Area Pasuruan
- Kantor Sales Area Semarang
- Kantor Sales Area Tarakan
- Kantor Sales Area Sorong
Anak perusahaan
Selain itu, PGN memiliki anak perusahaan dan afiliasi sebagai berikut:
- PT Transportasi Gas Indonesia (transmisi gas bumi)
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (telekomunikasi)
- PT PGN Solution (konstruksi, enginering, operation & maintenance)
- PT Nusantara Regas (terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung)
- PT Saka Energi Indonesia (kegiatan di bidang hulu)
- PT Gagas Energi Indonesia (kegiatan di bidang hilir)
- PT Gas Energi Jambi (perdagangan, konstruksi dan jasa)
- PT Banten Gas Synergi (jasa, transportasi, perdagangan dan pertambangan)
- PT PGN LNG Indonesia (bisnis LNG dan terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung)
Saham PGN
- Kode saham: PGAS
Seiring dengan gencarnya privatisasi BUMN di Indonesia, maka pemerintah melakukan penjualan saham perdana PGN pada tanggal 5 Desember 2003. PGN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dengan harga penawaran Rp. 1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003.
Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23% dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaan bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret.[1] Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006.[2]
Pada tahun 2011, komposisi saham pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43%.[3]
Sejarah pencatatan saham
No. | Jenis pencatatan | Jumlah saham | Tanggal |
---|---|---|---|
01 | Saham Perdana @ Rp1.500,00 | 1.296.296.000 | 15 Desember 2003 |
02 | Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) | 3.024.691.000 | |
03 | Konversi MSOP I (2004-2006) | 215.637.305 | |
04 | Konversi MSOP II (2006-2007) | 3.261.500 | |
05 | Konversi ESOP I (2008) | 53.551.388 | |
06 | Pemecahan Saham (Stock Split) | 18.373.748.772 | 4 Agustus 2008 |
07 | Konversi Dana Proyek Pemerintah (2009) | 1.274.322.231 |
Galeri logo
Pada tahun 2011, PGN melakukan perubahan logo dan Corporate Identity-nya.
-
Logo pertama Gas Negara
-
Logo kedua Gas Negara
-
Logo ketiga Gas Negara
-
Logo keempat Gas Negara (2011-sekarang)
Referensi
- ^ "BEJ dan Bapepam Diminta Selidiki Anjloknya Saham PGN". Media Indonesia. 14-01-2007. Diakses tanggal 2007-01-16.
- ^ "PGN Bayar Denda". Kompas Cybermedia. 16-01-2007. Diakses tanggal 2007-01-16.
- ^ Komposisi saham PGN
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) PGN di BUMN Online