Kabupaten Majalengka
Kabupaten Majalengka, adalah sebuah kabupaten di Tatar Pasundan Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Majalengka.
Kabupaten Majalengka | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 6°50′07″S 108°13′40″E / 6.8352731°S 108.2276548°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Ibu kota | Majalengka |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Sutrisno, SE., M.Si |
• Wakil Bupati | Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd. |
Luas | |
• Total | 1.204,24 km2 (46,496 sq mi) |
Populasi ((2007)[1]) | |
• Total | 1.204.379 |
• Kepadatan | 1,000/km2 (3,000/sq mi) |
Demografi | |
• Bahasa | Sunda, Indonesia |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0233 |
Kode Kemendagri | 32.10 |
DAU | Rp. 995.993.633.000.- |
Situs web | www.majalengkakab.go.id |
Sejarah
Zaman Kerajaan Budha di Talaga
Pemerintahan Batara Gunung Picung
Kerajaan Hindu di Talaga berdiri pada abad XIII Masehi, Raja tersebut masih keturunan Ratu Galuh bertahta di Ciamis, dia adalah putera V, juga ada hubungan darah dengan raja-raja di Pajajaran atau dikenal dengan Raja Siliwangi. Sunan Talaga manggung putra Pandita Prabu Darmasuci putra Batara Gunung Picung putera Suryadewata putera bungsu dari Maharaja Sunda Galuh Prabu Ajiguna Linggawisesa (1333-1340) di Galuh Kawali, Ciamis. Penguasa Kerajaan Sunda Galuh biasanya digelari Siliwangi. Daerah kekuasaannya meliputi Talaga, Cikijing, Bantarujeg, Lemahsugih, Maja dan sebagian Selatan Majalengka.Pemerintahan Batara Gunung Picung sangat baik, agam yang dipeluk rakyat kerajaan ini adalah agama Hindu.Pada masa pemerintahaannya pembangunan prasarana jalan perekonomian telah dibuat sepanjang lebih 25 Km tepatnya Talaga - Salawangi di daerah Cakrabuana.Bidang Pembangunan lainnya, perbaikan pengairan di Cigowong yang meliputi saluran-saluran pengairan semuanya di daerah Cikijing.Tampuk pemerintahan Batara Gunung Picung berlangsung 2 windu.Raja berputera 6 orang yaitu :- Sunan Cungkilak - Sunan Benda - Sunan Gombang - Ratu Panggongsong Ramahiyang- Prabu Darma Suci- Ratu Mayang KarunaAkhir pemerintahannya kemudian dilanjutkan oleh Prabu Darma Suci.
Pemerintahan Prabu Darma Suci
Disebut juga Pandita Perabu Darma Suci. Dalam pemerintahan raja ini Agama Hindu berkembang dengan pesat (abad ke-XIII), nama dia dikenal di Kerajaan Pajajaran, Jawa Tengah, Jayakarta sampai daerah Sumatera. Dalam seni pantun banyak diceritakan tentang kunjungan tamu-tamu tersebut dari kerajaan tetangga ke Talaga, apakah kunjungan tamu-tamu merupakan hubungan keluarga saja tidak banyak diketahui.Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain Benda Perunggu, Gong, Harnas atau Baju Besi.Pada abad XIIX Masehi dia wafat dengan meninggalkan 2 orang putera yakni:- Bagawan Garasiang - Sunan Talaga Manggung
Pemerintahan Sunan Talaga Manggung
Tahta untuk sementara dipangku oleh Begawan Garasiang,.namun dia sangat mementingkan Kehidupan Kepercayaan sehingga akhirnya tak lama kemudian tahta diserahkan kepada adiknya Sunan Talaga Manggung.Tak banyak yang diketahui pada masa pemerintahan raja ini selain kepindahan dia dari Talaga ke daerah Cihaur Maja.
Pemerintahan Sunan Talaga Manggung
Sunan Talaga Manggung merupakan raja yang terkenal sampai sekarang karena sikap dia yang adil dan bijaksana serta perhatian dia terhadap agama Hindu, pertanian, pengairan, kerajinan serta kesenian rakyat.Hubungan baik terjalin dengan kerajaan-kerajaan tetangga maupun kerajaan yang jauh, seperti misalnya dengan Kerajaan Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Cirebon maupun Kerajaan Sriwijaya.Dia berputera dua, yaitu :- Raden Pangrurah - Ratu Simbarkencana Raja wafat akibat penikaman yang dilakukan oleh suruhan Patih Palembang Gunung bernama Centangbarang. Kemudian Palembang Gunung menggantikan Sunan Talaga Manggung dengan beristrikan Ratu Simbarkencana. Tidak beberapa lama kemudian Ratu Simbarkencana membunuh Palembang Gunung atas petunjuk hulubalang Citrasinga dengan tusuk konde sewaktu tidur.Dengan meninggalnya Palembang Gunung, kemudian Ratu Simbarkencana menikah dengan turunan Panjalu bernama Raden Kusumalaya Ajar Kutamanggu dan dianugrahi 8 orang putera di antaranya yang terkenal sekali putera pertama Sunan Parung.
Pemerintahan Ratu Simbarkencana
Sekitar awal abad XIV Masehi, dalam tampuk pemerintahannya Agama Islam menyebar ke daerah-daerah kekuasaannya dibawa oleh para Santri dari Cirebon.juga diketahui bahwa tahta pemerintahan waktu itu dipindahkan ke suatu daerah disebelah Utara Talaga bernama Walangsuji dekat kampung Buniasih (Desa Kagok Banjaran) .Ratu Simbarkencana setelah wafat digantikan oleh puteranya Sunan Parung.
Pemerintahan Sunan Parung
Pemerintahan Sunan Parung tidak lama, hanya beberapa tahun saja.Hal yang penting pada masa pemerintahannya adalah sudah adanya Perwakilan Pemerintahan yang disebut Dalem, antara lain ditempatkan di daerah Kulur, Sindangkasih, Jerokaso Maja.Sunan Parung mempunyai puteri tunggal bernama Ratu Sunyalarang atau Ratu Parung.
Zaman Kerajaan Islam di Talaga (Pengaruh Kasultanan Cirebon)
Pemerintahan Ratu Sunyalarang
Sebagai puteri tunggal dia naik tahta menggantikan ayahandanya Sunan Parung dan menikah dengan turunan putera Prabu Siliwangi bernama Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan Prabu Pucuk Umum.Pada masa pemerintahannya Agama Islam sudah berkembang dengan pesat. Banyak rakyatnya yang memeluk agama tersebut hingga akhirnya baik Ratu Sunyalarang maupun Prabu Pucuk Umum memeluk Agama Islam. Agama Islam berpengaruh besar ke daerah-daerah kekuasaannya antara lain Maja, Rajagaluh dan Majalengka.Prabu Pucuk Umum adalah Raja Talaga ke-2 yang memeluk Agama Islam. Hubungan pemerintahan Talaga dengan Cirebon maupun Kerajaan Pajajaran baik sekali. Sebagaimana diketahui Prabu Pucuk Umum adalah keturunan dari prabu Siliwangi karena dalam hal ini ayah dia yang bernama Raden Munding Sari Ageung merupakan putera dari Prabu Siliwangi. Jadi pernikahan Prabu Pucuk Umum dengan Ratu Sunyalarang merupakan perkawinan keluarga dalam derajat ke-IV.Hal terpenting pada masa pemerintahan Ratu Sunyalarang adalah Talaga menjadi pusat perdagangan di sebelah Selatan.
Pemerintahan Rangga Mantri atau Prabu Pucuk Umum
Dari pernikahan Raden Rangga Mantri dengan Ratu Parung (Ratu Sunyalarang putri Sunan Parung, saudara sebapak Ratu Pucuk Umun suami Pangeran Santri ) melahirkan 6 orang putera yaitu :- Prabu Haurkuning - Sunan Wanaperih - Dalem Lumaju Agung- Dalem Panuntun - Dalem Panaekan Akhir abad XV Masehi, penduduk Majalengka telah beragama Islam.Dia sebelum wafat telah menunjuk putera-puteranya untuk memerintah di daerah-daerah kekuasaannya, seperti halnya :Sunan Wanaperih memegang tampuk pemerintahan di Walagsuji; Dalem Lumaju Agung di kawasan Maja; Dalem Panuntun di Majalengka sedangkan putera pertamanya, Prabu Haurkuning, di Talaga yang selang kemudian di Ciamis. Kelak keturunan dia banyak yang menjabat sebagai Bupati.Sedangkan dalem Dalem Panaekan dulunya dari Walangsuji kemudian berpindah-pindah menuju Riung Gunung, sukamenak, nunuk Cibodas dan Kulur.Prabu Pucuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang Kecamatan Talaga.
Pemerintahan Sunan Wanaperih
Terkenal Sunan Wanaperih, di Talaga sebagai seorang Raja yang memeluk Agama Islam pun juga seluruh rakyat di negeri ini semua telah memeluk Agama Islam. Dia berputera 6 orang, yaitu :- Dalem Cageur - Dalem Kulanata - Apun Surawijaya atau Sunan Kidul- Ratu Radeya - Ratu Putri - Dalem Wangsa Goparana. Diceritakan bahwa Ratu Radeya menikah dengan Arya Sarngsingan sedangkan Ratu Putri menikah dengan putra Syekh Abdul Muhyi dari Pamijahan bernama Sayid Faqih Ibrahim lebih dikenenalSunan Cipager. Dalem Wangsa Goparana pindah ke Sagalaherang Cianjur, kelak keturunan dia ada yang menjabat sebagai bupati seperti Bupati Wiratanudatar I di Cikundul. Sunan Wanaperih memerintah di Walangsuji, tetapi dia digantikan oleh puteranya Apun Surawijaya, maka pusat pemerintahan kembali ke Talaga. Putera Apun Surawijaya bernama Pangeran Ciburuy atau disebut juga Sunan Ciburuy atau dikenal juga dengan sebutan Pangeran Surawijaya menikah dengan putri Cirebon bernma Ratu Raja Kertadiningrat saudara dari Panembahan Sultan Sepuh III Cirebon.Pangeran Surawijaya dianungrahi 6 orang anak yaitu - Dipati Suwarga-Mangunjaya - Jaya Wirya - Dipati Kusumayuda - Mangun Nagara - Ratu Tilarnagara Ratu Tilarnagara menikah dengan Bupati Panjalu (Kerajaan Panjalu Ciamis) yang bernama Pangeran Arya Sacanata yang masih keturunan Prabu Haur Kuning. Pengganti Pangeran Surawijaya ialah Dipati Suwarga menikah dengan Putri Nunuk dan berputera 2 orang, yaitu :- Pangeran Dipati Wiranata- Pangeran Secadilaga atau pangeran RajiPangeran Surawijaya wafat dan digantikan oleh Pangeran Dipati Wiranata dan setelah itu diteruskan oleh puteranya Pangeran Secanata Eyang Raga Sari yang menikah dengan Ratu Cirebon mengantikan Pangeran Secanata. Arya Secanata memerintah ± tahun 1762.
Masa Penjajahan Belanda
Pembentukan Kabupaten Maja.
Tahun 1819 dibentuk Karesidenan Cirebon yang terdiri atas Keregenaan (Kabupaten) Cirebon, Kuningan, Bengawan Wetan, Galuh (Ciamis Sekarang) dan Maja. Kabupaten Maja adalah cikal bakal Kabupaten Majalengka. Pembentukan Kabupaten Maja berdasarkan Besluit (Surat Keputusan) Komisaris Gubernur Jendral Hindia Belanda No.23 Tanggal 5 Januari 1819. Kabupaten Maja adalah gabungan dari tiga distrik yaitu. Distrik Sindangkasih, Distrik Talaga, dan Distrik Rajagaluh. Kabupaten Maja beribukota di Kota Kecamatan Maja sekarang. Bupati pertama Kabupaten Maja adalah RT Dendranegara. Kabupaten Maja mencakup wilayah Talaga, Maja, Sindangkasih, Rajagaluh, Palimanan dan Kedondong.
Perubahan Nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka.
Tanggal 11 Februari 1840, keluar surat Staatsblad No.7 dan Besluit Gubernur Jendral Hindia Belanda No.2 yang menjelasakan perpindahan Ibukota Kabupaten ke Wilayah Sindangkasih yang kemudian diberi nama 'Majalengka', kemudian nama Kabupaten disesuaikan dengan nama ibukota kabupaten yang baru, dari Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka. Pemberian nama Majalengka atau dari mana asal usul Majalengka masih menjadi misteri, Nama Majalengka menurut Legenda adalah ucapan ‘Majane Langka” dari pasukan Cirebon serta Pangeran Muhammad dan Siti Armilah ketika tidak menemukan buah Maja setelah Hutan Pohon Maja dihilangkan oleh Nyi Rambut Kasih, Ratu Kerajaan Sindangkasih. Dalam Buku Sejarah Majalengka Karya N. Kartika yang mewawancarai Budayawan Ayatrohaedi, Nama Majalengka bila diartikan dalam bahasa Jawa Kuno yaitu kata ‘Maja’ merupakan nama buah dan kata ‘Lengka’ yang berati pahit, jadi kata 'Majalengka' adalah nama lain dari kata Majapahit. Majalengka sebagai ibukota kabupaten selanjutnya semakin dikuatkan dengan adanya Surat Staatsblad, 1887 No. 159 mengatur dan menjelaskan tentang batas-batas wilayah dari Kota Majalengka.
Masa Penjajahan Jepang
Masa penjajahan Jepang (1942-1945) di Majalengka ditandai dengan adanya eksploitasi romusha dan pembangunan Lapangan Terbang Militer Jepang di Kawasan Ligung. Lapangan terbang ini diselesaikan pada tahun 1944, dan pasukan Jepang dari sana terbang untuk melakukan operasi militer di Burma (Myanmar) pada tahun 1945
Letak dan Pembagian Administrasi
Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Majalengka terletak pada titik koordinat yaitu Sebelah Barat 108° 03' - 108° 19 Bujur Timur, Sebelah Timur 108° 12' - 108° 25 Bujur Timur, Sebelah Utara 6° 36' - 5°58 Lintang Selatan dan Sebelah Selatan 6° 43' - 7°44.
Bagian Utara wilayah kabupaten ini merupakan dataran rendah, sementara wilayah tengah berbukit-bukit dan wilayah selatan merupakan wilayah pegunungan dengan puncaknya Gunung Ceremai yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan serta Gunung Cakrabuana yang berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang. Secara administratif berbatasan dengan:
- Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu.
- Sebelah Selatan : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
- Sebaleh Barat : Kabupaten Sumedang.
- Sebelah Timur : Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan.
Pembagian Administrasi.
Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan, yang terbagi atas 330 Desa dan 13 Kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten berada di Kecamatan Majalengka.
Berikut adalah kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Majalengka:
- Kecamatan Argapura
- Kecamatan Banjaran
- Kecamatan Bantarujeg
- Kecamatan Cigasong
- Kecamatan Cikijing
- Kecamatan Cingambul
- Kecamatan Dawuan
- Kecamatan Jatitujuh
- Kecamatan Jatiwangi
- Kecamatan Kadipaten.
- Kecamatan Kasokandel
- Kecamatan Kertajati
- Kecamatan Lemahsugih
- Kecamatan Leuwimunding
- Kecamatan Ligung
- Kecamatan Maja
- Kecamatan Majalengka
- Kecamatan Malausma
- Kecamatan Palasah
- Kecamatan Panyingkiran
- Kecamatan Rajagaluh
- Kecamatan Sindang
- Kecamatan Sindangwangi
- Kecamatan Sukahaji
- Kecamatan Sumberjaya
- Kecamatan Talaga
Daftar Bupati
- RT. Dendranegara 1819 - 1849 (Bupati Kabupaten Maja 1819-1840)
- RAA. Kartadiningrat 1849 - 1861
- RAA. Kartadiningrat 1861 - 1868
- Rd Tumenggung Soera Adhi Ningrat 1868 - 1886
- RAA. Salmon Suriadiningrat 1886 - 1896
- RMA. Supraadiningrat 1896 - 1902
- RA. Sastraningrat 1902 - 1922
- RMA. Suriatanudibrata 1922 - 1944
- RA. Umar Said 1944 - 1945
- R. Enoch 1945 - 1947
- R.H. Hamid 1947 - 1948
- R. Sulaeman Nata Amijaya 1948 - 1949
- M. Chavil 1949
- RM. Nuratmadibrata 1949 - 1957
- H. Aziz Halim 1957 - 1960
- H. RA. Sutisna 1960 - 1966
- R. Saleh Sediana 1966 - 1978
- H. Moch. Saleh Paindra 1978 - 1983
- H. RE. Djaelani, SH. 1983 - 1988
- Drs. H. Moch. Djufri Pringadi 1988 - 1993
- Drs. H. Adam Hidayat, SH., M.Si 1993 - 1998
- Hj. Tutty Hayati Anwar, SH., M.Si 1998 - 2008
- H. Sutrisno, SE., M.Si 2008 - 2013
Kondisi Alam
Topografi dan Geografi
Bagian utara wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian selatan berupa pegunungan. Gunung Ciremai (3.076 m) berada di bagian timur, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Kuningan. Gunung ini adalah gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat, dan merupakan taman nasional, dengan nama Taman Nasional Gunung Ciremai
Keadaan geografi khususnya morfologi dan fisiografi wilayah Kabupaten Majalengka sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya, dengan distribusi sebagai berikut :
Morfologi dataran rendah yang meliputi Kecamatan Kadipaten, Kasokandel, Panyingkiran, Dawuan, Jatiwangi, Sumberjaya, Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Cigasong, Majalengka, Leuwimunding dan Palasah. Kemiringan tanah di daerah ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20–100 m di atas permukaan laut (dpl), kecuali di Kecamatan Majalengka tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-25%.
Morfologi berbukit dan bergelombang meliputi Kecamatan Rajagaluh dan Sukahaji sebelah Selatan, Kecamatan Maja, sebagian Kecamatan Majalengka. Kemiringan tanah di daerah ini berkisar antara 15-40%, dengan ketinggian 300–700 m dpl.
Morfologi perbukitan terjal meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, sebagian kecil Kecamatan Rajagaluh, Argapura, Sindang, Talaga, sebagian Kecamatan Sindangwangi, Cingambul, Banjaran, Bantarujeg, Malausma dan Lemahsugih dan Kecamatan Cikijing bagian Utara. Kemiringan di daerah ini berkisar 25%-40% dengan ketinggian antara 400–2000 m di atas permukaan laut.
Geologi
Menurut keadaan geologi yang meliputi sebaran dan struktur batuan, terdapat beberapa batuan dan formasi batuan yaitu Aluvium seluas 17.162 Ha (14,25%), Pleistocene Sedimentary Facies seluas 13.716 Ha (13,39%), Miocene Sedimentary Facies seluas 23,48 Ha (19,50%), Undiferentionet Vulcanic Product seluas 51.650 Ha (42,89%), Pliocene Sedimentary Facies, seluas 3.870 Ha (3,22%), Liparite Dacite seluas 179 Ha (0,15%), Eosene seluas 78 Ha (0,006%), Old Quartenary Volkanik Product seluas 10.283 Ha (8,54%). Jenis-jenis tanah di Kabupaten Majalengka ada beberapa macam, secara umum jenis tanah terdiri atas Latosol, Podsolik, Grumosol, Aluvial, Regosol, Mediteran, dan asosianya. Jenis-jenis tanah tersebut memegang peranan penting dalam menentukan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang keberhasilan sektor pertanian.
Hidrologi
Dari aspek hidrologis di Kabupaten Majalengka mempunyai beberapa jenis potensi sumber daya air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Potensi sumber daya air tersebut meliputi:
Air permukaan, seperti mata air, sungai, danau, waduk lapangan atau rawa, Air tanah, seperti sumur bor dan pompa pantek dan air hujan. Sungai yang besar di antaranya adalah Cilutung, Cijurey, Cideres, Cikeruh, Ciherang, Cikadondong, Ciwaringin, Cilongkrang, Ciawi dan Cimanuk.
Iklim
Curah hujan tahunan rata-rata di Kabupaten Majalengka berkisar antara 2.400 mm-3.800 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan sebanyak 11 hari/bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah Selatan dan tenggara, kecuali pada bulan April sampai dengan Juli bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan antara 3-6 knot (1 knot =1.285 m/jam).
Demografi
Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka Berdasarkan BPS Kabupaten Majalengka Tahun 2013 adalah 1.180.774 Jiwa terdiri dari 590.038 jiwa penduduk laki-laki dan 590.736 jiwa penduduk perempuan. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 adalah 981 jiwa/km². Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Jatiwangi dengan kepadatan 2.087 jiwa/km². Wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak adalah:
- Kecamatan Jatiwangi : 83.450 jiwa.
- Kecamatan Majalengka : 69.946 jiwa.
- Kecamatan Cikijing : 60.581 jiwa.
- Kecamatan Lemahsugih : 57.928 jiwa.
- Kecamatan Sumberjaya : 57.353 jiwa.
Mayoritas Masyarakat Majalengka berasal dari etnis Sunda. Bahasa yang digunakan Bahasa Sunda, akan tetapi memiliki perbedaan beberapa arti dan kosakata dengan Bahasa Sunda di Kawasan Priangan. Bahasa Sunda di Majalengka merupakan bahasa Sunda dialek Tengah Timur. Dibeberapa wilayah Majalengka masyarakatnya merupakan Etnis Cirebon/Wong Cerbon dan menggunakan bahasa Cirebon, seperti di utara dan Timur Jatitujuh, Kertajati, Ligung, Sumberjaya dan Desa Patuanan di Kecamatan Leuwimunding.
Kesenian Daerah
Sebagai wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaitu Sunda & Cirebon maka Kabupaten Majalengka memiliki keragaman seni budaya yaitu
Makanan Khas dan Oleh-oleh
Transportasi
Transportasi Darat
Angkutan Jalan Raya
Wilayah Kabupaten Majalengka merupakan daerah penghubung antara kawasan Priangan dengan Cirebon, dilewati Jalan Negara Bandung - Cirebon dan Cirebon - Ciamis, Selain itu pula dilintasi Jalan Tol Cikampek - Palimanan (Cikapali) dengan dua pintu tol dikawasan Kertajati dan Sumberjaya. Berikut sarana dan prasarana angkutan darat di Majalengka:
Prasarana Angkutan Jalan Raya
- Terminal Cipaku Kadipaten
- Terminal Cigasong
- Terminal Rajagaluh
- Terminal Maja
- Terminal Talaga
- Terminal Cikijing
- Terminal Bantarujeg
Angkutan Dalam Kota
- Angkot 1A : Jurusan Terminal Cigasong - Terminal Cipaku Kadipaten via Jalan Jatisampay - Kartini - Suma - Makmur - Pahlawan.
- Angkot 1B : Jurusan Terminal Cigasong - Terminal Cipaku Kadipaten via Jalan Suha - Ahmad Yani - Babakan Jawa - Letkol A. Gani - Imam Bonjol.
- Angkot IC : Jurusan Terminal Cigasong - Terminal Cipaku Kadipaten via Jalan Gerakan Koperasi - Ahmad Kusumah - Jatisampay - Kesehatan - Pertanian.
- Angkot ID : Jurusan Terminal Cigasong - Terminal Cipaku Kadipaten via Pasirmuncang-Cijurey-Leuwiseeng
Angkutan Perkotaan
- Angkot Cigasong - Rajagaluh
- Angkot Cigasong - Jatiwangi
- Angkot Cigasong - Leuwikidang - Termical Cipaku
- Angkot Talaga - Cikijing
- Angkot Talaga - Bantarujeg - Sadawangi
- Angkot Rajagaluh- Prapatan
- Angkot Kadipaten - Jatiwangi - Prapatan
- Angkot Kadipaten - Jatitujuh
- Angkot Rajagaluh - Weragati - Jatiwangi
- Angkot Sumberjaya - Bantarwaru
Angkutan Antar Kota
Elf (Mikro Bus)
- Cikijing - Kuningan - Cirebon
- Cikijing - Bandung (Terminal Cicaheum)
- Cikijing - Bandung (Terminal Leuwipanjang)
- Bantarujeg - Bandung (via Wado)
- Kadipaten - Cirebon
- Rajagaluh - Cirebon
Bus
- Rajagaluh - Cikarang
- Rajagaluh - Bekasi
- Bantarujeg - Cikarang
- Bantarujeg - Bekasi
- Bantarujeg - Bandung
- Cikijing - Cikarang.
Kereta Api
Kabupaten Majalengka dahulu memiliki jalur kereta api yang menghubungkan Cirebon-Kadipaten. Dibangun oleh perusahan swasta Belanda Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) pada tahun 1901. Jalur ini kemudian ditutup pada tahun 1978 akibat kalah bersaing dengan moda angkutan darat lainnya. Berikut Daftar Eks Stasiun Kereta Api di wilayah Majalengka:
Transportasi Udara
Sejak Tahun 2013 mulai dibangun Proyek Bandara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati. Ditargetkan Bandara Internasional ini dapat beroperasi tahun 2017. Bandara ini membutuhkan lahan seluas 1.800 hektar dan direncanakan juga terdapat kawasan Aerocity Kertajati untuk mendukung keberadaan Bandara tersebut.Namun hal itu tidak lama,dan akhirnya setelah keputusan gubernur,bandara Kertajati hanya digunakan sebagai bandara domestik
Obyek Wisata
A. Wisata Air Terjun
- Curug Muara Jaya : Desa Argamukti Kecamatan Argapura.
- Curug Sawer : Desa Argamukti Kecamatan Argapura.
- Curug Sempong : Desa Sidamukti Kecamtan Majalengka.
- Curug Tonjong : Desa Teja Kecamatan Rajagaluh.
- Curug Baligo : Desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi
- Curug Cipeuteuy : Desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi
- Curug Leles : Desa Lengkong Kulon Sindangwangi
- Curug Emas/Cilutung : Desa Campaga Kecamatan Talaga.
B. Wisata Danau
- Situ Sangiang : Desa Sangiang Kecamatan Banjaran.
- Situ Cipadung : Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh.
- Situ Cipanten : Desa Gunungkuning Kecamatan Sindang.
- Situ Cikuda : Desa Padaherang Kecamatan Sindangwangi.
- Situ Cibulakan : Desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi
- Talaga Herang : Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi.
- Talaga Nila : Desa Jerukleueut Kecamatan Sindangwangi.
C. Wisata Panorama Alam
- Taman Buana Marga : Desa Lemahsugih Kecamatan Lemahsugih.
- Perkebunan Teh Cipasung : Desa Cipasung Kecamatan Lemahsugih.
- Panorama Cikebo : Desa Anggrawati Kecamatan Maja dan Desa Sagara Kecamata Argapura.
- Panorama Panyaweuyan : Desa Tejamulya Kecamatan Argapura.
- Panorama Ciinjuk : Desa Cipulus Kecamatan Cikijing.
- Panorama Jahim : Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul.
- Bendungan Rentang : Desa Randegan Kulon Kecamatan Jatitujuh.
- Wana Wisata Gunung Panten : Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka
D. Wisata Sejarah dan Budaya
- Museum Talaga Manggung : Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga
- Rumah Adat Panjalin : Desa Panjalin Kidul Kecamatan Sumberjaya
- Patilasan Prabu Siliwangi : Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh.
- Situs Sanghyang Lingga : Desa Banjaran Kecamatan Banjaran.
- Situs Gunung Ageung : Desa Cipasung Kesamatan Lemahsugih.
- Makam Pangeran Muhammad : Kelurahan Sindangkasih Kecamatan Majalengka.
- Patilasan Nyi Rambutkasih : Kelurahan Sindangkasih Kecamatan Majalengka.
- Makam Siti Armilah : Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka.
- Makam Sunan Parung : Desa Sangiang Kecamatan Banjaran.
- Makan Sunan Wanaperih: Desa Kagok Kecamatan Banjaran
E. Wisata Minat Khusus.
- Wisata Paralayang Gunung Panten: Kelurahan Munjul Kecamatan Majalengka.
- Sirkuit Grasstrack Buahlega : Desa Sidamukti Kecamatan Majalengka.
- Sirkuit Motorcross Gagaraji : Desa Pangkalan Pari Kecamatan Jatitujuh.
- Pendakian Gunung Ciremai : Desa Argamukti Kecamatan Argapura.
- Bumi Perkemahan Cipanten : Desa Argalingga Kecamatan Argapura.
- Bumi Perkemahan Awilega : Desa Bantaragung Kecamatan Sindangwangi.
- Bumi Perkemahan Leles : Desa Lengkong Kulon Kecamatan Sindangwangi.
- Kolam Renang Rajawali : Desa Liangjulang Kecamatan Kadipaten.
- Kolam Renang Tirta Indah: Desa Lengkong Kulon Kecamatan Sindangwangi.
- Kolam Renang Jembar Waterpark : Desa Ranji Wetan Kecamatan Kasokandel.
- Jatiwangi Art Factory, Desa Wisata Jatisura : Desa Jatisura Kecamatan Jatiwangi
Putera Daerah
- KH Abdul Halim, Pahlawan Nasional
- William Soerjadjaja, Penguasaha Nasional Pendiri PT Astra Intenasional
- Ajip Rosidi, Sastrawan
- Djajang Nurdjaman, Mantan Pemain dan Pelatih Persib Bandung
- Emen Suwarman, Mantan Pemain dan Legenda Persib Bandung
Referensi
- ^ Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka tahun 2007 menurut BPS Provinsi Jawa Barat
Pranala luar
- (Indonesia) Pemerintah Kabupaten Majalengka
- (Indonesia) Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Majalengka
- (Indonesia) Sejarah
- (Indonesia) IANN News
- (Indonesia) Blogger Majalengka