Sri Bintang Pamungkas

Revisi sejak 30 April 2016 15.56 oleh Lmg 789 (bicara | kontrib) (Penambahan info)

Sri Bintang Pamungkas (lahir 25 Juni 1945) adalah seorang tokoh pergerakan, reformis, aktivis, politikus dan juga orator hebat dalam masa-masa akhir jabatan dan penggulingan Presiden Soeharto. Ia juga merupakan Pendiri Partai PUDI dan bersama Faizal Assegaf & Eggi Sudjana, mendirikan FPI. Ia juga pernah menjadi narapidana di Era Presiden Soeharto. Namun, saat Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie menjabat, Sri Bintang Pamungkas dibebaskan.[1][2] Ia juga merupakan orang yang anti Ahok dan anti Jokowi serta pro terhadap korupsi di Indonesia.

Sri Bintang Pamungkas
Berkas:Sri Bintang Pamungkas.jpeg
LahirSri Bintang Pamungkas
25 Juni 1945 (umur 79)
Indonesia Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia
PekerjaanTokoh Pergerakan, Reformis, Aktivis, dan Politikus

Kehidupan awal dan pendidikan

Sri Bintang Pamungkas lahir dari sebuah keluarga sederhana di Tulungagung, Jawa Timur pada 25 Juni 1945. Ayahnya Moenadji Soerjohadikoesoemo, adalah seorang hakim, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga Soekartinah. Pada tahun 1964, ia lulus dari SMA Negeri I, Surakarta, Jawa Tengah.[3] Tahun 1979, ia melanjutkan studi ke Universitas Southern Carolina dan memperoleh gelar master (MSISE) (Master of Science in Industrial System Engineering). Pada tahun 1984, Bintang tertarik belajar ekonomi, dan atas bantuan Georgia Institute of Technology ia bisa mengikuti program doktor di Iowa State University. ia meraih doktor PhD.[4][5][6]

Karier politik

 
Sri Bintang Pamungkas adalah salah satu Pendiri Partai PUDI

Pada tahun 1993, menjelang pemilu, Bintang masuk ke PPP. Hebatnya, ketika itu nama Bintang langsung populer. Padahal ia bukan kader PPP. “Saya ini bukan kader PPP. Bintang tak mau setengah-setengah dengan pilihannya, masuk PPP bukan tanpa cita-cita. Karena melihat umat Islam kurang maju, kurang daya pukulnya. Bintang bercita-cita agar PPP menjadi partai yang besar. Untuk itu Bintang mengaku sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Baik istri maupun keenam anaknya sudah diajaknya bicara. Menjelang akhir pemerintahan Soeharto, pada 29 Mei 1996, ia mendirikan PUDI. Ia pun menjadi ketua umum PUDI.[7][8][9]

Karya tulis

  • Getaran Mekanis (1975)[3]
  • Metode Numerik (1989)
  • Manajemen Industri (1990)
  • Teknik Sistem (1992)
  • Pokok-pokok Pikiran Sri-Bintang (1994)

Referensi