Bahasa Ongota
Ongota (dikenal juga dengan Birale ISO 639-3, Birayle) adalah salah satu bahasa yang terancam punah di barat-daya Ethiopia, di sebelah barat pinggir sungai Weito. Pada tahun 2012, UNESCO menyebutkan hanya ada 12 orang penutur bahasa ini. Penutur lainnya yang tersisa telah mengadopsi bahasa Tsamai.[1] Tata bahasanya mengikuti pola subyek + obyek + kata kerja. dimungkinkan termasuk ke dalam rumpun bahasa Afro-Asia, namun belum benar-benar diklasifikasikan. sejak tahun 2004, bahasa ini telah dikaji oleh Aklilu Yilma dari Universitas Adis Ababa.
Klasifikasi
Bahasa Ongota sering dianggap sebagai rumpun Afro-Asia, namun pengklasifikasiannya termasuk keluarga ini menyisakan kontroversi sebagian karena sedikitnya data. Sementara Harold Fleming mengusulkan bahasa ini dimasukkan sebagai cabang tersendiri dalam rumpun bahasa Afro-Asia non-Omotik.[butuh rujukan]
Referensi
- ^ a b Nomination File No. 00493 For Inscription on The List of Intangible Cultural Heritage in Need Of Urgent Safeguarding In 2012.
- ^ http://www.unesco.org/culture/ich/doc/download.php?versionID=16679.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Ongota". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011.
- ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022.
- ^ "Bahasa Ongota". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue.
Pranala luar
- Ethnologue version entry on Ongota
- A paper which includes a wordlist of Ongota
- A news article metaphorically extends language death from Ongota to radio
- UNESCO Interactive Atlas of the World’s Languages in Danger