Sigit Harjojudanto

pengusaha asal Indonesia
Revisi sejak 17 Mei 2016 04.18 oleh Rachmat-bot (bicara | kontrib) (cosmetic changes)

Sigit Harjojudanto (lahir 1 Mei 1951) adalah anak kedua mantan Presiden RI Soeharto dan Siti Hartinah. Sigit Harjojudanto adalah seorang pengusaha nasional sekaligus tokoh olahraga pendiri klub sepak bola Arseto Solo pada tahun 1978. Ia menikah dengan Elsje Anneke Ratnawati dan dikaruniai 3 orang anak yaitu Ari Sigit, Aryo Seto dan Eno Sigit.

Sigit Harjojudanto
Berkas:Sigit Harjojudanto.jpg
Lahir1 Mei 1951 (umur 73)
Solo
Tempat tinggalIndonesia
KewarganegaraanIndonesia
PekerjaanPengusaha
Anak3

Karier

  • Ketua Klub Arseto,
  • Kepala Project Officer PSSI,
  • Ketua Harian Galatama PSSI,
  • Ketua I PB PSSI,
  • Kepala Proyek PSSI Garuda,
  • Kepala Proyek PSSI Yunior,
  • Pembina Olah Raga Terbaik 1983

Aktivitas

Sigit Harjojudanto mulai mendirikan klub sepakbola Arseto pada tahun 1978. Sigit Harjojudanto kemudian menjadi Ketua Harian Liga Sepak Bola Utama (Galatama), Kepala Proyek PSSI, dan Ketua I PB PSSI. Seksi Olah Raga (SIWO) PWI Jaya kemudian memilihnya sebagai Pembina Olah Raga Terbaik 1983, karena dinilai berjasa dalam pembinaan sepak bola di Indonesia. Sigit juga merintis PSSI Garuda terdiri dari 30 pemain hasil pengamatan dari turnamen sepak bola delapan klub di Yogyakarta ia bawa ke Jakarta. Dari 20 terbaik, mereka bukan saja dilatih secara baik, tetapi juga dibiayai sekolahnya. Hasilnya, PSSI Garuda meraih posisi kedua perebutan Piala Raja 1983 di Thailand. Sigit memimpin kesebelasan Indonesia pada pertandingan pra-Olimpiade Grup III Asia Oseania di Singapura, Oktober 1983. Sigit berhasil mengantar PSSI Garuda yang tampil dalam babak kualifikasi grup I Piala Asia ke-8 di Stadion Utama Senayan, Jakarta, berhasil menang 2-1 atas Thailand.

Sigit Harjojudanto sebagai seorang pengusaha sering dituding memanfaatkan kekuasaan ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI. Sigit diperkirakan Forbes memiliki kekayaan mencapai Rp. 4,5 Triliun. Sigit memiliki lebih dari 40 perusahaan. Dengan bendera Grup Arseto, gerak usahanya merambah bidang perkebunan, kimia, pertambangan, hotel, dan penerbangan. Ketika muncul kasus emas Busang, Sigit digandeng Bre-X Mineral sebagai konsultan PT. Panutan miliknya. Melawan Siti Hardiyanti Rukmana dengan Barrick Gold Corp dalam perebutan Busang. Ternyata diketahui kandungan Busang tidak seperti yang dilaporkan Bre-X. Sigit juga tercatat pmengusai perdagangan bahan bakar premix bersama adiknya, Hutomo Mandala Putra. Sedangkan di sektor perbankan ia merupakan salah satu pemilik saham Bank BCA, Bank Tugu dan Bank Utama. Sigit juga tercatat sebagai pemilik Nusamba, sebuah grup usaha, bersama Bob Hasan. Salah satu proyek kontroversial Sigit Harjujudanto adalah dengan Vanderhorst dalam proyek-proyek energi raksasa di Indonesia bernilai sekitar 100 Juta Dollar AS, atau 140 Juta Dollar Singapura. Termasuk 20 Juta Dollar AS nilai proyek pembangunan Depo Balaraja Tangerang, sedangkan 56 Juta Dollar AS adalah proyek pipanisasi Depo Balaraja.

Pranala luar