Bruno, Purworejo

kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Revisi sejak 31 Mei 2016 10.58 oleh Hasyimui (bicara | kontrib) (Isi halaman)

Bruno adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Dinamakan "Bruno" pada zaman dahulu ada pahlawan yang bersembunyi di bruno karena di kejar kejar tentara Belanda, karena dicari cari tidak ketemu dalam bahasa jawa "diburu ora ono" (diburu tidak ada) menjadi Bruno. Kecamatan Bruno merupakan kecamatan di kabupaten purworejo yang seluruh wilayahnya adalah pegunungan. Dalam masa perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825 sampai tahun 1830 Masehi . Di Bagelen saat itu belum berganti nama menjadi Purworejo, tidak luput dari yang namanya Pertempuran hebat dengan penjajah terjadi di mana kemenangan di dapatkan oleh Tumenggung Gajah Permada, Senopati Pangeran Diponegoro yang bertempur hebat bersama pangeran Diponegoro. Kemudian mereka bergerak ke utara kutoarjo. Tumengung Gajah Permada memiliki azimat berupa sejempol kulit harimau gembong. Keampuhan azimat ini jika di gerakan maka orang tersebut akan menjadi macan gembong. saat mereka terpisah dari pasukannya ketika di hutan,sedangkan pasukan belanda mengejar dari belakang. Dalam situasi terdesak tumenggung mencoba memakaikan azimat tersebut ke jempolnya. Seketika itu berubahlah dia menjadi harimau gembong ,lalu di gendongnya pangeran Diponegoro dan macan itupun memanjat pohon besar. Tidak berselang lama pasukan Belanda datang ,namun anehnya mereka tidak dapat menemukan pangeran Dionegoro dan tumenggungnya yang bersembunyi di atas mereka. Mereka hanya berjalan berputar-putar di bawah pohon tanpa seorangpun di antara mereka yang menoleh ke atas pohon. asukan Belanda ini putus asa ,setelah di cari dalam hutan tapi buruan mereka tidak ada, buruan yang di maksud di sini adalah Pangeran Diponegoro dan Tumenggung tadi. Dalam bahasa indonesia mereka berkata buruan tidak ada yang dalam bahasa jawanya Buronane ora ono Maka jadilah nama daerah itu menjadi Bruno. KecamatanBruno berbatasan dengan kabupaten Wonosobo di utara dan barat serta kecamatan Kemiri di selatan dan timur. Kecamatan Bruno juga merupakan sentra buah durian di Kabupaten Purworejo. Di Bruno udaranya masih sangat bersih dan segar begitu juga dengan air yang ada di sungai masih sangat jernih.

Berkas:Kecamatan Bruno.jpg

Ternyata Bruno Pernah Menjadi Ibukota Jawa Tengah

Wilayah kecamatan Bruno yang berada di pegunungan dan masih memiliki hutan luas ternyata sempat menjadi lokasi perjuangan. Dalam masa revolusi fisik (1945-1949) wilayah Bruno menjadi markas persembunyian para pejuang kemerdekaan. Bahkan, pada 1948-1949 Bruno menjadi ibukota Provinsi Jawa Tengah "Dalam Pelarian" karena saat itu Semarang dikuasai Belanda.

Dikutip dari buku "Bunga Rampai Kisah-Kisah Kejuangan 45 (buku yang disusun dari kumpulan kesaksian para pelaku sejarah perang kemerdekaan di Purworejo)", saat itu Gubernur Jawa Tengah KRT Wongso Nagoro menempati rumah Dul Wahid, penduduk desa Kembangan. Keberadaan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah di desa Kembangan, Bruno didukung oleh "Pemerintahan Militer" di masa perang kemerdekaan II. Terdapat satu batalyon TNI yang membawahi dua peleton dan empat kompi pasukan yang dipimpin R Sroehardoyo.

Hal yang sangat mengharukan adalah diadakannya upacara peringatan empat tahun merdeka yang dipusatkan di desa Kemranggen, Bruno. Upacara tersebut dihadiri segenap jajaran TNI dan masyarakat setempat. Dalam buku setebal 86 halaman tersebut ditulis bahwa petilasan pemerintahan Jawa Tengah di Bruno masih bisa ditemui.

Berkas:Traveling Yu ke Purworejo.jpg
Foto Lengkap Klik Disini

Catatan kaki

Video Bruno