Hikayat Kalilah dan Dimnah
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Hikayat Kalilah dan Daminah (bahasa Suryani: 'Kalilag va Damnag', bahasa Arab: 'Kalila wa Dimna'), adalah sebuah karya sastra bahasa Sanskerta bernama Pañcatantra yang berasal dari India.
Sebelumnya karya ini diterjemahkan ke dialek Pahlavi bahasa Persia dan lalu ke bahasa Suryani sebelum ke bahasa Arab. Kemudian diterjemahkan ke bahasa-bahasa Eropa.
Thomas Irving (1980) menyatakan lebih lanjut bahwa cerita-cerita dari Afrika Utara dibawa ke Afrika di sebelah selatan Sahara dan dari sana lalu dibawa ke Amerika Utara oleh para budak-budak Afrika.
Penerjemahan
Buku ini awal mulanya diterjemahkan ke Bahasa Persia oleh Buzurjumhur dan Barzawaih, salah satu pegawai tinggi Kekaisaran Persia di zamannya. Ia diperintah raja untuk pergi India seraya mencari buku ini yang dikatakan bahwa buku ini bergudang ilmu pengetahuan dan moral.[1] Maka pergilah dia dan bertemu dengan bendahara negeri itu. Setelah berhasil berdiskusi, buku ini dibawalah ke Persia untuk diterjemah. Pada perkembangan selanjutnya, buku ini kemudian diterjemah ke bahasa Suryani. Adapun penerjemahan ke bahasa Arab, dimulai oleh Abdullah bin al-Muqaffa'. Setelah itu, Abdullah bin Hilal, pegawai Yahya bin Khalid, perdana menteri Abbasiyah, menerjemahkannya kembali. Adapun Sahl bin Naubah, menerjemah dan membuatnya sebagai syair supaya mudah dihapal. Sahl bin Harun kemudian hendak menandingi hikayat ini, tapi sayang, buku tandingannya ini tiada diketemukan hingga kini.[1] Dari sinilah, orang-orang Eropa seperti Scholtens di tahun 1786 menerjemah hikayat ini ke Bahasa Belanda, tapi hanya hikayat singa dan lembu. Adapun, hikayat ini baru diterbitkan dengan lengkap oleh Baron de Sacy tahun 1816 M. Di Mesir, hikayat ini diterjemah pada 1249 H.[1]
Di Indonesia, hikayat semacam ini baru ditemui satu-dua saja. Cerita-cerita serupa ini ada dalam kesusasteraan bahasa Jawa kuno, dan bahasa Bali; dinamakan sebagai Hikayat Tantri. Dalam bahasa Melayu, ada dinamakan hikayat ini sebagai Hikayat Galilah dan Damunah. Naskah Melayu yang hanya bisa didapati adalah naskah Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi bernama Panca Tenderan. Hanya saja, ada 5 cerita yang diterjemah. Terjemah lengkap dilakukan oleh J.R.P.R. Goongrijp pada tahun 1876. Lain dari itu, didaati semacam hikayat serupa ini tapi lain cerita, yakni Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Baktiar. Oleh sebab itulah, pada tahun 1943, Balai Pustaka memulai penerjemahan ini yang dilakukan oleh Ismail Djamil dari terjemahan Arab Kalilah dan Dimnah yang sudah berbelas kali dicetak ulang hingga tahun 2002.[2]
Referensi
Bibliografi
- Baidaba (penulis asli); ibn al-Muqaffa', Abdullah (penerjemah ke Bahasa Arab); Djamil, Ismail (penerjemah ke Bahasa Indonesia) (2002) . Hikayat Kalilah dan Dimnah. Jakarta:Balai Pustaka. ISBN 979-407-132-3.