Néstor Kirchner

Politisi
Revisi sejak 1 Desember 2005 01.49 oleh 222.124.225.90 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Néstor Carlos Kirchner lahir di Rio Gallegos (Santa Cruz, Argentina) pada 25 Pebruari 1950. Ia berasal dari keluarga keturunan imigran Swiss dan Koasia. Ia belajar ilmu hukum di Universitas Nacional de la Plata dan sejak muda aktif dalam Partai Peronis.

Pada tahun 1975, dia menikah dengan Cristina Fernandez yang kuliah di universitas yang sama. Dari pernikahan itu, mereka mempunyai dua anak. Istrinya, Cristina Fernandez de Kirchner dianggap banyak orang merupakan senjata rahasianya, seperti Evita Duarte bagi Juan Peron. Seperti Evita, Cristina lebih suka tampil dengan suaminya.

Ia menjadi Presiden Argentina setelah unggul dengan 18 calon presiden, termasuk Carlos Menem yang mundur empat hari sebelum pemilu presiden babak kedua. Penampilan luar Kirchner tidak meyakinkan orang bahwa dia penerus tradisi. Keberhasilannya sebagai gubernur pun menurut para pengkritiknya bukan indikator, karena Santa Cruz yang berada di wilayah Patagonia adalah provinsi luas yang jarang penduduknya.


Menolak Bayar Hutang

Dengan total 102,6 milyar dollar AS hutang luar negeri, Argentina menyatakan tidak akan membayar semuanya. Presiden Nestor Kirchner mengutarakan bahwa Argentina hanya membayar US$ 38,5 milyar – US$ 41,8 milyar pada 13 Januari 2005 di Buenos Aires. “Tawaran segera diluncurkan dan tidak diubah lagi meski ada penolakan dari para kreditor. Tawaran itu benar-benar tidak diubah dan segera dilaksanakan,” tandas Presiden Kirchner. Lebih dari 600.000 kreditor Argentina di seluruh dunia diminta menerima usulannya dengan batas akhir 25 Pebruari 2005.

Dari US$ 41,8 miliar utang yang rencananya dibayar, Argentina meminta kreditor, apakah dipatok berdasarkan kurs uang yang tersedia yakni peso Argentina, dollar AS, euro, atau yen. Hutang dikonvensikan ke dalam bentuk obligasi baru yang memiliki jangka waktu pembayaran hingga 2045 atau 40 tahun. Pengumuman tersebut justru membuat nilai mata uang peso dan harga obligasi meningkat. Akibat gagal bayar hutang pada tahun 2001, Argentina mengalami krisis terburuk sepanjang sejarah. Setengah dari 20 juta penduduknya jatuh miskin. Awalnya, Argentina hanya akan membayar 12% dari total hutang luar negerinya.