Evolusi diplomasi
Artikel ini tidak memiliki referensi atau pranala luar ke sumber-sumber tepercaya yang dapat menyatakan kelayakan dari subyek yang dibahas.Artikel ini akan dihapus pada 21 Juni 2016 jika tidak diperbaiki. Untuk pemulai artikel ini, jika Anda mempertentangkan nominasi penghapusan ini, jangan menghapus peringatan ini. Silakan hubungi sang pengusul, hubungi seorang pengurus, atau pasang tag {{tunggu dulu}} |
Evolusi diplomasi adalah tidak mungkin bagi kita untuk mengatakan dengan tepat kapan diplomasi pertama kali digunakan. Tetapi mungkin kita setuju pada Nicholos yang menyatakan bahwa “Asal mula diplomasi ikut terkubur di kegelapan zaman yang mendahului fajar sejarah” masuk akal bila ada dugaan bahwa pada saat manusia memulai kehidupan berkelompok, perhubungan, termasuk negosiasi untuk berbagai tujuan juga ikut mulai.
1.Perkembangan Di India Kuno
Bukti tertulis yang menunjukan bahwa kegiatan diplomatik telah berlangsung sejak lama di India dan telah lambat laun berkembang. Bahkan pada periode Vedic[[ kkita menjumpai referensi berbagai tipe utusan seperti Duta , Prahita , Palgala , Suta dan sebagainya. Menurut sayana, duta adalah ahli dalam mengumpulkan informasi mengenai kekuatan musuh, prahita adalah seorang utusan yang dikirim oleh rajanya. Jadi, tampak bahwa fungsi para duta, yang dulunya bekerja sebagai penyampaian pesan dan utusan, telah diperluas pada periode Yajurweda. Dalam periode ini muncul banyak contoh pertunjukan wakil-wakil diplomatik oleh para penguasa untuk mewakili mereka di istana satu sama lain baik dalam waktu damai maupun perang.
Para penulis India kuno tentang filosofi politik telah menghargai pernan power dalam diplomasi. Power adalah penengah yang sesungguhnya dari politik internasional bahkan dalam proses bargaining dari diplomasi prestise adalah yang paling penting. Prestise adalah reputasi power Pada abad ketiga sebelum masehi, Maurya Kaisar Asoka mencoba menanamkan gagasan baru dalam dunia diplomasi. Ia mengajar kan doktrin “non-violence” (non kekerasan), tidak hanya dalam kehidupan pribadi atau negara, tetapi bahkan juga dalam hubungan Internasional
2.Perkembangan Di Yunani Kuno
Menurut mitologi Yunani, dewa bangsa Olypia dan Hermes terlibat kegiatan-kegiatan diplomatik. Zeus, raja para dewa, menugaskan Hermes untuk misi-misi diplomatik yang sulit termasuk membunuh Argos. Hermes melambangkan sifat-sifat mempesona, penuh tipu-daya dan cerdik.
Tulisan Thucydides memberi gagasan tentang praktek-praktek diplomatik yang ada di Yunani pada zaman itu. Para warga kota Yunani melakukan praktek memilih ahli pidato mereka yang terbaik sebagai utusan mereka. Utusan-utusan ini dipercayai dengan tegas membela kasus mereka di depan majelis rakyat dari liga atau kota-kota lain di mana mereka telah dikirim untuk berunding. Mereka diharapkan untuk mengajukan proposal mereka secara terbuka dalam sebuah pidato yang hebat. Jadi perundingan atau negosiasi itu dilakukan secara lisan dan di muka umum.
3.Perkembangan Di Romawi Kuno
Tradisi diplomasi dan metode-metode diplomasi serta praktek-praktek ini disebarkan dari bangsa Yunani kepada bangsa Romawi. Bangsa romawi diberi Tuhan “Pratical Sense” yang baik dan mereka mempunyai kapasitas administrasi yang mengagumkan. Tetapi mereka tidak membuat kontribusi yang penting pada perkembangan seni negosiasi, yang mana pentingnya tak perlu diragukan lagi dalam lapangan negosiasi. Mereka lebih suka memaksakan kehendaknya daripada melakukan perundingan atas dasar timbal-balik. Mereka menyerbu lawannya yang keras kepala dan hanya mengecualikan mereka yang tunduk pada kehendak Romawi.
Mesikupun kontribusi bangsa Romasi pada perkembangan sarana-sarana diplomatik tidak begitu menonjol, tetapi mereka membuat kontribusi yang substansial dalam pertumbuhan dan perkembangan hukum internasional. Mereka menciptkan beberapa ungkapan seperti ius civile (hukum yang diterapkan pada warga negara Romawi ), ius gentium ( hukum yang diterapkan bagi warga negara Romawi dengan orang asing) dan ius naturale (hukum yang umum bagi seluruh ummat manusia)
Referensi
ROY, S.L.1991. DIPLOMASI.TerheHerwanto dan Mirsawati.Jakarta:Rajawali Nicholson, Harold.The Evolution Of Diplomatic Method.London.1954.