Yu Gwan-sun
Yu Gwan-sun (1902-1920) adalah tokoh pejuang kemerdekaan Korea pada masa Penjajahan Jepang.[1][2][3]
Yu Gwan-sun | |
Nama Korea | |
---|---|
Hangul | 유관순 |
Hanja | 柳寬順 |
Alih Aksara | Yu Gwan-sun |
McCune–Reischauer | Ryu Kwan-sun |
Masa kecil dan pendidikan awal
Yu Gwan-sun lahir di Cheonan, Chungcheong pada tanggal 17 November 1902.[2] Keluarganya tinggal di sebuah desa pertanian. Pada tahun 1916, Yu Gwan-sun masuk Sekolah Wanita Ewha (sekarang Ewha Girls' High School), di Seoul. Di sekolah ini, Ryu belajar dengan giat sehingga nilai-nilainya amat memuaskan. Pada liburan musim panas sekolah yang pertama, ia pulang ke kampung halamannya dan disana ia memberikan pengajaran kepada warga setempat mengenai ilmu pengetahuan barat dan geografi.
Aktivitas-aktivitas demonstrasi pada masa penjajahan Jepang
Pada tanggal 22 Januari tahun 1919, Kaisar Gojong tiba-tiba wafat. Rakyat Korea berduka-cita, menganggap kematian sang raja karena diracuni oleh Jepang. Rakyat diam-diam membentuk organisasi-organsisasi bawah tanah dan memulai rencana untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Mereka menyusun deklarasi dan menyebarkan salinannya ke seluruh negeri serta ke organsisasi pejuang kemerdekaan di Jepang dan Tiongkok. Tepat pada tanggal 1 Maret 1919, massa berkumpul di pusat kota Seoul mendengarkan 33 orang tokoh membacakan Deklarasi Kemerdekaan Korea. Pada saat yang sama jutaan rakyat di seluruh negeri ikut berdemonstrasi menyuarakan kemerdekaan Korea.[2] Yu Gwan-sun beserta teman-teman sekolahnya ikut ambil bagian dengan mengumpulkan massa dan meneriakkan "Dirgahayu Korea".[2]. Peristiwa ini dinamakan Samil Undong (Pergerakan Satu Maret).[2] Pada tanggal 5 Maret, Yu Gwan-sun dan teman-temannya yang ikut berdemo ditangkap oleh polisi, namun kemudian dilepaskan atas permintaan sekolah mereka. Pada tanggal 10 Maret, Jepang menutup sementara sekolah-sekolah di Korea.
Demonstrasi di Cheonan dan akhir hayat
Yu Gwan-sun kembali ke kampung halaman pada tanggal 13 Maret 1919. Diam-diam ia membawa dokumen deklarasi kemerdeakaan dan menyusun rencana demonstrasi baru. Dengan bantuan dari masyarakat dan tokoh agama di desanya, ia menyusun demonstrasi serupa dengan yang di Seoul yang dijadwalkan pada tanggal 1 April 1919. Berkeliling dari desa ke desa, ia memberitahu warga untuk ikut berpartisipasi. Malam sebelum tanggal yang ditetapkan, Yu Gwan-sun telah mencapai puncak gunung dan menyalakan obor sebagai sinyal bahwa demonstrasi akan dimulai keesokan hari. Lebih dari 3000 warga berkumpul di Pasar Aunae, Cheonan, Yu Gwan-sun membawa Taegeukgi, membaca deklarasi dan kemudian berjalan mengelilingi kota. Polisi Jepang bereaksi dengan menangkap dan membunuh banyak demonstran, orang tua Yu termasuk yang gugur di dalamnya. Yu ditahan dan dihukum di penjara Cheonan, kemudian dipindahkan ke penjara Gongju. Akhirnya ia dikirim lagi ke Penjara Seodaemun, Seoul. Karena menerima hukuman dan siksaan di penjara, pada tanggal 28 September 1920, Yu Gwan-sun gugur dalam usia 18 tahun.
Penghargaan dan penghormatan
Partisipasi Yu Gwan-sun dan tokoh pejuang dalam Pergerakan Satu Maret diperingati setiap tahun tanggal 1 Maret di paviliun genta Bosingak.[4] Tanggal ini disebut Samil-jeol, diperingati dengan memukul genta sebanyak 33 kali untuk menghormati 33 orang pahlawan pejuang kemerdekaan Korea.[4]
-
Yu Gwan-sun Memorial Hall, Cheonan
Pranala luar
- (Inggris)Martir 18 tahun, Yu Gwan-sun
- (Inggris)Pergerakan Satu Maret dan Yu Gwan-sun
- (Inggris)Kapal selam yang akan dinamai Ryu Gwansun
Referensi
- ^ (Inggris)Korea via stamps: patriotic girl Ryu Gwan-sun, korea.net, 16-06-2016
- ^ a b c d e (Inggris)Yu Gwan-sun, the Indefatigable Independence Fighter, world.kbs.co.kr, 16-06-2016
- ^ (Inggris)Yu Kwan-Sun, the soul of Korea, redflag.org.au, 16-06-2016
- ^ a b (Inggris)Samiljeol Commemorative Bell-Ringing Ceremony at Bosingak (Belfry), visitseoul, 16-06-2016