Batalyon Infanteri 501

Revisi sejak 21 Juli 2016 05.55 oleh Hesti Wira Sakti (bicara | kontrib) (penambahan konten)

Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha adalah yonif lintas udara yang tergabung dalam Brigif Linud 18/Trisula Kostrad. Berawal dari pengelompokkan kembali Yonif 504/Men 16 dan Yonif 518/Men 17 yang kemudian membentuk satu batalyon raider bernama Yonif 530/Raiders pada 22 Januari 1961. Kemudian Yonif 530 dididik sekolah para dan berganti nama menjadi Yonif 530/Para. Nama Yonif Linud 501/Bajra Yudha dipakai sejak 3 Maret 1973[1] dan pada tanggal 14 Desember 2015 Yonif Linud 501/Bajra Yudha berhak menyandang nama Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha. Perubahan status sebagai satuan Para Raider berarti merupakan peningkatan kemampuan, sehingga siap ditugaskan sesuai kualifikasi Raider yang dimiliki.

Batalyon Infanteri Para Raider 501/Bajra Yudha
Berkas:Gambar Yonif Linud 501.jpg
Lambang Yonif Linud 501/BY
Dibentuk22 Januari 1961
NegaraIndonesia
CabangTNI Angkatan Darat
Tipe unitSatuan Tempur Infanteri
MarkasJl. Urip Sumoharjo, Madiun
JulukanYonif Para Raider 501/BY
MotoBajra Yudha
MaskotBurung Alap-Alap
Situs webyoniflinud501.blogspot.com
Tokoh
Komandan saat iniMayor Inf Teadi Aulia Mula Uji, S.E

Yonif Linud 501/BJ berlokasi di Jln. Urip Sumoharjo No. 60, Madiun, Jawa Timur berdasarkan Surat Keputusan Pangkostrad Nomor Skep/015/III/1973 tanggal 3 Maret 1973 Batalyon Infanteri 530/Para menjadi Brigif Linud 18/Trisula. dan merupakan Batalyon pemukul, tidak hanya bagi Kostrad (sebagai induk Yonif 501 ini) namun juga bagi TNI Angkatan Darat.

Sejarah

Awal pembentukan satuan ini dimulai dengan terbitnya Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/30/I/1961 tanggal 22 Januari 1961 tentang peresmian Batalyon Infanteri 530/Raiders dengan Komandan Batalyon Mayor Infanteri Imam Munandar, Batalyon Infanteri 530/Raiders merupakan hasil regrouping dari Batalyon Infanteri 504/Resimen 16 dan Batalyon Infanteri 518/Resimen 17 yang diresmikan pada tanggal 4 April 1961. Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/14/I/1961 tanggal 30 Januari 1961 Batalyon Infanteri 530/Raiders disyahkan menjadi Batalyon Infanteri 530/Para, yang merupakan unsur dari Brigade 3/Para yang anggotanya lulus dari latihan para, Yaitu 3 Batalyon Raiders 330/Raiders, 454/Banteng dan Batalyon Infanteri 530/Raiders. Pada tahun 1966 Brigif 3/Para dilikuidasi masuk ke Brigif Linud khusus pada Komando Brigade, sedangkan Batalyon-batalyonnya termasuk Yonif 530 menjadi bagian Brigade Linud yang baru dibentuk berdasarkan Skep Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Skep/76/IV/1966 tanggal 26 April 1966 tentang pembentukan Brigif Linud 18/Trisula beserta unsur-unsurnya.

Berdasarkan Surat Keputusan Pangab Nomor Skep/120/II/1969 tanggal 19 Pebruari 1969 ditetapkan Brigif Linud 18/Trisula Kodam VIII/Brawijaya secara organisasi dan adsministrasi dibawah Komando Pangkostrad, sehingga Yonif 530 menjadi bagian dari Kostrad. Perubahan nama batalyon seperti sekarang didasarkan pada Surat Keputusan Pangkostrad Nomor Skep/015/III/1973 tanggal 3 Maret 1973 Batalyon Infanteri 530/Para menjadi Batalyon Infanteri Lintas Udara 501/Bajra Yudha Brigif Linud 18/Trisula.[2]

Komandan Batalyon

  • Letkol Inf Sumadi (04 Mei 1961-14 September 1961).
  • Mayor Inf Imam Munandar (04 September 1961-02 Desember 1961).
  • Mayor Inf Zein Thoyib (22 Januari 1962-07 Mei 1964).
  • Mayor Inf Jaelani (07 Mei 1964-22 Pebruari 1965).
  • Mayor Inf R.M. Hadi (01 Oktober 1965-10 Pebruari 1969).
  • Letkol Inf Matroji (10 Pebruari 1969-01 Maret 1973).
  • Mayor Inf Ruslan M. (01 Maret 1973-10 Oktober 1975).
  • Mayor Inf Ismail (10 Oktober 1975-1 April 1976).
  • Mayor Inf Kardi (01 April 1976-20 Pebruari 1978).
  • Mayor Inf Margoyuno (20 Pebruari 1978-01 April 1979).
  • Mayor Inf Budi Sujana (01 April 1979-16 Pebruari 1981).
  • Letkol Inf D. Muchidin (16 Pebruari 1981-21 Mei 1983).
  • Letkol Inf Bimo Prakoso (21 Mei 1983-08 Desember 1984).
  • Letkol Inf Sugiono (02 Januari 1986-07 Juni 1988).
  • Mayor Inf Songko Purnomo (01 Juli 1988-19 Juni 1989).
  • Mayor Inf Satria Buana (19 Juni 1989-11 Maret 1992).
  • Letkol Inf Jody Kusuma Priambodo (11 Maret 1992-01 Juni 1993).
  • Letkol Inf E. Edi Sunadi (01 Juni 1993-15 Juli 1995).
  • Letkol Inf Eman Rachman (15 Juni 1995-15 Juni 1996).
  • Letkol Inf Muhammad Hafiz (15 Juni 1996-08 Juli 1998).
  • Mayor Inf Awaluddin (18 Juli 1998-September 1999).
  • Letkol Inf Afanti S. Uloli (08 September 1999-27 Pebruari 2001).
  • Mayor Inf Kamistan Hadirin (27 Pebruari 2001-18 September 2001).
  • Letkol Inf Ferry Zein (03 Desember 2001-10 September 2004).
  • Letkol Inf Luthfie Beta (10 September 2004 -14 Agustus 2006).
  • Letkol Inf Joko Sudiono, MA. (14 Agustus 2006-15 Agustus 2007).
  • Letkol Inf Dwi Darmadi (15 Agustus 2007-15 Oktober 2008)
  • Letkol Inf Waston Purba (15 Oktober 2008-08 Juli 2010).
  • Letkol Inf Suharto Sudarsono (08 Juli 2010-09 Juli 2011).
  • Letkol Inf Bambang Sujarwo (09 Juli 2011-10 Desember 2012).
  • Mayor Inf Andi Kusworo (10 Desember 2012-3 Juni 2015)
  • Mayor Inf Teadi Aulia Mula Uji, S.E (3 Juni 2015-Sekarang)
  • Catatan: Beberapa periode tanggung jawab Danyonif Linud 501/Bajra Yudha dipegang oleh Danbrigif Linud 18/Trisula.

Pembentukan Raider

Berkas:Tupdik para raider 501.jpg
Pasukan Yonif Para Raiders 501/Bajra Yudha dalam upacara di Pantai Tamban.

Kasdivif 2/Kostrad Brigjen TNI Ainurrahman sebagai Inspektur Upacara pada penutupan Latihan Raider Yonif 501/Bajra Yudha, yang bertempat di Pantai Tamban Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 14 Desember 2015. Yonif Raider merupakan satuan yang disiapkan untuk menghadapi perkembangan lingkungan strategis berdasarkan hakikat ancaman yang akan terjadi. Dengan berakhirnya latihan Raider ini, maka prajurit Yonif Linud 501/Bajra Yudha telah memiliki kemampuan khusus, berupa keterampilan teknik dan taktik Raider. Prajurit Raider yang profesional, handal dan tangguh maka Batalyon Linud 501/Bajra Yudha Kostrad, akan menyandang nama Batalyon Para Raider 501/Bajra Yudha. Perubahan status sebagai satuan Para Raider berarti merupakan peningkatan kemampuan, sehingga siap ditugaskan sesuai kualifikasi Raider yang dimiliki.[3]

Sebanyak 650 prajurit dari Yonif Linud 501/Kostrad di Madiun dilantik menjadi pasukan Para Raider dengan kemampuan raid dalam segala medan dan cuaca. Mereka menyusul Para Raider sebelumnya dari Yonif Linud 503/Mayangkara yang juga telah dilantik.[4] Tahun depan sebanyak 650 prajurit Yonif Linud 502/Ujwala Yudha. latihan penggemblengan selama 84 hari, mereka memiliki kemampuan tambahan, yakni kemamuan raider. Mereka punya kemampuan operasional di semua medan laga. Baik di perkotaan, hutan, gunung, sungai, rawa, laut, pantai, dan udara,’’.

Pasukan Para Raider yang ada di Satuan Linud dalam jajaran Brigif Linud 18/Trisula digembleng latihan dalam tiga tahap di Malang Delatan. Ketiga tahap itu adalah tahap basis, tahap gunung hutan, dan tahap rawa laut.

  1. Pada tahap basis, pasukan mendapat pelatihan menghadapi pertempuran kota, pertempuran jarak dekat, dan ilmu medan. Penghancuran medan dan pembebasan tawanan diajarkan di tahapan ini. Mereka digembleng keras dalam tahapan ini.
  2. Pada tahap gunung, pasukan diajari survival di hutan belantara dan kemampuan gerilya di gunung. Bahkan dalam tiga hari mereka tidak dibekali makanan, hanya garam dan korek api yang dibawa pasukan. Mereka diuji untuk tetap survive dalam kondisi seminim apapun.
  3. Tahap rawa laut, para raider digembleng kemampuan tempur di laut.

Pengalaman Operasi Penugasan

Operasi Lintas Udara merebut Dili

Pada tanggal 7 Desember 1975, 270 anggota Grup-1 Kopassus dan 285 anggota Yonif 501 dan anggota Markas Brigif-18 terlibat dalam sebuah operasi lintas udara merebut Dili, ibukota Timor-Timur. Dili dapat direbut melalui sebuah pertempuran dahsyat, 35 anggota Yonif 501 plus Mabrigif-18 gugur termasuk dua perwira yaitu Kapten Inf H Simanjutak (Pasi-1 Yonif 501) dan Kapten Inf Ajat Sudrajat. Batalyon ini pernah pula ditugaskan di Kamboja pada tahun 1990an.

Mengenang Tragedi di Gunung Baunoraq Oss-Viqueke Timor-Timur Tahun 1984

Pasukan Yonif Linud 501 berangkat melaksanakan tugas pada bulan Maret 1983 dengan menggunakan pesawat Hercules mendarat di BAUCAU di Timor-Timur dalam rangka misi kontak damai dibawah pimpinan Komandan Batalyon Letkol Inf Sujono.[5] Setelah operasi penugasan berjalan 1 tahun Pada pukul 23.00 WIT tanggal 09 Maret 1984 Wakil Komandan Batalyon Mayor Inf Wibisono memerintahkan Serda Trilis untuk menjemput/mengawal PANGAB Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani dalam rangka kunjungan Imbargasi Yonif Linud 501 kemudian Serda Trilis beserta 8 anggota lainnya bergerak menuju ke Viqueke dengan menggunakan 4 kendaraan Land Rover untuk menjemput dan mengawal Pangab Jenderal TNI Leonardus Benyamin Moerdani. Pada pukul 02.30 WIT salah satu kendaraan Land Rover mengalami kerusakan ditengah-tengah hutan rimba kemudian anggota tersebut memperbaikinya dan dilanjutkan menuju ke Viqueke.

Pada pukul 04.30 WIT tanggal 10 Maret 1984 kendaraan Land Rover tersebut di hadang oleh GPK di gunung Baunoraq perbatasan Osso-Viqueke yang mengakibatkan sopir Land Rover pertama atas nama Serda Trilis kena tembak lengan bagian kanan yang mengakibatkan meninggal dunia dan semua anggota turun berlindung dan membalas tembakan, setelah itu Pratu Imam Supi’i terkena tembakan yang mengakibatkan meninggal dunia, sedangkan senjata dapat di amankan dari tangan GPK. Dalam waktu yang bersamaan Anggota Yonif Linud 501 bertahan dengan menggunakan senjata SS-1 dan TP sedangkan ratusan GPK berbendera putih sambil meneriakkan suara “Apanca Maubere” yang artinya “maju terus” untuk melaksanakan serbuan terhadap anggota Yonif Linud 501. Pada saat ratusan GPK berjarak kurang lebih 10 Meter tiba-tiba datang Helikopter, pesawat Kondor dan Mortir Marinir untuk membantu anggota Yonif Linud 501 yang telah dikepung GPK sehingga mengakibatkan kelompok GPK banyak yang tewas dan melarikan diri.

Pada pukul 12.00 WIT tanggal 10 Maret 1984 situasi sudah aman dengan kerugian 3 orang meninggal dunia, 2 orang luka-luka dan 4 orang selamat, kemudian dari 9 anggota tersebut di evakuasi dengan menggunakan Helikopter menuju ke lapangan Imbargasi di Kelikai untuk di upacarakan bagi yang gugur dan yang masih hidup dimintai keterangan oleh Pasi-1 Yonif Linud 501 Kapten Inf Suryo tentang kejadian penghadangan tersebut.

Berkas:Kendaraan 01.jpg
Monumen dan Saksi Bisu GPK Timor-Timur Tahun 1983

Keterangan Korban Penghadangan digunung Baunoraq perbatasan Osso-Viqueke dengan 4 kendaraan Land Rover tahun 1984 :

  • Korban selamat :
  1. Kopda Inf Suwarto
  2. Pratu Inf Ismail,
  3. Pratu Inf Sarwo
  4. Serda Inf Budi (Divisi)
  • Korban luka-luka :
  1. Kopda Inf Sodin
  2. Kopda Inf Sarjono
  • Korban meninggal dunia :
  1. Serda Inf (Annumerta) Trilis
  2. Koptu Inf (Annumerta) Suprapto
  3. Pratu Inf (Annumerta) Imam Supi’i

Referensi