Mumbai
Mumbai (/mʊmˈbaɪ/; yang juga dikenal sebagai Bombay, nama resminya sampai 1995) adalah ibukota negara bagian India Maharashtra. Kota tersebut merupakan kota terpadat di India dan aglomerasi terpadat kesembilan di dunia, dengan populasi kota tersebut diperkirakan berjumlah 18.4 juta orang. Bersama dengan kawasan-kawasan tetangga di Kawasan Metropolitan Mumbai, kota tersebut merupakan salah satu kawasan perkotaan terpadat di dunia dan kawasan metropolitan terpadat kedua di India, dengan populasi sejumlah 20.7 juta hingga 2011[update].[10][11] Mumbai berada di sepanjang pesisir barat India dan memiliki sebuah pelabuhan alam yang dalam. Pada 2009, Mumbai diangkat menjadi kota dunia alpha.[12] Kota tersebut juga merupakan kota termakmur di India,[13] dan memiliki GDP tertinggi dari kota manapun di Asia Selatan, Barat, atau Tengah.[14] Mumbai memiliki jumlah jutawan dan miliuner tertinggi ketimbang seluruh kota di India.[15][16]
Mumbai
मुंबई Bombay | |
---|---|
Julukan: Kota Tujuh Pulau, Kota Impian,[1] Jalan Gerbang menuju India, Hollywood dari India | |
Negara | India |
Negara bagian | Maharashtra |
Distrik | Kota Mumbai Sub-Perkotaan Mumbai Navi Mumbai |
Bahasa resmi | Marathi[2][3] |
Bahasa Asli | Marathi dan Konkani[4] |
Pertama kali didiami | 1507 |
Dinamai berdasarkan | Mumbadevi |
Pemerintahan | |
• Jenis | Dewan Walikota |
• Badan | MCGM |
• Mayor | Snehal Ambekar[5] (Shiv Sena) |
• Komisioner Munisipal | Ajoy Mehta[6] |
Luas | |
• Mega-kota | 603 km2 (233 sq mi) |
• Luas metropolitan | 4.355 km2 (1.681,5 sq mi) |
Ketinggian | 14 m (46 ft) |
Populasi (2011)[8] | |
• Mega-kota | 12.442.373 |
• Peringkat | ke-1 |
• Kepadatan | 21,000/km2 (53,000/sq mi) |
• Metropolitan | 18.414.288 20.748.395(Extended UA) |
• Metro Rank | ke−1 |
Demonim | Mumbaikar |
Zona waktu | UTC+5:30 (IST) |
Kota ZIP | 400 001 to 400 107 |
Kode area telepon | +91-22 |
Pelat kendaraan | MH-01 (Tengah), MH-02 (Barat), MH-03 (Timur), MH-47 (Utara) |
Situs web | www |
Tujuh pulau yang masuk kawasan Mumbai merupakan tempat tinggal dari komunitas koloni-koloni perikanan.[4] Selama berabad-abad, kepulauan tersebut berada di bawah kekuasaan kekaisaran pribumi sebelum jatuh ke tangan Portugis dan kemudian ke tangan Perusahaan Hindia Timur Britania ketika pada 1661 Raja Charles II menikah dengan Yekaterina dari Braganza, dan sebagai bagian dari mas kawinnya, Charles diberi Tangier dan tujuh pulau di Bombay.[17] Pada pertengahan abad ke-18, Bombay, dibentuk ulang oleh proyek Hornby Vellard,[18] yang diadakan untuk reklamasi kawasan tersebut antara tujuh pulau tersebut dari laut.[19] Bersamaan dengan pembangunan jalan-jalan besar dan jalur kereta api, reklamasi lahan tersebut, yang terselesaikan pada 1845, mengubah Bombay menjadi pelabuhan utama di Laut Arab. Bombay pada abad ke-19 dikarakteristikan dengan perkembangan ekonomi dan pendidikan. Pada awal abad ke-20, kota tersebut menjadi basis kokoh bagi gerakan kemerdekaan India. Setelah kemerdekaan India pada 1947, kota tersebut dimasukkan dalam Negara Bagian Bombay. Pada 1960, setelah gerakan Samyukta Maharashtra, sebuah negara bagian baru Maharashtra dibuat dengan Bombay sebagai ibukotanya.[20]
Mumbai adalah ibukota keuangan, komersial[21] dan hiburan di India. Kota tersebut juga merupakan salah satu dari sepuluh pusat komersial teratas di dunia dalam hal arus keuangan global,[22] meliputi 6.16% dari GDP India[23] dan meliputi 25% dari pengeluaran industrial, 70% dari perdagangan maritim di India (Mumbai Port Trust dan JNPT),[24] dan 70% dari transaksi ibukota untuk ekonomi India.[25][26] Kota tersebut berisi lembaga-lembaga keuangan berpengaruh seperti Bank Reserve India, Bursa Saham Bombay, Bursa Saham Nasional India, SEBI dan markas-merkas besar dari sejumlah perusahaan India dan perusahaan multi-nasional. Kota tersebut juga merupakan tempat dari beberapa lembaga nuklir dan saintifik utama India seperti BARC, NPCL, IREL, TIFR, AERB, AECI, dan Departemen Energi Atom. Kota tersebut juga merumahi industri film dan televisi Marathi dan Hindi (Bollywood) di India. Kesempatan bisnis Mumbai, serta potensialnya menawarkan standar hidup yang tinggi,[27] menarik minat para migran dari seluruh belahan India, membuat kota tersebut menjadi kuali peleburan dari beberapa komunitas dan budaya.
Etimologi
Nama Mumbai berasal dari kata Mumbā atau Mahā-Ambā—nama dari dewi pelindung (Kuladewi) Mumbadewi dari komunitas Agri, Koli dan Somwanshi Kshatriya—[28] dan ā'ī artinya "ibu" dalam bahasa Marathi, yang merupakan bahasa ibu suku Koli dan bahasa resmi Maharashtra.[4][29]
Nama yang dikenal tertua untuk kota tersebut adalah Kakamuchee dan Galajunkja; kata-katas tersebut terkadang masih digunakan.[30][31] Ali Muhammad Khan, dalam Mirat-i-Ahmedi (1507) menyebut kota tersebut dengan sebutan Manbai.[32] Pada 1508, penulis Portugis Gaspar Correia menggunakan nama Bombaim, dalam karyanya Lendas da Índia ("Legenda-Legenda India").[33][34] Nama tersebut diyakini berasal dari frase Portugis Lama bom baim, yang artinya "teluk kecil bagus",[35] dan Bombaim masih umum digunakan dalam bahasa Portugis.[36] Pada 1516, penjelajah Portugis Duarte Barbosa menggunakan nama Tana-Maiambu: Tana tampil untuk merujuk kepada kota gabungan Thane dan Maiambu untuk Mumbadevi.[37]
Variasi lainnya yang tercatat pada abad ke-16 dan ke-17 meliputi: Mombayn (1525), Bombay (1538), Bombain (1552), Bombaym (1552), Monbaym (1554), Mombaim (1563), Mombaym (1644), Bambaye (1666), Bombaiim (1666), Bombeye (1676), Boon Bay (1690),[36][38] dan Bon Bahia.[39] Setelah Inggris meraih kekuasaan atas kota tersebut pada abad ke-17, nama Portugis secara resmi dianglikanisasi menjadi Bombay.[40]
Pada akhir abad ke-20, kota tersebut disebut sebagai Mumbai atau Mambai dalam bahasa-bahasa resmi tingkat negara di India yang meliputi bahasa Marathi, Konkani, Gujarati, Kannada dan Sindhi, dan sebagai Bambai dalam bahasa Hindi.[41] Pemerintah India secara resmi mengubah nama Inggris-nya menjadi Mumbai pada November 1995.[42] Kebijakan tersebut datang dari usulan partai nasionalis Marathi Shiv Sena, yang memenangkan pemilihan negara bagian Maharashtra, dan mencerminkan pengubahan nama yang mirip di seluruh negara tersebut dan sebagian besar Maharashtra.[43] Menurut majalah Slate, "mereka berpendapat bahwa 'Bombay' merupakan sebuah versi Inggris yang dikorup dari 'Mumbai' dan sebuah warisan yang tidak diinginkan dari pemerintah kolonial Inggris."[44] Slate juga berkata bahwa "Dorongan untuk mengganti nama Bombay adalah bagian dari sebuah gerakan yang lebih besar untuk memperkuat identitas Marathi di kawasan Maharashtra."[45] Meskipun kota tersebut masih disebut sebagai Bombay oleh beberapa penduduknya dan oleh orang-orang India dari kawasan lainnya,[46][47] penyebutan kota tersebut dengan sebuah nama selain Mumbai telah menjadi hal kontroversial, yang dihasilkan dalam perasaan emosional yang terkadang dari sebuah alam kekerasan politik.[48][49]
Penduduk Mumbai disebut mumbaikar dalam bahasa Marathi, dimana akhiran kar artinya penduduk. Istilah tersebut sempat digunakan beberapa kali namun baru meraih ketenaran setelah nama resminya diubah menjadi Mumbai.[50]
Sejarah
Sejarah awal
Mumbai dibangun di atas apa yang sempat menjadi sebuah kepulauan dari tujuh pulau: Pulau Bombay, Parel, Mazagaon, Mahim, Colaba, Worli, dan Pulau Wanita Tua (juga dikenal sebagai Colaba Kecil).[51] Tidak diketahui kapan pulau-pulau tersebut mulai didiami. Sedimen-sedimen Pleistosen yang ditemukan di sepanjang kawasan pesisir di sekitaran Kandivali, utara Mumbai menunjukan bahwa kepulauan tersebut telah ditinggali sejak Zaman Batu.[52] Pada permulaan zaman Masehi (2,000 tahun yang lalu), atau mungkin lebih awal, kawasan tersebut diduduki oleh komunitas perikanan Koli.[53][54]
Pada abad ketiga SM, kepulauan tersebut dimasukkan sebagai bagian dari Kekaisaran Maurya, pada ekspansinya ke wilayah selatan, yang diperintah oleh kaisar Buddha, Asoka dari Magadha.[55] Gua Kanheri di Borivali diekskavasi pada pertengahan abad ketiga SM,[56] dan dijadikan pusat penting agama Buddha di India Barat pada zaman kuno.[57] Kota tersebut pada waktu itu disebut sebagai Heptanesia (Bahasa Yunani Kuno: Tujuh Pulau) oleh geografer Yunani Ptolemy pada 150 Masehi.[58] Gua Mahakali dinAndheri dibangun antara abad ke-1 SM dan abad ke-6 M.[59][60]
Antara abad kedua SM dan abad kesembilan M, kepulauan tersebut berada di bawah dinasti-dinasti pribumi suksesif: Satawahana, Kshatrapa Barat, Abhira, Wakataka, Kalachuri, Konkan Maurya, Chalukya dan Rashtrakuta,[61] sebelum dikuasai oleh dinasti Silhara dari 810 sampai 1260.[62] Beberapa bangunan bersejarah tertua di kota tersebut yang dibangun pada masa tersebut adalah, Gua Jogeshwari (antara 520 dan 525),[63] Gua Elephanta (antara abad keenam sampai ketujuh),[64] Kuil Walkeshwar (abad ke-10),[65][66] dan Tempat Penampungan Air Banganga (abad ke-12).[67][68]
Raja Bhimdev mendirikan kerajaannya di kawasan tersebut pada akhir abad ke-13 dan mendirikan ibukotanya di Mahikawati (sekarang Mahim).[69] Pathare Prabhu, salah satu pemukim paling terawal yang diketahui di kota tersebut, dikirimkan ke Mahikawati dari Saurashtra di Gujarat sekitar tahun 1298 oleh Bhimdev.[70] Kesultanan Delhi menganeksasikan kepulauan tersebut pada 1347–48 dan menguasainya sampai 1407. Pada masa itu, kepulauan tersebut diperintah oleh Gubernur-Gubernur Muslim Gujarat, yang ditunjuk oleh Kesultanan Delhi.[71][72]
Kepulauan tersebut kemudian diperintah oleh Kesultanan Gujarat independen, yang didirikan pada 1407. Kekuasaan Kesultanan tersebut berujung pada pembangunan beberapa masjid, yang terkenal adalah Haji Ali Dargah di Worli, yang dibangun untuk menghormati tokoh suci Muslim Haji Ali pada 1431.[73] Dari 1429 sampai 1431, kepulauan tersebut menjadi sumber perebutan antara Kesultanan Gujarat dan Kesultanan Bahamani dari Deccan.[74][75] Pada 1493, Bahadur Khan Gilani dari Kesultanan Bahamani berupaya untuk menaklukan kepulauan tersebut namun kalah.[76]
Kekuasaan Portugis dan Inggris
Kekaisaran Mughal, yang dibentuk pada 1526, merupakan kekuatan dominan di anak benua India pada pertengahan abad ke-16.[77] Tumbuhnya kekhawatiran terhadap kekuasaan Mughal Humayun membuat Sultan Bahadur Shah dari Kesultanan Gujarat memutuskan untuk menandatangani Traktat Bassein dengan Kekaisaran Portugus pada 23 Desember 1534. Menurut traktata tersebut, tujuh pulau di Bombay, kota strategis terdekat Bassein dan depedensi-depedensinya diberikan kepada Portugis. Teritorial tersebut kemudian disebarkan pada 25 Oktober 1535.[78]
Portugis aktif terlibat dalam pembentukan dan pertumbuhan ordo-ordo agama Katolik Roma mereka di Bombay.[79] Mereka menyebut kepulauan tersebut dengan berbagai nama, yang akhirnya mengambil bentuk penulisan Bombaim. Kepulauan tersebut didiami beberapa perwira Portugis pada masa rezimnya. Fransiskan dan Yesuit Portugis membangun beberapa gereja di kota tersebut, yang terkenal adalah Gereja Santo Mikael di Mahim (1534),[80] Gereja Santo Yohanes Pembaptis di Andheri (1579),[81] Gereja Santo Andreas di Bandra (1580),[82] dan Gereja Gloria di Byculla (1632).[83] Portugis juga membangun beberapa benteng di sekitar kota tersebut seperti Kastil Bombay, Castella de Aguada (Castelo da Aguada atau Benteng Bandra), dan Benteng Madh. Inggris berjuang terus menerus berjuang melawan Portugis terhadap hegemoni atas Bombay, karena mereka menyadari pelabuhan alami strategisnya dan isolasi alaminya dari serangan-serangan darat. Pada pertengahan abad ke-17, pertumbuhan kekuatan Kekaisaran Belanda memaksa Inggris mengakuisisi sebuah stasiun di barat India. Pada 11 Mei 1661, traktat pernikahan Charles II dari Inggris dan Yekaterina dari Braganza, putri dari Raja Yohanes IV dari Portugal, membuat kepulauan tersebut menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Kekaisaran Inggris sebagai bagian dari mahar Yekaterina kepada Charles.[84] Namun, Salsette, Bassein, Mazagaon, Parel, Worli, Sion, Dharavi, dan Wadala masih tetap berada di bawah kekuasaan Portugis. Dari 1665 sampai 1666, Inggris memutuskan untuk mengakuisisi Mahim, Sion, Dharavi, dan Wadala.[85]
Berkenaan dengan Piagam Kerajaan 27 Maret 1668, Inggris menyewakan pulau-pulau tersebut kepada Perusahaan Hindia Timur Inggris pada 1668 dengan tagihan £10 per tahun.[86] Populasinya berkembang cepat dari 10,000 pada 1661, sampai 60,000 pada 1675.[87] Kepulauan tersebut kemudian diserang oleh Yakut Khan, laksamana Siddi dari Kekaisaran Mughal, pada Oktober 1672,[88] Rickloffe van Goen, Gubernur-Jenderal Hindia Belanda pada 20 Februari 1673,[89] dan laksamana Siddi Sambal pada 10 Oktober 1673.[88]
Pada 1687, Perusahaan Hindia Timur Inggris memindahkan markas besarnya dari Surat ke Bombay. Kota tersebut kemudian menjadi markas besar Kepresidenan Bombay.[90] Setelah pemindahan tersebut, Bombay ditempatkan sebagai kepala dari seluruh cabang Perusahaan tersebut di India.[91] Sampai akhir abad ke-17, kepuloauan tersebut kembali mendapatkan serangan dari Yakut Khan pada 1689–90.[92] Kekuasaan Portugis berakhir di Bombay ketika pasukan Maratha yang berada di bawah pimpinan Peshwa Baji Rao I menaklukan Salsette pada 1737, dan Bassein pada 1739.[93] Pada pertengahan abad ke-18, Bombay mulai berkembang menjadi kota dagang besar, dan meraih jumlah migran yang banyak dari seluruh belahan India.[94] Kemudian, Inggris menduduki Salsette pada 28 Desember 1774. Dengan Traktat Surat (1775), Inggris secara resmi memegang kendali atas Salsette dan Bassein, yang berujung pada Perang Inggris-Maratha Pertama.[95] Inggris dapat mengamankan Salsette dari pasukan Maratha tanpa kekerasan melalui Traktat Purandar (1776),[96] dan kemudian melalui Traktat Salbai (1782), ditandatangani untuk menentukan hasil dari Perang Inggris-Maratha Pertama.[97]
Dari 1782 dan seterusnya, kota tersebut dirombak dengan proyek-proyek teknik sipil berskala besar dalam rangka menggabung seluruh tujuh pulau menjadi sebuah daratan tunggal. Proyek tersebut, yang dikenal sebagai Hornby Vellard, terselesaikan pada 1784.[18] Pada 1817, Perusahaan Hindia Timur Britania yang berada di bawah pimpinan Mountstuart Elphinstone mengalahkan Baji Rao II, Peshwa Maratha terakhir dalam Pertempuran Khadki.[98] Setelah kekalahannya, hampir keseluruhan wilayah Deccan berada di bawah kedaulatan Inggris, dan dimasukkan dalam Kepresidenan Bombay. Keberhasilan kampanye Inggris di Deccan menandai pembebasan Bombay dari seluruh serangan dari kekuatan-kekuatan pribumi.[99]
Pada 1845, tujuh pulau tersebut selesai digabungnya menjadi sebuah daratan tunggal oleh proyek Hornby Vellard melalui reklamasi laha berskala besar.[19][100] Pada 16 April 1853, jalur kereta api penumpang pertama di India didirikan, menghubungan Bombay menuju kota tetangga Thana (sekarang Thane).[101] Pada Perang Saudara Amerika (1861–1865), kota tersebut menjadi pasar dagang kapas utama di dunia, menyebabkan ledakan ekonomi yang kemudian meningkatkan taraf hidup di kota tersebut.[102]
Pembukaan Terusan Suez pada 1869 membuat Bombay menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Laut Arab.[103] Pada September 1896, Bombay diserang oleh wabah pes bubonik yang menewaskan sekitar 1,900 orang per minggu.[104] Sekitar 850,000 orang pergi dari Bombay dan industri tekstil terkena dampaknya.[105] Sebagai ibukota Kepresidenan Bombay, kota tersebut menjadi saksi bisu gerakan kemerdekaan India, dengan Gerakan Keluar India pada 1942 dan Serangan Angkatan Laut Kerajaan India pada 1946 menjadi perisitwa paling terkenalnya.[106][107]
India independen
Setelah kemerdekaan India pada 1947, teritorial Kepresidenan Bombay dipertahankan oleh India untuk distruktur ulang menjadi Negara Bagian Bombay. Wilayah Negara Bagian Bombay meningkat, setelah beberapa negara kepangeranan yang bergabung dengan uni India diintegrasikan ke dalam negara bagian tersebut. Kemudian, kota tersebut menjadi ibukota Negara Bagian Bombay.[108] Pada April 1950, batas-batas munisipal Bombay diperluas dengan menggabungkan Distrik Subperkotaan Bombay dan Kota Bombay untuk membentuk Perusahaan Munisipal Bombay Besar.[109]
Gerakan Samyukta Maharashtra untuk membuat sebuah negara Maharashtra terpisah yang meliputi Bombay memuncak pada 1950an. Dalam diskusi Lok Sabha pada 1955, partai Kongres menyatakan bahwa kota tersebut dijadikan sebagai kota-negara otonomi.[110] Komite Reorganisasi Negara-Negara Bagian merekomendasikan sebuah negara bagian dwi-bahasa untuk Maharashtra–Gujarat dengan Bombay sebagai ibukotanya dalam laporan 1955-nya. Komite Kewarganegaraan Bombay, sebuah kelompok advokasi yang memimpin kaum industrialis Gujarati mendukung status independen Bombay.[111]
Setelah unjuk rasa pada gerakan tersebut dimana 105 tewas dalam bentrokan dengan polisi, Negara Bagian Bombay direorganisasi beradarkan pada garis linguistik pada 1 Mei 1960.[112] Wilayah berbahasa Gujarati dari Negara Bagian Bombay dipisah menjadi negara bagian Gujarat.[113] Negara Bagian Maharashtra dengan Bombay sebagai ibukotanya dibentuk dengan penggabungan wilayah berMarathi dari Negara Bagian Bombay, delapan distrik dari Provinsi-Provinsi Tengah dan Berar, lima distrik dari Negara Bagian Hyderabad, dan sejumlah negara kepangeranan yang berdekatan dengan wilayah-wilayah tersebut.[114] Untuk mengenang para martir gerakan Samyukta Maharashtra, Flora Fountain diganti nama menjadi Hutatma Chowk (Lapangan Martir), dan sebuah monumen didirikan.[115]
Pada beberapa dekade berikutnya, perluasan masif dilakukan di kota tersebut dan sub-subperkotaannya. Pada akhir 1960an, Nariman Point dan Cuffe Parade direklamasi dan dikembangkan.[116] Otoritas Pengembangan Kawasan Metropolitan Mumbai didirikan pada 26 Januari 1975 oleh Pemerintah Maharashtra sebagai sebuah badan perencanaan dan koordinasi aktivitas pengembangan di kawasan metropolitan Bombay.[117] Pada Agustus 1979, sebuah kotapraja saudari New Bombay dibentuk oleh Perusahaan Pengembangan Industrial dan Perkotaan di sepanjang distrik Thane dan distrik Raigad untuk membantu kontrol populasi Bombay. Industri tekstil di Bombay sebagian besar lenyap setelah merebaknya Serangan Tekstil Bombay Besar 1982, dimana sekitar 250,000 buruh di lebih dari 50 pabrik tekstil terlibat serangan tersebut.[118] Pabrik-pabrik kapas Mumbai yang dibubarkan sejak itu menjadi berfokus pada pengembangan ulang intens.[119][120]
Geografi
Mumbai terdiri dari dua kawasan berbeda: Distrik Kota Mumbai dan Distrik Subperkotaan Mumbai, yang membentuk dua distrik terpisah di Maharashtra.[121] Kawasan distrik kontes tersebut juga umumnya disebut sebagai Kota Pulau atau Mumbai Selatan.[23] Total luas wilayah Mumbai adalah 603.4 km2 (233 sq mi).[122] Dari luas wilayah tersebut, luas kota pulau-nya meliputi 67.79 km2 (26 sq mi), sementara distrik subperkotaan-nya meliputi 370 km2 (143 sq mi), sementara wilayah lainnya yang seluas 437.71 km2 (169 sq mi) berada di bawah naungan Perusahaan Munisipal Mumbai Besar (PMMB). Kawasan-kawasan yang tersisa masuk dalam berbagai tempat pertahanan, Mumbai Port Trust, Komisi Energi Atom dan Taman Nasional Borivali, yang berada di luar naungan PMMB.[123]
Mumbai membentang di mulut Sungai Ulhas di pesisir barat India, di kawasan pesisir yang dikenal sebagai Konkan. Wilayah tersebut duduk di atas Pulau Salsette (Pulau Sashti), yang sebagian berbagi dengan distrik Thane.[124] Mumbai berbatasan dengan Laut Arab di bagian barat.[125] Beberapa bagian kota tersebut berada di atas permukaan laut, dengan ketinggian dari 10 m (33 kaki) sampai 15 m (49 kaki);[126] kota tersebut memiliki rata-rata ketinggian 14 m (46 kaki).[127]
Iklim
Mumbai memiliki iklim tropis, khususnya iklim basah dan kering tropis (Aw) di bawah klasifikasi iklim Köppen, dengan tujuh bulan kekeringan dan puncak curah hujan pada bulan Juli.[128] Musim dingin yang terjadi dari Desember sampai Februari disusul oleh musim panas dari Maret sampai Juni. Periode dari Juni sampai sekitar akhir September mengalami musim muson barat daya, dan Oktober dan November membentuk musim pasca-muson.[129]
Ekonomi
Mumbai adalah kota terbesar di India berdasarkan jumlah populasi dan pusat finansial serta komersial India yang menyumbangkan 6,16% dari total GDP.[23][130][131] Kota tersebut menjabat merupakan pusat perekonomian di India, yang berkontribusi sebesar 10% dari pekerjaan pabrik, 25% dari pengeluaran industrial, 33% dari pemungutan pajak pemasukan, 60% dari pemungutan pabean, 20% dari pemungutan cukai pusat, 40% dari perdagangan luar negeri India dan ₹4.000 crore (US$560 juta) dalam pajak korporat.[132] Bersama dengan belahan India lainnya, Mumbai telah menjadi saksi bisu ledakan ekonomi sejak liberalisasi 1991, ledakan keuangan pada pertengahan abad kesembilan belas dan merebaknya IT, ekspor, jasa dan alih daya pada 2000an.[133] Meskipun Mumbai dikenal sebagai pusat aktivitas ekonomi India pada 1990an, Wilayah Metropolitan Mumbai sekarang menjadi saksi bisu pengurangan dalam kontribusinya dalam GDP India.[134]
Berdasarkan data tahun 2008, GDP Mumbai adalah 919,600 crore (US$204.15 miliar)[135] dan pendapatan per kapita tahun 2009 sebesar 128.000 crore (US$ 2.840) yang merupakan tiga kali dari rata - rata nasional.[100] Banyak konglomerat India serta lima perusahaan berdasarkan Fortune Global 500 yang berpusat di Mumbai.[136] Bank luar negeri serta institusi finansial juga memiliki cabang di area ini, dengan World Trade Center sebagai salah satu yang paling dikenal.[137]
Geografi
Mumbai terletak di Pulau Salsette yang terletak di mulut Sungai Ulhas di pesisir barat India, di daerah pantai yang disebut Konkan. Kebanyakan dari Mumbai terletak di ketinggian permukaan laut dan ketinggian rata-ratanya adalah 10 - 15 meter. Di daerah utara, daerahnya berbukit dan titik tertingginya terletak pada 450 meter. Total luas daerahnya adalah 486 km². Di dalamnya juga terdapat tiga danau: Danau Tulsi, Danau Vihar, dan Danau Powai.
Iklim
Iklim kota Mumbai yang terletak di daerah tropis dekat Laut Arab bisa dibedakan menjadi musim hujan dan kering. Musim hujan, sekitar Maret sampai Oktober, ditandai dengan kelembaban tinggi dan temperatur di atas 30 °C. Hujan biasanya turun sekitar bulan Juni sampai September. Musim kering yang berlangsung dari November sampai Februari di tandai dengan kelembaban yang sedang dan cuaca yang sejuk.
Suhu tahunan Mumbai berkisar antara 38 °C sampai 11 °C. Suhu tertinggi yang pernah melanda Mumbai adalah 43 °C dan yang terendah adalah 7,4 °C.
Politik
Mumbai merupakan tempat berdirinya Kongres Nasional India yang juga dikenal sebagai Partai Kongres. Sesi pertama Kongres Nasional India diadakan di Bombay, 28 - 31 Desember 1885. Mumbai telah menjadi tuan rumah bagi Kongres Nasional India selama enam kali dalam 50 tahun pertama dan menjadi pusat pertumbuhan untuk gerakan kemerdekaan India pada abad ke-20.
Kota kembar
Kota - kota berikut ini memiliki perjanjian kota kembar dengan Mumbai:[138]
Arsitektur
Arsitektur di kota tersebut adalah sebuah percampuran dari Kebangkitan Gothik, Indo-Sarakenik, Art Deco, dan gaya kontemporer lainnya. Sebagian besar bangunan dari zaman penjajahan Inggris, seperti Terminal Victoria dan Universitas Bombay, dibangun dengan gaya Kebangkitan Gothik.[142] Fitur arsitekturnya meliputi berbagai pengaruh Eropa seperti atap pelana Jerman, atap Belanda, perkayuan Swiss, pelengkung Romansa, jendela Tudor, dan fitur-fitur India tradisional.[143] Terdapat juga beberapa bangunan bergaya Indo-Sarakenik seperti Gerbang India.[144] Markah-markah tanah bergaya Art Deco dapat ditemukan di sepanjang Marine Drive dan barat Oval Maidan. Mumbai memiliki jumlah bangunan Art Deco terbesar kedua di dunia setelah Miami. Pada subperkotaan baru, gedung-gedung modern mendominasi lanskap. Mumbai sejauh ini memiliki jumlah pencakar langit terbesar di India, dengan 956 gedung yang telah berdiri dan 272 masih dibangun hingga 2009[update].
Demografi
Pertumbuhan populasi | |||
---|---|---|---|
Sensus | Pop. | %± | |
1971 | 5.970.575 | — | |
1981 | 8.243.405 | 38.1% | |
1991 | 9.925.891 | 20.4% | |
2001 | 11.914.398 | 20.0% | |
2011 | 12.478.447 | 4.7% | |
Sumber: MMRDA[145] Data berdasarkan pada Sensus Pemerintah India. |
Menurut sensus 2011, populasi Mumbai sejumlah 12,479,608 jiwa. Kepadatan populasinya diperkirakan sekitar 20,482 orang per kilometer persegi. Ruang hidupnya 4.5sq meter per orang.[146] Menurut sensus 2011, Mumbai Besar, wilayah yang berada di bawah kepengurusan MCGM, memiliki tingkat melek huruf sebesar 94.7%, lebih tinggi ketimbang rata-rata nasional 86.7%. Jumlah pemukim kumuhnya diperkirakan berjumlah 9 juta, meningkat dari 6 juta pada 2001,[147] yang artinya, 62% dari seluruh penduduk Mumbai tinggal di kawasan kumuh tak layak.
Sex ratio pada 2011 adalah 838 perempuan per 1,000 laki-laki di kota pulau tersebut, 857 di subperkotaan, dan 848 secara keseluruhan di Mumbai Besar, seluruh jumlah lebih rendah ketimbang rata-rata nasional 914 perempuan per 1,000 laki-laki. Sex ratio yang rendah sebagian karena jumlah besar migran laki-laki yang datang ke kota tersebut untuk bekerja.[148]
Kelompok etnis dan agama
Kelompok-kelompok agama yang terwakili di Mumbai pada 2011 meliputi Hindu (65.99%), Muslim (20.65%), Buddhis (4.85%), Jain (4.10%), Kristen (3.27%),[150][149][151] Sikh (0.58%), dengan Parsi dan Yahudi meliputi sisa populasinya.[149][152] Demografi linguistik/etnisnya adalah: orang Maharashtra (42%), orang Gujarat (19%), dan sisanya berasal dari bagian lainnya di India.[153]
Para penganut Kristen pribumi meliputi penganut Katolik India Timur, yang dikonversi oleh Portugis pada abad ke-16,[154] sementara Umat Katolik Goa dan Mangalore juga meliputi jumlah yang signifikan dari komunitas Kristen di kota tersebut.[155] Yahudi bermukim di Bombay pada abad ke-18. Komunitas Yahudi Bene Israel di Bombay, yang bermigrasi dari desa-desa Konkan, selatan Bombay, dipercaya merupakan keturunan Yahudi di Israel yang terdampar di lepas pesisir Konkan, diyakini pada tahun 175 SM, pada masa pemerintahan penguasa Yunani Kuno, Antiokus IV Epifanes.[156] Mumbai juga merupakan tempat tinggal dari populasi Parsi Zoroastrian terbesar di dunia, yang berjumlah sekitar 80,000 jiwa. Kaum Parsi bermigrasi ke India dari Pars (Persia/Iran) setelah penaklukan Muslim di Persia pada abad ketujuh.[157] Komunitas Muslim tertua di Mumbai meliputi Dawoodi Bohra, Ismaili Khoja, dan Muslim Konkani.[158]
Budaya
Budaya Mumbai adalah sebuah percampuran dari festival, makanan, musik, dan teater tradisional. Kota tersebut menawarkan gaya hidup beragam dan kosmopolitan dengan berbagai makanan, hiburan, dan kehidupan malam, tersedia dalam bentuk dan kelimpahan yang berbanding dengan ibukota dunia lainnya. Sejarah Mumbai sebagai pusat dagang utama berujung pada keragaman budaya, agama, dan masakan yang terdapat di kota tersebut. Percampuran budaya unik tersebut dikarenakan migrasi orang-orang dari seluruh belahan India sejak zaman penjajahan Inggris.
Mumbai adalah tempat lahir dari sinema India[159]—Dadasaheb Phalke memimpin pendirian tersebut dengan film-film bisu disusul oleh film-film bersuara Marathi—dan penyiaran film tertua diadakan pada awal abad ke-20.[160] Mumbai juga memiliki sejumlah besar tempat penayangan layar lebar yang menampilkan film-film Bollywood, Marathi dan Hollywood. Festival Film Internasional Mumbai[161] dan acara Penghargaan Filmfare, penghargaan film berpengaruh dan tertua yang diberikan untuk industri film India di India, diadakan di Mumbai.[162] Meskipun sebagai besar kelompok teater profesional yang dibentuk pada zaman Kemaharajaan Britania dibubarkan pada 1950an, Mumbai mengembangkan sebuah tradisi "gerakan teater" dalam bahasa Marathi, Hindi, Inggris, dan bahasa regional lainnya.[163][164]
Catatan
- ^ "The Seven Islands". The Mumbai Pages. 16 Juli 1995. Diakses tanggal 27 Oktober 2012.
- ^ National Commissioner Linguistic Minorities 50th report, page 131. Pemerintah India. Diakses pada 15 Juli 2015.
- ^ "Evolution of the Corporation, Historical Milestones". Mumbai: Municipal Corporation of Greater Mumbai. Diakses tanggal 15 Juli 2015.
- ^ a b c http://nirc.nanzan-u.ac.jp/nfile/1064
- ^ "Sena's Snehal Ambekar is first Dalit woman Mayor of city". The Indian Express. Mumbai. 10 September 2014. Diakses tanggal 22 Juni 2015.
- ^ "Ajoy Mehta replaces Sitaram Kunte as new BMC Commissioner". Daily News and Analysis. Mumbai. 27 April 2015. Diakses tanggal 20 Mei 2015.
- ^ "Mumbai metropolitan area" (dalam bahasa Italia). Projectsecoa.eu. Diakses tanggal 14 Maret 2013.
- ^ "Maharashtra (India): Districts, Cities, Towns and Outgrowth Wards - Population Statistics in Maps and Charts".
- ^ "INDIA STATS : Million plus cities in India as per Census 2011". Press Information Bureau, Mumbai. National Informatics Centre. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "India stats: Million plus cities in India as per Census 2011". Press Information Bureau, Mumbai (Siaran pers). Press Information Bureau, Government of India. 31 Oktober 2011.
- ^ "Population of urban agglomerations with 750,000 inhabitants or more in 2007 (thousands) 1950–2025 (India)". Department of Economic and Social Affairs (UN). Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Juni 2009. Diakses tanggal 9 Juni 2009.
- ^ "GAWC World Cities Ranking List". Diserio.com. Diakses tanggal 5 Mei 2010.
- ^ "India needs cities network for easy rural-urban shift – Economy and Politics". livemint.com. 3 Agustus 2009. Diakses tanggal 5 Mei 2010.
- ^ "Mumbai | ISAC". Indiastudyabroad.org. Diakses tanggal 29 Mei 2015.
- ^ Bharucha, Nauzer (9 Maret 2015). "Thirty of India's 68 billionaires live in Mumbai". Times of India. Mumbai. Diakses tanggal 10 Maret 2015.
- ^ "With 68 billionaires, India ranks 7th globally; Mumbai leads in India with 30". Daily News and Analysis. New Delhi. 10 Maret 2015. Diakses tanggal 10 Maret 2015.
- ^ Wynne, S. M. (2004). "Catherine (1638–1705)". Oxford Dictionary of National Biography. Oxford University Press. doi:10.1093/ref:odnb/4894. Diakses tanggal 21 Februari 2015.berlangganan atau keanggotan Perpustakaan Umum Britania Raya diperlukan
- ^ a b Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 28
- ^ a b "Once Upon a Time in Bombay". Foreign Policy. 24 Juni 2011. Diakses tanggal 22 Februari 2012.
- ^ "Bombay: History of a City". British Library. Diakses tanggal 8 November 2008.
- ^ Lakshmi, Rama (14 April 2011). "New millionaires hope to serve as role models for India's lower castes". The Washington Post. Mumbai. Diakses tanggal 23 Juni 2015.
- ^ "Mumbai, a land of opportunities". The Times of India. 20 Juli 2011. Diakses tanggal 22 Juli 2011.
- ^ a b c "Mumbai Urban Infrastructure Project". Mumbai Metropolitan Region Development Authority (MMRDA). Archived from the original on 26 February 2009. Diakses tanggal 18 July 2008.
- ^ "10 worst oil spills that cost trillions in losses : Rediff.com Business". Business.rediff.com. Diakses tanggal 16 Agustus 2010.
- ^ "DEVELOPMENT OF MUMBAI INTERNATIONAL AIRPORT (NMIA) - Project INFORMATION MEMORANDUM" (PDF). CIDCO. 2013. hlm. 7. Diakses tanggal 8 Juli 2015.
- ^ Mahajan, Poonam (26 Juli 2014). "Poonam Mahajan explains why Mumbai is at the very heart of India story". DNA India. Mumbai. Diakses tanggal 21 Juni 2015.
- ^ Corporation, Marshall Cavendish (September 2007). World and Its Peoples: Eastern and Southern Asia. Marshall Cavendish. hlm. 451. ISBN 978-0-7614-7631-3. Diakses tanggal 8 July 2012.
- ^ Mukund Kule (8 Oktober 2010). "मुंबईचं श्रद्धास्थान" [Mumba'īcaṁ Shrad'dhāsthān]. Maharashtra Times (dalam bahasa Marathi). Maharashtra. Diakses tanggal 16 Juni 2015.
- ^ Bapat, Jyotsna (2005). Development projects and critical theory of environment. SAGE. hlm. 6. ISBN 978-0-7619-3357-1.
- ^ Patel & Masselos 2003, hlm. 4
- ^ Mehta 2004, hlm. 130
- ^ Shirodkar 1998, hlm. 3
- ^ Shirodkar 1998, hlm. 4–5
- ^ Yule & Burnell 1996, hlm. 102
- ^ Shirodkar 1998, hlm. 7
- ^ a b Yule & Burnell 1996, hlm. 103
- ^ Shirodkar 1998, hlm. 2
- ^ Yule & Burnell 1996, hlm. 104
- ^ Keay, John (2000). India, a History. New York, United States: Harper Collins Publishers. hlm. 348. ISBN 0-00-638784-5.
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 6
- ^ Christopher Beam (1 Desember 2008). "Why Did Bombay Become Mumbai? How the city got renamed". www.slate.com. Diakses tanggal 16 Juni 2015.
- ^ Hansen 2001, hlm. 1
- ^ Nitin Chavan (18 Desember 2009). "शिवसेना आमदाराची नामांतर एक्स्प्रेस" [Shivsēnā Âmadārācī Nāmāntar Express]. Sakal (dalam bahasa Marathi). Mumbai, Maharashtra. Diakses tanggal 16 Juni 2015.
- ^ Beam, Christopher (1 Desember 2008). "Why did Bombay become Mumbai?". Slate.
- ^ Beam, Christopher (12 Mei 2006). "Mumbai? What about Bombay?". Slate.
- ^ Kumar, Ruchi (28 Oktober 2013). "From Bombay to Mumbai: 24 ways the city has changed". Daily News and Analysis. Mumbai. Diakses tanggal 31 Mei 2015.
- ^ "Mumbai (Bombay) and Maharashtra". Fodor's. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2009. Diakses tanggal 24 Agustus 2009.
- ^ "Mumbai vs Bombay". Indian Express. 11 Oktober 2009. Diakses tanggal 15 September 2011.
- ^ "Fruit And Nut: Another 'Bombay' controversy brewing?". Indiatoday.intoday.in. Diakses tanggal 15 Agustus 2011.
- ^ Hansen, Thomas Blom (2001). Wages of violence: naming and identity in postcolonial Bombay. Princeton University Press. ISBN 9780691088402. Diakses tanggal 16 Agustus 2009.
- ^ Farooqui 2006, hlm. 1
- ^ Ghosh 1990, hlm. 25
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 5
- ^ "2. Mumbai City Profile" (PDF). GMDMA Greater Mumbai Disaster Management Authority. Municipal Corporation of Greater Mumbai. hlm. 7. Diakses tanggal 19 Juli 2015.
- ^ David 1995, hlm. 5
- ^ "Kanheri Caves". Survei Arkeologi India (ASI). Diakses tanggal 17 Oktober 2008.
- ^ Kumari 1990, hlm. 37
- ^ David 1973, hlm. 8
- ^ Jaisinghani, Bella (13 Juli 2009). "Ancient caves battle neglect". Times of India. Diakses tanggal 28 Oktober 2009.
- ^ Kumar, Vinaya (2 April 2006). "Threat to caves of Bombay". The Tribune. Mumbai. Diakses tanggal 29 Juni 2015.
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 127–150
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 79
- ^ "The Slum and the Sacred Cave" (PDF). Lamont-Doherty Earth Observatory (Columbia University). hlm. 5. Diakses tanggal 12 October 2008.
- ^ "World Heritage Sites — Elephanta Caves". Survei Arkeologi India. Diakses tanggal 22 Oktober 2008.
- ^ Dwivedi, Sharada (26 September 2007). "The Legends of Walkeshwar". Mumbai Newsline. Express Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 Januari 2012. Diakses tanggal 31 Januari 2009.
- ^ Maharashtra (India) (1986). Maharashtra State Gazetteers. 24 (edisi ke-1). Directorate of Government Print., Stationery and Publications, Maharashtra State. hlm. 596.
- ^ Agarwal, Lekha (2 June 2007). "What about Gateway of India, Banganga Tank?". Mumbai Newsline. Express Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Januari 2009. Diakses tanggal 31 Januari 2009.
- ^ Parry, Eric (29 April 2015). "1: Pavement". Context: Architecture and the Genius of Place. John Wiley & Sons. hlm. 44. ISBN 978-1-118-94673-2. Diakses tanggal 21 June 2015.
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 51
- ^ Maharashtra 2004, hlm. 1703
- ^ David 1973, hlm. 14
- ^ David 1995, hlm. 12
- ^ Khalidi 2006, hlm. 24
- ^ Misra 1982, hlm. 193
- ^ Misra 1982, hlm. 222
- ^ David 1973, hlm. 16
- ^ "Mughal Empire". Department of Social Sciences (University of California). Diakses tanggal 22 Mei 2009.
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 166
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 169
- ^ David 1995, hlm. 19
- ^ Shukla, Ashutosh (12 Mei 2008). "Relishing a Sunday feast, but only once in a year". Daily News and Analysis (DNA). Diakses tanggal 2 September 2009.
- ^ D'Mello, Ashley (9 Juni 2008). "New life for old church records". The Times of India. India. Diakses tanggal 2 September 2009.
- ^ "Glorious past". Express India. 28 October 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Februari 2008. Diakses tanggal 17 Junie 2009.
- ^ "Catherine of Bragança (1638–1705)". BBC. Diakses tanggal 5 November 2008.
- ^ The Gazetteer of Bombay City and Island 1978, hlm. 54
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 20
- ^ David 1973, hlm. 410
- ^ a b Yimene 2004, hlm. 94
- ^ Ganley, Colin C. (2007). "Security, the central component of an early modern institutional matrix; 17th century Bombay's Economic Growth" (PDF). International Society for New Institutional Economics (ISNIE): 13. Diakses tanggal 6 November 2008.
- ^ Carsten 1961, hlm. 427
- ^ David 1973, hlm. 179
- ^ Nandgaonkar, Satish (22 Maret 2003). "Mazgaon fort was blown to pieces – 313 years ago". Indian Express. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 April 2003. Diakses tanggal 20 September 2008.
- ^ History of Medieval India, hlm. 126
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 32
- ^ Fortescue 2008, hlm. 145
- ^ Naravane 2007, hlm. 56
- ^ Naravane 2007, hlm. 63
- ^ Naravane 2007, hlm. 80–82
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 233
- ^ a b "Maharashtra — trivia". Maharashtra Tourism Development Corporation. Diakses tanggal 7 December 2007.
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 127
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 343
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 88
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 74
- ^ "Rat Trap". Time out (Mumbai). Time Out (6). 14 November 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2010. Diakses tanggal 19 November 2008.
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 345
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 293
- ^ Census of India 1961, hlm. 23
- ^ "Administration". Distrik Subperkotaan Mumbai. Diakses tanggal 6 November 2008.
- ^ Guha, Ramachandra (13 April 2003). "The battle for Bombay". The Hindu. India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 April 2010. Diakses tanggal 12 November 2008.
- ^ Guha 2007, hlm. 197–8
- ^ "Sons of soil: born, reborn". The Indian Express. 6 Februari 2008. Diakses pada 12 November 2008.
- ^ "Gujarat". Pemerintah India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 Januari 2008. Diakses tanggal 16 Januari 2008.
- ^ "Maharashtra". Pemerintah India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 Januari 2008. Diakses tanggal 16 Januari 2008.
- ^ Desai, Geeta (13 Mei 2008). "BMC will give jobs to kin of Samyukta Maharashtra martyrs". Mumbai Mirror. Diakses tanggal 16 November 2008.
- ^ Dwivedi & Mehrotra 2001, hlm. 306
- ^ "About Mumbai Metropolitan Region Development Authority (MMRDA)". Otoritas Pengembangan Kawasan Metropolitan Mumbai. Archived from the original on 7 Maret 2009. Diakses tanggal 13 November 2008.
- ^ "The Great Mumbai Textile Strike... 25 Years On". Rediff.com India Limited. 18 January 2007. Diakses tanggal 20 November 2008.
- ^ Bharucha, Nazer (24 November 2003). "From mills to malls, the sky is the limit". Times of India. Mumbai. Diakses tanggal 6 Juli 2015.
- ^ Jog, Sanjay (11 Agustus 2012). "Maharashtra may revisit redevelopment of textile mill land". Economic Times. Mumbai. Diakses tanggal 6 Juli 2015.
- ^ "Mumbai Suburban" (PDF). Pusat Informatika Nasional (Pusat Negara Bagian Mahrashtra). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 Mei 2012.
- ^ "Area and Density – Metropolitan Cities". Kementerian Pengembangan Perkotaan (Pemerintah India). hlm. 33. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 April 2009. Diakses tanggal 28 April 2008.
- ^ Mumbai Plan, 1.2 Area and Divisions
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 2
- ^ Mumbai Plan, 1.1 Location
- ^ Krishnamoorthy 2008, hlm. 218
- ^ "Mumbai, India". Weatherbase. Diakses tanggal 19 Maret 2008.
- ^ Proceedings of the Indian National Science Academy 1999, hlm. 210
- ^ Greater Bombay District Gazetteer 1960, hlm. 84
- ^ Thomas, T. (27 April 2007). "Mumbai a global financial centre? Of course!". New Delhi: Rediff. Diakses tanggal 31 May 2009.
- ^ "GDP growth: Surat fastest, Mumbai largest". The Financial Express. 29 January 2008. Diakses tanggal 5 September 2009.
- ^ Swaminathan & Goyal 2006, hlm. 51
- ^ Kelsey 2008, hlm. 208
- ^ Perusahaan Munisipal Brihanmumbai (BMC). "City Development Plan (Economic Profile)" (PDF). Diakses tanggal 25 Agustus 2013.
Mumbai, at present, is in reverse gear, as regards the economic growth and quality of life.
- ^ "Global city GDP rankings 2008–2025". Pricewaterhouse Coopers. Diakses tanggal 25 October 2010.
- ^ "Fortune Global 500". CNN. 21 July 2008. Diakses tanggal 28 April 2009.
- ^ "Welcome To World Trade Centre, Mumbai". WTC Mumbai. Diakses tanggal 14 February 2008.
- ^ "Official Website of Municipal Corporation of Greater Mumbai". Municipal Corporation of Greater Mumbai. Diakses tanggal 18 July 2008.
- ^ "Sister Cities of Los Angeles". Official Website of the City of Los Angeles. Diakses tanggal 8 February 2008.
- ^ ""Stuttgart Meets Mumbai": 40th Anniversary Celebrations of the Sister City Relationship". The Embassy of India, Berlin. Diakses tanggal 8 February 2008.
- ^ "India's impressive railway stations". Rediff.com. 13 Oktober 2011. Diakses tanggal 6 Mei 2012.
- ^ "Rainswept glory". The Hindu. Chennai, India. 24 Juli 2004. Diakses tanggal 7 Juli 2009.
- ^ Morris & Winchester 2005, hlm. 212
- ^ "Mumbai's entrance -the 'Gateway' to be more tourist-friendly". The Hindu. Chennai, India. 4 Maret 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2007. Diakses tanggal 7 Juli 2009.
- ^ Population and Employment profile of Mumbai Metropolitan Region, hlm. 6
- ^ "The minimum city". economist.com. The Economist. 9 Juni 2012. Diakses tanggal 7 Juli 2012.
- ^ Jain, Bhavika (17 Oktober 2010). "62% of Mumbai lives in slums: Census". Hindustan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 April 2013. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
The projections showed that about 90 lakh Mumbai residents now live in slums as against 60 lakh recorded in 2001 census – a 50 per cent increase in a decade that also saw an unprecedented real estate boom in the city.
- ^ "Parsis top literacy, sex-ratio charts in city". The Times of India. 8 September 2004. Diakses tanggal 2 July 2009.
- ^ a b c "C-1 Population By Religious Community". Pemerintah India, Kementerian Urusan Dalam Negeri. Diakses tanggal 11 Mei 2016. On this page, select "Maharashtra" from the download menu. "Greater Mumbai (M.Corp.)" is at line 11 of the excel file, Mumbai Suburban District at line 1065 and "Mumbai District" at line 1072.
- ^ "Mumbai (Greater Mumbai) City Census 2011 data". Census2011. Diakses tanggal 3 Juni 2016.
- ^ "Muslims of Mumbai (Bombay), major city of India". The 30-Days Prayer Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 Agustus 2010. Diakses tanggal 1 September 2010.
- ^ "Census GIS Household". Census of India. Office of the Registrar General. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Januari 2009. Diakses tanggal 9 Desember 2008.
- ^ Mehta 2004, hlm. 99
- ^ Baptista 1967, hlm. 5
- ^ Larsen, Karin (1998). Faces of Goa: A Journey Through the History and Cultural Revolution of Goa and Other Communities Influenced by the Portuguese. Gyan Books. hlm. 310.
In Bombay today, there are three Catholic communities; Goans, the Mangaloreans and the East Indians.
- ^ Weil, Shalva (30 November 2008). "Background: A rich history now stained with blood". The Jerusalem Post. Diakses tanggal 1 September 2013.
- ^ "The world's successful diasporas". Managementtoday.co.uk.
- ^ Bates 2003, hlm. 266
- ^ "Beginners' Bollywood". The Age. Sydney. 28 September 2005. Diakses tanggal 11 September 2008.
- ^ Vilanilam 2005, hlm. 130
- ^ Nagarajan, Saraswathy (10 September 2006). "Matchbox journeys". The Hindu. Chennai, India. Diakses tanggal 11 Juni 2009.
- ^ "Filmfare Awards gets new sponsor". IndiaTimes Movies. The Times of India. 11 Januari 2006. Diakses tanggal 11 September 2008.
- ^ Chaudhuri 2005, hlm. 4–6
- ^ Gilder, Rosamond (October 1957). "The New Theatre in India: An Impression". Educational Theatre Journal. Washington, D.C.: Johns Hopkins University Press. 9 (3): 201–204. doi:10.2307/3203529. ISSN 0192-2882.
Referensi
- Baptista, Elsie Wilhelmina (1967). The East Indians: Catholic Community of Bombay, Salsette and Bassein. Bombay East Indian Association.
- Bates, Crispin (2003). Community, Empire and Migration: South Asians in Diaspora. Orient Blackswan. ISBN 978-81-250-2482-8.
- Brunn, Stanley; Williams, Jack Francis; Zeigler, Donald (2003). Cities of the World: World Regional Urban Development (edisi ke-Third). Rowman & Littlefield Publishers, Inc. ISBN 0-06-381225-8.
- Campbell, Dennis (2008). International Telecommunications Law [2008]. II. ISBN 1-4357-1699-X.
- Census of India, 1961. 5. Office of the Registrar General (India). 1962.
- Carsten, F. L. (1961). The New Cambridge Modern History (The ascendancy of France 1648–88). V. Cambridge University Press Archive. ISBN 978-0-521-04544-5.
- Chaudhuri, Asha Kuthari (2005). "Introduction: Modern Indian Drama". Mahesh Dattani: An Introduction. Contemporary Indian Writers in English. Foundation Books. ISBN 81-7596-260-7. Diakses tanggal 26 April 2009.
- Chittar, Shantaram D. (1973). The Port of Bombay: a brief history. Bombay Port Trust.
- Datta, Kavita; Jones, Gareth A. (1999). Housing and finance in developing countries. Volume 7 of Routledge studies in development and society (edisi ke-illustrated). Routledge. ISBN 978-0-415-17242-4.
- David, M. D. (1973). History of Bombay, 1661–1708. University of Mumbai.
- David, M. D. (1995). Bombay, the city of dreams: a history of the first city in India. Himalaya Publishing House.
- Davis, Mike (2006). Planet of Slums [" Le pire des mondes possibles : de l'explosion urbaine au bidonville global "]. Paris: La Découverte. ISBN 978-2-7071-4915-2.
- Dwivedi, Sharada; Mehrotra, Rahul (2001). Bombay: The Cities Within. Eminence Designs. ISBN 81-85028-80-X.
- Environment and urbanization. v. 14, no. 1. International Institute for Environment and Development. April 2002. ISBN 978-1-84369-223-2. Diakses tanggal 29 August 2009.
- "Executive Summary on Comprehensive Transportation Study for MMR". MMRDA. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 April 2010. Diakses tanggal 28 August 2009.
- Farooqui, Amar (2006). Opium city: the making of early Victorian Bombay. Three Essays Press. ISBN 978-81-88789-32-0.
- Fortescue, J. W. (2008). A History of the British Army. III. Read Books. ISBN 978-1-4437-7768-1.
- Fuller, Christopher John; Bénéï, Véronique (2001). The everyday state and society in modern India. C. Hurst & Co. Publishers. ISBN 978-1-85065-471-1.
- Ganti, Tejaswini (2004). "Introduction". Bollywood: a guidebook to popular Hindi cinema. Routledge. ISBN 0-415-28854-1.
- Greater Bombay District Gazetteer. Maharashtra State Gazetteers. v. 27, no. 1. Gazetteer Department (Government of Maharashtra). 1960.
- Ghosh, Amalananda (1990). An Encyclopaedia of Indian Archaeology. Brill. ISBN 81-215-0088-5.
- Guha, Ramachandra (2007). India after Gandhi. HarperCollins. ISBN 0-06-019881-8.
- Hansen, Thomas Blom (2001). Wages of violence: naming and identity in postcolonial Bombay. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-08840-2. Diakses tanggal 16 August 2009.
- Huda, Anwar (2004). The Art and Science of Cinema. Atlantic Publishers & Distributors. ISBN 978-81-269-0348-1. Diakses tanggal 11 June 2008.
- Jha, Subhash K. (2005). The Essential Guide to Bollywood. Roli Books. ISBN 81-7436-378-5.
- Keillor, Bruce David (2007). Marketing in the 21st Century: New world marketing. 1. Praeger. ISBN 0-275-99276-4.
- Kelsey, Jane (2008). Serving Whose Interests?: The Political Economy of Trade in Services Agreements. Taylor & Francis. ISBN 978-0-415-44821-5.
- Khalidi, Omar (2006). Muslims in the Deccan: a historical survey. Global Media Publications. ISBN 978-81-88869-13-8.
- Kothari, Rajni (1970). Politics in India. Orient Longman.
- Krishnamoorthy, Bala (2008). Environmental Management: Text And Cases. PHI Learning Pvt. Ltd. ISBN 978-81-203-3329-1.
- Kumari, Asha (1990). Hinduism and Buddhism. Vishwavidyalaya Prakashan. ISBN 81-7124-060-7.
- Lok Sabha debates. New Delhi: Lok Sabha Secretariat. 1998.
- Machado, José Pedro (1984). "Bombaim". Dicionário Onomástico Etimológico da Língua Portuguesa. Editorial Confluência (dalam bahasa Portuguese). I.
- Mehta, Suketu (2004). Maximum City: Bombay Lost and Found. Alfred A Knopf. ISBN 0-375-40372-8.
- Metropolitan planning and management in the developing world: spatial decentralization policy in Bombay and Cairo. United Nations Centre for Human Settlements. 1993. ISBN 978-92-1-131233-1.
- Misra, Satish Chandra (1982). The Rise of Muslim Power in Gujarat: A History of Gujarat from 1298 to 1442. Munshiram Manoharlal Publishers.
- Morris, Jan; Winchester, Simon (2005) [1983]. Stones of empire: the buildings of the Raj (edisi ke-reissue, illustrated). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-280596-6.
- "Mumbai Plan". Department of Relief and Rehabilitation (Government of Maharashtra). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 March 2009. Diakses tanggal 29 April 2009.
- Naravane, M. S. (2007). Battles of the honourable East India Company: making of the Raj. APH Publishing. ISBN 978-81-313-0034-3.
- O'Brien, Derek (2003). The Mumbai Factfile. Penguin Books. ISBN 978-0-14-302947-2.
- "Office of the Commissioner of Police, Mumbai" (PDF). Mumbai Police. Diarsipkan dari versi asli (PDF, 1.18 MB) tanggal 11 July 2009. Diakses tanggal 15 June 2009.
- Patel, Sujata; Masselos, Jim, ed. (2003). "Bombay and Mumbai: Identities, Politics and Populism". Bombay and Mumbai. The City in Transition. Delhi, India: The Oxford University Press. ISBN 0-19-567711-0.
- Pai, Pushpa (2005). "Multilingualism, Multiculturalism and Education: Case Study of Mumbai City" (PDF). Dalam Cohen, James; McAlister, Kara T.; Rolstad, Kellie; MacSwan, Jeff. Proceedings of the 4th International Symposium on Bilingualism. Cascadilla Press. hlm. 1794–1806.
- Patil, R.P. (1957). The mangroves in Salsette Island near Bombay. Calcutta: Proceedings of the Symposium on Mangrove Forest.
- Aditi Phadnis. Business Standard Political Profiles: Of Cabals and Kings. Business Standard.
- "Population and Employment profile of Mumbai Metropolitan Region". Mumbai Metropolitan Region Development Authority (MMRDA). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 28 December 2009. Diakses tanggal 4 June 2010.
- Proceedings of the Indian National Science Academy. 65. Indian National Science Academy. 1999.
- Rana, Mahendra Singh (2006). India votes: Lok Sabha & Vidhan Sabha elections 2001–2005. Sarup & Sons. ISBN 978-81-7625-647-6.
- Rohli, Robert V.; Vega, Anthony J. (2007). Climatology (edisi ke-illustrated). Jones & Bartlett Publishers. ISBN 978-0-7637-3828-0.
- Saini, A.K.; Chand; Hukam. History of Medieval India. Anmol Publications. ISBN 978-81-261-2313-1.
- Singh, K. S.; B. V. Bhanu; B. R. Bhatnagar; Anthropological Survey of India; D. K. Bose; V. S. Kulkarni; J. Sreenath (2004). Maharashtra. XXX. Popular Prakashan. ISBN 978-81-7991-102-0.
- Shirodkar, Prakashchandra P. (1998). Researches in Indo-Portuguese history. 2. Publication Scheme. ISBN 978-81-86782-15-6.
- Swaminathan, R.; Goyal, Jaya (2006). Mumbai vision 2015: agenda for urban renewal. Macmillan India in association with Observer Research Foundation.
- Strizower, Schifra (1971). The children of Israel: the Bene Israel of Bombay. B. Blackwell.
- The Gazetteer of Bombay City and Island. Gazetteers of the Bombay Presidency. 2. Gazetteer Department (Government of Maharashtra). 1978.
- "The Mumbai Municipal Corporation Act, 1888" (PDF). State Election Commissioner (Government of Maharashtra). Diakses tanggal 3 May 2009.
- Kurian, Mathew; McCarney, Patricia (2010). Peri-urban water and sanitation services policy, planning and method. Dordrecht: Springer. ISBN 9048194253.
- Vilanilam, John V. (2005). Mass communication in India: a sociological perspective (edisi ke-illustrated). SAGE. ISBN 978-0-7619-3372-4.
- Wasko, Janet (2003). How Hollywood works. SAGE. ISBN 0-7619-6814-8.
- WMO bulletin. 49. World Meteorological Organization. 2000.
- Yimene, Ababu Minda (2004). An African Indian Community in Hyderabad: Siddi Identity, Its Maintenance and Change. Cuvillier Verlag. ISBN 3-86537-206-6.
- Yule, Henry; Burnell, A. C. (1996) [1939]. A glossary of colloquial Anglo-Indian words and phrases: Hobson-Jobson (edisi ke-2). Routledge. ISBN 978-0-7007-0321-0.
- Zakakria, Rafiq; Indian National Congress (1985). 100 glorious years: Indian National Congress, 1885–1985. Reception Committee, Congress Centenary Session.
Referensi
Pranala luar
- (Inggris) Official site of the Municipal Corporation of Greater Mumbai
- (Inggris) Official City Report