Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)

Tubulus seminiferus dengan sperma yang matang.

Spermatogenesis adalah proses di mana sel-sel germinal primordial pria yang disebut spermatogonium menjalani meiosis, dan menghasilkan sejumlah sel yang disebut spermatozoa. Salah satu sel awal dalam jalur ini disebut spermatosit primer. Setiap spermatosit primer membelah menjadi dua spermatosit sekunder, dan masing-masing spermatosit sekunder menjadi dua spermatid atau spermatozoa muda. Sel ini berkembang menjadi spermatozoa matang, yang disebut sel sperma. Dengan demikian, spermatosit primer menghasilkan dua sel, spermatosit sekunder, dengan subdivisi yang menghasilkan empat spermatozoa.[1]

Proses

Tempat pembentukan sperma berada pada Tubulus Seminiferus di dalam testis. Proses pembentukan sperma ini dinamakan Spermatogenesis. Pada Tubulus Seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel Germinal Primitif yang mengalami kekhususan. Sel germinal ini disebut Spermatogonium. Setelah mengalami pematangan, spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus (Mitosis). Dalam proses pembentukan sperma (Spermatogenesis) dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu :

 1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan sperma secara langsung serta merangsang sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu spermatogonium dalam melakukan spermatogenesis.
 2. Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig untuk memperoleh sekresi Testosterone (Suatu hormon seks yang penting untuk perkembangan sperma).

Dalam Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis) secara singkat sebagai berikut : Spermatogonium mempunyai jumlah kromosom diploid (2n). Spermatogoium ini menempati membran basah atau bagian terluar dari Tubulus Seminiferus yang akan mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi Spermatosit Primer. Spermatosit Primer mengandung kromosom diploid (2n) pada intinya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua anak, yaitu Spermatosit Sekunder. Proses pembentukan Spermatosit Sekunder, dimulai saat Spermatosit Primer menjauhi dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak, dan terjadilah meiosis pertama yang membentuk dua spermatosit sekunder yang masing-masing memiliki kromosom haploid (1n). Proses meiosis pertama ini langsung diikuti dengan pembelahan meiosis kedua yang membentuk empat spermatid, masing-masing dengan kromosom haploid. Akhirnya spermatid akan bertranformasi membentuk spermatozoa. Proses spermatogenesis ini terjadi pada suhu normal tetapi lebih rendah daripada suhu tubuh, dan proses ini juga dipengaruhi oleh sel sertoli.

     Dalam Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis) secara rinci sebagai berikut :

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosid sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n). Melalui fase Meiosis II, spermatosit sekunder membelah menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n).

  Jika dilihat dari tahapannya, proses spermatogenesis dibagi menjadi tiga tahapan :

1. Tahapan Spermatocytogenesis

  Yaitu tahapan spermatogonium yang bermiosis menjadi spermatid primer, proses ini dipengaruhi oleh sel sertoli, dengan sel sertoli yang memberi nutrisi-nutrisi kepada spermatogonium, sehingga dapat berkembang menjadi spermatotid.

2. Tahapan Meiosis

  Merupakan tahapan spermatosit primer bermitosis I membentuk spermatosit sekunder dan langsung terjadi meiosis II yaitu pembentukan spermatid, dari spermatosit sekunder.

3. Tahapan Spermiogenesis

  Merupakan tahapan terakhir pembentukan spermatozoa, dimana terjadi transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.
  Setelah terbentuk spermatozoa, Sperma ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala sperma, leher sperma dan ekor sperma. Berikut penjelasannya :

A. Kepala Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk melindungi kepala sperma. B. Leher Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat ini merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat bergerak aktif C. Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak sperma menuju ovum.

  1. ^ "The Spermatozoön, in Gray's Anatomy". Diakses tanggal 2010-10-07.