Caruban, Ringinarum, Kendal

desa di Kecamatan Ringinarum, Kendal
Revisi sejak 28 Juli 2016 23.32 oleh R adin Fadzkurrahman (bicara | kontrib) (Hampir keseluruhan)

Negara : Indonesia

Provinsi : Jawa Tengah 
Kabupaten : kendal
Kecamatan : Ringinarum 
Kodepos : 51356 
Luas : 233171 Ha (berdasarkan peta desa yang berada di kantor balaidesa).
Kepadatan : 4.840/2.33 jiwa/km² 

Riwayat Pemerintahan Desa  :


1 . Mbah Lurah Guru (Dk . Tegal sari) .

2 . Mbah Lurah Sapawiro (wafat th 1971).

3 . Mbah lurah Tomo (th . ..?...).

4 . Mbah Lurah Karli Sudono .

5 . Kyai Haji Muhammad Khusnan.

6 . Bpk . Hermanto (2016-sekarang).


Caruban adalah desa di kecamatan Ringinarum, Kendal, Jawa Tengah, Indonesia.Desa caruban adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan ringinarum timur dari kota weleri.

 Rencana Daerah mengembangkan Kota Weleri menjadi kota Administratif benar-benar diperhatikan,itu terbukti dengan dibangunnya Terminal Bahurekso yang berada disebelah utara desa caruban.Dan jalur Bus Sukorejo-Semarang yang diubah jalurnya melewati desa caruban.Itu membuktikan bahwa Desa Caruban kelak bakal menjadi perluasan kota Administratif.
Disebelah selatan dari terminal juga masih terdapat tanah yang sangat luas,wilayah tersebut sangat strategis sekali buat sekolah atau perumahan.Agar terminal tersebut bisa diterima oleh warga kabupaten kendal,pasalnya animo masyarakat untuk menghidupkn terminal tersebut masih kurang,dan juga mempercepat impian masyarakat weleri dapat tercapai,yaitu menjadi kota administratif yang berkelanjutan.

Desa caruban kini sudah banyak berkembang pesat dari sebelumnya hal ini dapat dilihat dengan banyaknya pembangunan bangunan perumahan,pertokoan serta perbaikan infrastruktur jalan secara bertahap tak hanya itu kini desa caruban juga memiliki sebuah pondok pesantren yang dikelola oleh organisasi keagamaan milik Muhammadiyah yaitu pondok pesantren Darul Arqom 4 yang dibangun dari pengembangan SMP MUHAMMADIYAH 09 GEMUH.

Dengan luas tanah pesawahan yang masih cukup luas juga banyak mempengaruhi mata pencaharian masyarakat desa caruban yang mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani  baik petani tembakau atau jagung dan juga lainnya seperti. Kacang kacangan,kedelai,padi serta lainnya yang menjadi potensi lebih bagi kesejahteraan masyarakat desa caruban.

Lembaga Pendidikan Formal  : 1 . Tk . Aisyiyah Tegal sari.

2 . Tk . ABA Caruban.


3 . SD N 1 Caruban.

4. MI Muhammadiyah Caruban.

5 . SMP MUHAMMADIYAH 09 GEMUH/PONPES DARUL ARQOM 4 .

Dan juga masih cukup banyak lembaga lembaga pendidikan berbasis keagamaan yang berada di setiap pedukuhan desa caruban.

SEJARAH.

Salah satu pendiri desa caruban ialah seorang putra mataram yaitu Raden Sentot Prawirodirdjo putera dari KRMT . Ronggo Prawiro Dirdjo yang beristri putri dari sultan hamengkubuwono ke II . Desa caruban yang pada saat itu masih berupa hutan juga rawa namun sudah berbentuk perkampungan yang kemungkinan sudah dibuka saat jaman yang sudah lalu oleh seorang raja dari majapahit yang pernah berkata bahwa anak keturunanya kelak akan datang lagi kesini dan kemungkinan sumpah dari raja majapahit itu terjadi karena dibuktikan dengan datangnya sentot prawirodirdjo yang masih terhitung trah mataram -majapahit yang pada saat kedatangannya ia terpesona akan keindahan alam dan juga kesuburan desa caruban hingga ia teringat kepada kampung halamannya yang telah lama ia tinggal dikarenakan ia harus memenuhi tugasnya sebagai putra mataram. Dan sentot prawirodirdjo pun menjumpai banyak kesamaan desa tersebut dengan kampung halamannya lalu ia memutuskan untuk sejenak singgah didesa tersebut selama -+2/3 tahun dalam kurun waktu tersebut sang putera mataram rupanya terpesona oleh kecantikan seorang putri dari desa caruban yaitu putri Pandansari yang juga rupanya ia masih terhitung trah Brawijoyo V yang akhirnya tanpa waktu yang lama ia memutuskan untuk menikahi Putri Pandansari yang telah membuatnya jatuh hati. Dari pernikahannya dengan putri Pandansari , mereka mempunyai seorang putra yang bernama bagus kusumodirdjo setelah pernikahannya genap 3 tahun akhirnya sang putra mataram meninggalkan desa yang dicintainya beserta istri dan putranya. Akan tetapi sebelum ia pergi sang putramataram itu memberikan nama wilayah ini dengan nama desa caruban karena kekagumannya dan juga untuk mengingat kampung halamannya beserta leluhurnya.