Johannes Liku Ada'

Uskup Agung Makassar
Revisi sejak 6 Agustus 2016 01.03 oleh Medelam (bicara | kontrib)

Mgr. Johannes Liku Ada' (lahir 22 Desember 1948) adalah Uskup Agung Makassar petahana sejak ditunjuk sebagai Uskup Agung Makassar pada 11 November 1994.

Mgr.

Johannes Liku Ada'
Uskup Agung Makassar
GerejaGereja Katolik Roma
Keuskupan agung
Makassar
Penunjukan11 November 1994
Awal masa jabatan
19 Maret 1995
PendahuluFranciscus van Roessel, C.I.C.M.
Jabatan lain
  • Wakil Provinsi Gerejawi Makassar KWI (2015–2018)
  • Delegatus Kitab Suci KWI (2015–2018)[1]
Imamat
Tahbisan imam
21 Januari 1975[2]
Tahbisan uskup
2 Februari 1992
oleh Franciscus van Roessel, C.I.C.M.
Informasi pribadi
Nama lahirJohannes Liku Ada'
Lahir22 Desember 1948 (umur 75)
Indonesia Sangalla, Salu Allo, Katumbang, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Indonesia
Kewarganegaraan Indonesia
DenominasiKatolik Roma
KediamanKeuskupan Agung Makassar
Semboyan"Illum oportet crescere" (Yoh 3:30)
(Ia harus makin besar)
LambangLambang Johannes Liku Ada'

Karya

Ia ditahbiskan menjadi imam pada 21 Januari 1975. Ia meraih gelar doktor dari Universitas Gregoriana Roma, dengan menulis disertasi berjudul "Towards a Spirituality of Solidarity: A Study of Sa'dan-Torajan Solidarity in the Light of "Gaudium et Spes", with a View to an Inculturated Authentic Christian Spirituality of Solidarity" setelah studi pada 1981 hingga 1986.[3] Selama menjadi imam, ia menjadi moderator PMKRI cabang Makassar, Pastor Mahasiswa, dan pemimpin novis Kongregasi Fratek HKK.[4]

Pada 11 Oktober 1941, ia ditunjuk menjadi Uskup Auksilier Ujung Pandang dengan gelar Uskup Tituler Amantia. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 2 Februari 1992. Uskup Agung Ujung Pandang, Franciscus van Roessel, C.I.C.M. menjadi Penahbis Utama didampingi oleh Uskup Agung Semarang Julius Darmaatmadja, S.J. dan Uskup Manado Joseph Theodorus Suwatan, M.S.C. Ia kemudian menjadi Uskup Pentahbis Pendamping bagi Uskup Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, M.S.C. pada 18 September 1994. Selama menjadi Uskup Auksilier, Mgr. van Roessel mendelegasikan kepada dirinya tugas pelayanan pastoral, termasuk kunjungan ke paroki di luar kota Makassar karena faktor usia dan kesehatan.[5]

Ia ditunjuk untuk menjadi Uskup Agung Ujung Pandang pada tanggal 11 November 1994. Pada 26 Oktober 2008, ia kembali menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Petrus Boddeng Timang sebagai Uskup Banjarmasin. Selama memimpin keuskupan, ia memberi perhatian untuk memimpin keuskupan dengan corak kepemimpinan menurut Konsili Vatikan II. Dalam awal kepemimpinan, ia memimpin proses peralihan dari 'Gereja misi' menjadi 'Gereja lokal' yang semakin mandiri dalam kondisi banyaknya imam diosesan yang minim pengalaman. Di tengah masa ini setelah berkonsultasi dalam rapat Dewan Konsultor, ia berkeputusan untuk mengadakan Sinode Diosesan Kanonik I, yang kemudian berlangsung di Malino pada bulan Oktober 1999. Sinode tersebut menghasilkan arah dasar keuskupan, yang memuat tiga butir pokok, yakni visi, misi/tugas pokok, dan spiritualitas. Hasil ini kemudian mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2000 yang dikenal sebagai "Arah Dasar Keuskupan Agung Makassar" (Ardas KAMS). Selain itu, ia juga mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan Dewan Imam Kanonik yang pertama pada tanggal 20 Desember 2001. Pada sidangnya, Dewan Imam mulai membicarakan materi pokok sebagai tindak lanjut Ardas KAMS, dan bersepakat untuk menjalankan program pastoral tahunan selama 5 tahun, yang setiap tahun dimulai pada hari Rabu Abu dan berakhir pada hari Selasa sebelum Rabu Abu tahun berikutnya.

Dalam bidang ketenagaan, ia tidak melanjutkan rencana Mgr. van Roessel untuk mempunyai sebuah seminari tinggi sendiri di Makassar, dan justru meningkatkan tiga jenjang pendidikan calon imam yang sudah ada (SPC-TOR-SAM), sambil tetap memperhatikan faktor-faktor penyebab usulan Mgr. van Roessel terkait pemindahan ini. Kebutuhan akan ongoing formation (OF) para imam tetap mendapat perhatian. Mgr. Liku Ada' juga memberikan perhatian pada kehidupan hari tua dan kesehatan para imam, termasuk pendirian rumah jompo dan taman pekuburan rohaniwan-rohaniwati.

Terkait dengan momen 75 tahun Gereja Keuskupan Agung Makassar pada 2012, maka Keuskupan kembali mengadakan Sinode Diosesan, yang telah dipersiapkan sejak tahun 2010. Sinode tersebut diadakan pada 27–31 Mei 2012 di Hotel Singgasana Makassar dan dihadiri oleh 225 tokoh umat Katolik Keuskupan.[6]

Referensi

Pranala luar

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Franciscus van Roessel
Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar
1994kini
Petahana