Joseph Theodorus Suwatan
Mgr. Joseph Theodorus Suwatan, M.S.C. (lahir 10 April 1940) adalah Uskup Manado yang telah menjabat sejak ditunjuk pada 8 Februari 1990.
Mgr. Joseph Theodorus Suwatan | |
---|---|
Uskup Manado | |
Gereja | Gereja Katolik Roma |
Keuskupan | Manado |
Penunjukan | 8 Februari 1990 |
Pendahulu | Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. |
Imamat | |
Tahbisan imam | 8 Januari 1969 (55 tahun, 319 hari) |
Tahbisan uskup | 29 Juni 1990 (34 tahun, 146 hari) oleh Francesco Canalini |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Joseph Theodorus Suwatan |
Lahir | 10 April 1940 Tegal, Jawa Tengah |
Kewarganegaraan | Indonesia |
Denominasi | Katolik Roma |
Kediaman | Keuskupan Manado |
Semboyan | Credidimus Caritati (Yoh. 4:16) (Kita telah mengenal dan telah percaya akan cinta Allah kepada kita) |
Lambang |
Latar belakang
Uskup Suwatan adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Theodorus Chairwakim dan Chatarina Srilany.[1]
Karya
Ia mengucapkan kaul pertama pada 31 Mei 1962, yang bertepatan dengan Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabeth. Kaul kekal ia ucapkan tiga tahun kemudian.[2] Ia ditahbiskan menjadi imam dari Ordo Misionaris Hati Kudus pada 8 Januari 1969. Pada 8 Februari 1990, Paus Yohanes Paulus II menunjuknya sebagai Uskup Manado. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Manado pada 29 Juni 1990 di Stadion Klabat. Bertindak sebagai Uskup Konsekrator adalah Uskup Agung Francesco Canalini, Pro-Nuncio Apostolik untuk Indonesia dengan gelar Uskup Agung Valeria, sementara Uskup Emeritus Manado Theodorus Hubertus Moors, M.S.C. bersama dengan Uskup Agung Semarang Julius Darmaatmadja, S.J..
Mgr. Suwatan menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. Johannes Liku Ada' sebagai Uskup Tituler Amantia ketika ia diangkat menjadi Uskup Auksilier Ujung Pandang pada 2 Februari 1992.[3]
Dalam kedudukannya sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan dalam kaitan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada tahun 1999 ia menulis pernyataan keras mengecam para pemimpin negara yang gagal melayani kepentingan rakyat, serta menyerukan diakhirnya korupsi yang meluas di lingkungan pemerintah. Uskup Suwatan juga turut berperan dalam ikut meredakan kerusuhan di Poso, Sulawesi Tengah. Pada tahun 2001 ia mengimbau komunitas internasional agar mencegah terjadinya genosida di Poso.[4] Ia juga memimpin perayaan Ekaristi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada seorang imam Yesuit, Tarcisius Dewanto, S.J., anggota Serikat Yesus Provinsi Indonesia yang ikut menjadi korban tindak kekerasan di Timor Timur, di kompleks Gereja Nossa Senhora de Fatima, Suai pada awal September 1999.
Ia dikenal sebagai sosok yang mandiri, humoris dan suka anak-anak.
Pranala luar
Jabatan Gereja Katolik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Theodorus Hubertus Moors |
Uskup Manado 1990–kini |
Petahana |
- ^ http://indonesia.ucanews.com/2016/04/12/ulang-tahun-ke-76-mgr-suwatan-sebenarnya-telah-memasuki-usia-purnakarya/
- ^ http://profiluskupmanado.blogspot.co.id/
- ^ http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-joseph-theodorus-suwatan-msc.html
- ^ http://indonesia.ucanews.com/2016/04/12/ulang-tahun-ke-76-mgr-suwatan-sebenarnya-telah-memasuki-usia-purnakarya/