Tanjung

ujung atau pegunungan yang menganjur ke laut atau danau

Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, atau daratan yang dikelilingi oleh laut di ketiga sisinya. Tanjung yang luas disebut semenanjung. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.

Tanjung Harapan di Afrika Selatan

Tanjung merupakan Wilayah tingkat IV di Indonesia, di bawah Pemerintahan Nagari di Kecamatan Koto VII [1], Kabupaten Sijunjung [2]. Kondisi geografis Nagari tanjung (masyarakat setempat menyebutnya "tanjuang") adalah daratan tempat bermukimnya masyarakat yang menjorok ke aliran batang sungai Ombilin [3]. Semua masyarakat bermukim sepanjang bantaran (kiri dan kanan) aliran batang ombilin.

Pemerintahan Nagari Tanjung membawahi beberapa Jorong yang merupakan pembagian wilayah administratif di Indonesia yang berkedudukan di bawah Nagari, terdiri dari Jorong kampuang Juar, Jorong Koto Tuo (sebagai pusat pemerintahan nagari), Jorong Taruko, Jorong Cancing (sebagai pusat pemerintahan Adat), Jorong Lumbaru, dan Jorong Tanjung Beringin.

Sejarah Nagari Tanjung

Nagari Tanjung di samping sebagai sebuah pemerintahan Nagari, juga terdapat sistem pemerintahan berdasarkan Adat, merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, serta menganut sistem adat yang dicirikan dengan sistem kekeluargaan melalui jalur perempuan atau matrilineal [4], dan identitas agama Islam. Pemerintahan adat terdiri dari beberapa suku, di dalam sebuah suku terdapat seorang kepala suku (penghulu).

Berkhaul

Di Negari Tanjung berkhaul selalu diadakan dua kali dalam satu tahun, biasanya berkhaul diadakan menjelang musim tanam. Berkhaul yang pertama diadakan di Jorong Koto Tuo dan berkhaul yang kedua diadakan di Jorong Tanjung Beringin. Orang-orang banyak atau anak negari berkumpul di suatu lapangan yang telah disediakan oleh panitia pada sore hari. Berkhaul selalu dihadiri oleh hampir seluruh penduduk karena ini merupakan acara tahunan untuk memperbaharui tekad dan kebersamaan dalam menanti musin tanam padi tahun berikutnya. Selain dihadiri oleh penduduk berkhaul ini juga dihadiri oleh para pejabat Muspika Kecamatan Koto VII dan para perantau yang bisa pulang kampung. Mula-mula acara di awali oleh sambutan panitia dengan menceritakan maksud dan tujuan berkhaul. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan para pejabat kecamatan yang berisi nasehat, petunjuk dan informasi tentang pemerintahan seraya memaparkan program-program kecamatan yang memerlukan partisipasi warga. Kepolisian sektor juga tak lupa memberikan pembinaan pembinaan kamtibmas supaya tetap terjaga dengan baik, dan sebagainya. Acara dilanjutkan lagi oleh ninik mamak yang memberikan nasehat kepada anak kamanakan supaya tetap optimis dan tetap semangat dalam bertani. Biasanya ninik mamak selalu menyampaikan program “dua Be).Yaitu basitungkin dan basitojikdalam bekerja. Basitungkin artinya selalu bekerja dengan rajin dan sungguh sungguh sedangkan basitojik adalah bekerja keras, tampa kenal lelah hanya dengan duaBe inilah pertanian bisa maju dan hasil panen bisa melimpah. Acara terakhir adalah membaca tahmit, takbir, tasbih, shalawat Nabi Muhammad dan berdo’a kepada Allah SWT serta ditutup dengan makan besaar bersama-sama [5].

Botobo

Apa itu batobo ? Aneh ya namanya, mungkin bagi anda merasa aneh karena baru pertama kali anda mendengarnya atau sebagian anda ada yang beranggapan ini adalah bahasa asing, bahasa Jepang misalnya. Tidak juga, Batobo adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Negari Tanjung, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung. Batobo adalah senacam paguyuban yaitu kerjasama dua orang atau lebih di bidang sosial dan kemasyarakatan. Dengan botobo orang-orang saling membantu mengerjakan sawah, mengerjakan ladang, mendirikan rumah dan banyak pekerjaan sosial lainnya yang dilakukan secara bersama-sama. Dengan Botobo tidak ada pekerjaan yang berat, semua pekerjaan sama-sama dikerjakan, dalam Batobo tidak ada iri dan dengki yang kuat membantu yang lemah yang kaya membantu yang miskin semua dilakukan dengan sukarela tampa ada yang terpaksa.

Filosofi Batobo ada 3 pertama adalah Care peduli, melindungi, membantu, perhatian dan sejenisnya, filosofi kedua adalah Love saling menyayangi, kasih mengasihi didalamnya ada Asih, Asah dan Asuh. Sedangkan filosofi ketiga adalah Peace  ini mengutamakan kedamaian, ketentraman, kesetiakawanan dan sejenisnya.

Kapan Botobo dilaksanakan, Botobo dilakukan hampir sepanjang tahun, Botobo untuk menggarap sawah pertanian tentu diawali dengan saat pengolahan tanah sampai padi dipanen. Botobo untuk berladangpun diawali dengan pembukaan hutan sampai hasil ladang dipanen.

Siapa saja anggotanya ? Pada dasarnya semua penduduk negari dapat dan boleh menjadi anggota laki-laki Botobo sesama  laki-laki dan perempuanpun Batobo sesama perempuan. Botobo kadangkala ada musiknya juga yaitu Tobo Calempong untuk laki-laki dan tobo bacanang atau tobo baogung tergantung alat musik yang digunakan untuk perempuan. Anggota Tobo pergi bekerja secara bersama sama dalam formasi berbaris dan masing-masing menabuh alat musik yang dipegangnya, baik kesawah maupun keladang. Sepanjang jalan raya yang dilewati orang-orang terutama anak-anak berkumpul memberikan apalusan dengan bertepuk tangan. Tobo dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Tuo Tobo ini tidak mesti anggota yang paling tua boleh pula anggota yang agak muda dan dipilih secara musyawara. Tobo juga ada markasnya, yaitu dirumah anggota yang paling tua, dirumah inilah disimpan semua peralatan tobo mulai dari alat musik, bendera tobo sampai alat alat pertanian. Di rumah ini anggota belajar musik talempon dan melakukan musyawarah tentang program program tobo.

Sungguh dalam Batobo ada kebersamaan,ada perlindungan, ada bantuan ada pemabgian kerja, ada kedamaian. Botobo merupakan kearifan lokal yang terlu di lestarikan. Hidup Batobo. Hidup Batobo, Hidup Batobo[6]

  1. ^ "Koto Tujuh, Sijunjung". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2016-02-04. 
  2. ^ "Kabupaten Sijunjung". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2016-06-29. 
  3. ^ "Batang Ombilin". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2014-09-27. 
  4. ^ "Orang Minangkabau". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2016-07-12. 
  5. ^ "Sahabat Kita: Berkhaul". siutehtanjung.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2016-08-08. 
  6. ^ "Sahabat Kita: Botobo". siutehtanjung.blogspot.co.id. Diakses tanggal 2016-08-08.