Okky Madasari

pengarang asal Indonesia
Revisi sejak 25 Agustus 2016 11.17 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Menghapus dari Orang hidup)

Okky Puspa Madasari yang juga dikenal sebagai Okky Madasari adalah seorang pengarang Indonesia. Ia memenangkan sebuah penghargaan sastra yang paling dirayakan dan utama di Indonesia, Penghargaan Sastra Khatulistiwa, pada 2012 untuk novel ketiganya, Maryam.[1] Pada usia 28 tahun, ia menjadi orang termuda yang memenangkan penghargaan prestisius tersebut. Novel-novelnya masih ke daftar pendek selama tiga tahun dalam sebuah putaran pada penghargaan yang sama.

Okky Madasari
Okky Madasari meluncurkan novel-novelnya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris di Singapura, Juli 2014
LahirOkky Puspa Madasari
30 Oktober 1984 (umur 40)
Magetan, Indonesia
PekerjaanPengarang, Jurnalis
KebangsaanIndonesia
Periode2010 – sekarang
PenghargaanPenghargaan Sastra Khatulistiwa 2012
PasanganAbdul Khalik
Website
www.okkymadasari.net

Novel pertamanya Entrok, sebuah epic tentang kehidupan dibawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul The Years of the Voiceless.[2][3][4][5] Dua novel lainnya, Maryam dan Pasung Jiwa, juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul The Outcast dan Bound.

Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada 2005 dengan Gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Pengetahuan Politik. Ia memilih untuk menjadi jurnalis dan penulis sejak kelulusannya. Pada 2012, ia mengambil jurusan sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada Juli 2014 dengan tesis berjudul Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam dan Sastra Kritikal.

Kehidupan pribadi

Okky menikah dengan Abdul Khalik, seorang jurnalis pada surat-surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia (The Jakarta Post, 2003-2012, dan Jakarta Globe, 2012-sekarang).[6] Keduanya bertemu ketika keduanya menghadiri Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Korupsi (KPBBMK) di Bali pada Januari 2008 sebelum mereka menikah pada Desember 2008. Dalam setiap novelnya, ia menjadikan suaminya sebagai pembaca pertamanya dan mitra dalam diskusi untuk gagasan pada novel-novelnya.

Referensi