Christian Zebua
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Christian Zebua, M.M. (lahir 24 Oktober 1957) adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi TNI-AD yang berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor: Kep/643/IX/2014 tanggal 5 September 2014, tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI telah dimutasi menjadi Staf Khusus KSAD.[1]
Christian Zebua | |
---|---|
Staf Khusus KSAD | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 24 Oktober 1957 Gunungsitoli, Nias |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | Deli Asnawati Mendrofa |
Anak | Ny. dr. Andani Zebua Maranatha Zebua, S.E. Satria Zebua |
Orang tua | Faogõnasõkhi Zebua Yulia Zebua |
Almamater | Akademi Militer (1980) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1980–2015 |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
Satuan | Zeni |
Sunting kotak info • L • B |
Karier
Jenderal Bintang dua ini lahir di Gunungsitoli, 24 Oktober 1957 dari pasangan Faogonasokhi Zebua (84) dan Yulia Zebua (78). Sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, Mayjen TNI Zebua telah terbiasa dengan kehidupan disiplin dan memiliki sifat mengayomi adik-adiknya. Sifat disiplin dan pantang menyerah yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya inilah yang membuat ia memberanikan diri untuk mendaftarkan diri ke Akabri tahun 1976. Sifat disiplin dan saling menyayangi juga ia tanamkan kepada ketiga anaknya, dr. Andani Zebua, Maranatha Zebua, SE ( sedang mengambil S2 di UGM) dan Satria Zebua (sedang kuliah di Universitas Prasetya Mulia, Jakarta) hasil pernikahannya dengan Deli Asnawati Mendrofa (Ina Andani Zebua).
Kapabilitas mantan Kadispen TNI AD tahun 2008 ini untuk memimpin satuan Teritorial seperti Kodam XVII/Cenderawasih tidak diragukan lagi. Hal ini dapat kita lihat dari keberhasilannya saat bertugas di lingkungan satuan teritorial seperti Dandim di Langkat (Medan) tahun 1999, Danrem 171/PVT (Papua) tahun 2005 dan Danpusdikter di Cimahi tahun 2007. Dalam setiap penugasannya ia lebih mengedepankan tindakan persuasif daripada represif. Namun, tindakan represif juga akan ia lakukan sebagai pilihan terakhir untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak atau kepada pihak-pihak yang menggunakan kekerasan/bersenjata untuk menyakiti rakyat atau merongrong keutuhan NKRI.
Saat ini sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih,Mayjen TNI Christian menggunakan metode pendekatan agama, budaya dan kesetaraan dalam menghadapi permasalah yang ada di wilayah tugasnya. Ketiga pendekatan ini sangat bernilai positif dan berhasil membangun kepercayaan masyarakat Papua terhadap TNI. Komunikasi yang dibangun antara Pangdam dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat di Papua berjalan harmonis dan efektif. Sebagai umat nasrani yang taat, Pangdam secara rutin melaksanakan safari Ibadah bersama di gereja-gereja di wilayah Papua seraya merangkul seluruh masyarakat Papua untuk bersama-sama membangun Papua ke arah yang lebih baik.
Mayjen TNI Christian yang pernah menjabat sebagai Waaslog KASAD tahun 2010 ini juga memerintahkan prajurit XVII/Cenderawasih yang bertugas di daerah terpencil dan pulau terluar untuk menjadi guru bagi masyarakat sekitar. Hal ini ia lakukan untuk membantu tugas Pemda dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Papua. Ia juga meluncurkan program pendampingan dan penyuluhan oleh prajurit Kodam XVII/Cenderawasih kepada masyarakat setempat di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan di wilayah tugas mereka masing-masing. Seluruh program yang ia canangkan adalah bagian dari upaya ia untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua dengan tetap mengutamakan tugas pokok ia di bidang pertahanan dan keamanan.
Namun, di atas semua itu, hal penting lainnya dalam melaksanakan tugasnya di Papua yang bagi ia tidak boleh dilupakan adalah peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pembentukan pribadi yang intelek dan berintegritas serta memiliki dasar agama yang kuat adalah hal yang harus dilakukan agar menghasilkan generasi muda Papua yang berkualitas untuk membangun Papua agar sejajar dengan daerah lainnya.
“Pemimpin itu tidak hanya memiliki intelektual, tetapi juga hati nurani. Artinya, ia takwa, sederhana, tidak arogan, merakyat, atau merasakan penderitaan orang lain. Kalau pemimpin tidak punya hati nurani, maka tidak ada gunanya,” tegas ia dalam suatu kesempatan.
Riwayat jabatan
- Danton-1 Ki A Yonzipur-3
- Danton-1 Ki B Yonzipur B/3
- Danki A Yonzipur-3
- Kasi-2/Ops Yonzipur-3
- Dankiban Yonzipur-3
- Kasitikzi Deptikzi
- Wadan Yonzipur-1
- Kabagrendal Subditbin Konpur Ditziad
- Danyonzipur-8/SMG
- Pabandya Binkar Dam I/BB
- Dandim-0203/LKT Rem-022/PT
- Dandim 0203/Langkat (1999)
- Kazidam II/Sriwijaya
- Aslog Kasdam II/Sriwijaya
- Danrem 171/Praja Vira Tama (2005)
- Pamen Ahli Pangdam XVII/Tkr
- Bid. Ilpengtek & LH
- Paban VI/Binsis Slogad
- Danpusdikter
- Kadispenad
- Kadispenad (2008-2010)
- Waaslog Kasad (2010)
- TA Pengajar Bid.Padnas Lemhannas RI (2011)
- Pangdam XVII/Cendrawasih (2012)[2]
- Staf Khusus Kasad (2014)
Referensi
- ^ "Mutasi Jabatan 59 Perwira TNI" Website Resmi Markas Besar TNI
- ^ "Christian Zebua Jadi Pangdam Cenderawasih" Website m.poskotanews.com
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mayjen TNI M Erwin Syafitri |
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih September 2012 - 5 September 2014 |
Diteruskan oleh: Mayjen TNI Fransen G. Siahaan |