Tionghoa Bangka-Belitung

Tionghoa Bangka (atau disebut Cina Bangka) adalah etnis Tionghoa yang tinggal di wilayah Bangka Belitung, Indonesia. Di masyarakat, warga Tionghoa Bangka dikenal memiliki etika kesopanan yang rendah (kasar). Bagi yang masih tinggal di kampung pedalaman, etika dalam makan kurang diperhatikan, seperti makan dengan menggunakan piring dan sendok secara beramai-ramai. Namun mereka memiliki rasa kekeluargaan dan persaudaraan (solidaritas) yang sangat tinggi apabila jika dibanding dengan suku etnis Tionghoa lainnya.

Tionghoa Bangka

Sejarah

Sejarah Hakka Indonesia di Bangka Belitung tidak akan bisa lepas dari Sejarah Bangka Tionghoa Hakka (Khek) dan Timah (Hanzi : 印尼客家邦加勿里洞历史 – 客家邦加錫採礦; Pinyin : Yìnní kèjiā bāng jiā wù lǐ dòng lìshǐ – kèjiā bāng jiā xī cǎikuàng), yakni oleh orang-orang Tionghoa suku Hakka. Berdasarkan sensus di tahun 1920, Total populasi orang Tionghoa Bangka mencapai 44% dari keseluruhan 154.141 jiwa.

Awal sejarahnya dimulai sekitar abad ke-17, Sekitar tahun 1700-1800. Berawal dari tambang timah di bangka 邦加錫矿(Bāng jiā xī kuàng). Orang-orang Hakka/Khek (Hanzi : 客家; Pinyin : Kèjiā) dari Moi Jan (梅縣; Mei Xian), Hoi Nam (海南; Hai Nan), Kong Si (廣西; Guang Xi) dan beberapa daerah lain di propinsi Kong Tung (廣東; Guang Dong) datang secara berkelompok menjadi tenaga penambang timah di Pulau Bangka (邦加岛; Bāng jiā dǎo), Pulau Belitung (勿里洞岛; Wù lǐ dòng dǎo) dan Pulau Singkep 新及岛; Xīn jí dǎo).

Tionghoa Bangka terkenal

 
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, salah satu Tionghoa Bangka terkenal.

Sumber