Kebangkitan
Kebangkitan adalah sebuah konsep tentang kehidupan kedua setelah kematian dari seluruh makhluk, yang ada di dalam ajaran agama Yahudi, Kristen dan Islam. Bisa pula merujuk kepada tiap-tiap individu atau kebangkitan secara umum seluruh umat manusia. Walaupun beberapa agama-agama telah mengajarkan mengenai kebangkitan, masalah ini sering terkenal di dalam kitab suci agama samawi.
Beberapa nabi, pernah dikisahkan menyaksikan langsung proses kebangkitan dihadapan mereka, seperti Ibrahim dan Musa yang pernah ingin melihat kebangkitan seekor burung merpati, Hazqiyal menyaksikan kebangkitan Bani Israel, kemudian Isa yang menghidupkan Sam bin Nuh.[1]
Islam
Di dalam Al Qur'an surah An-Naml menerangkan secara garis besarnya bahwa keingkaran orang-orang kafir terhadap adanya hari berbangkit itu tidak beralasan kemudian dikemukakan kepada mereka persoalan-persoalan yang ada hubungannya dengan kebangkitan (bahasa Arab: القيامة Qiyāmah) itu. Hal ini diterangkan lebih jelas dalam surah Al Qashash.
Kristen
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Dalam Alkitab, kata ”kebangkitan” muncul di Kitab-Kitab Yunani, atau yang biasa disebut Perjanjian Baru, yang berasal dari kata Yunani a·naʹsta·sis. Sewaktu orang dibangkitkan, dia dihidupkan kembali dari kematian sebagai orang yang sama.—1 Korintus 15:12, 13. Meski dalam bahasa aslinya kata ”kebangkitan” tidak muncul di Kitab-Kitab Ibrani, yang sering disebut Perjanjian Lama, ajaran itu sebenarnya tersirat di dalamnya. Melalui nabi Hosea, misalnya, Allah berjanji, ”Dari tangan Syeol [atau, Kuburan] aku akan menebus mereka; dari kematian aku akan memulihkan mereka.”—Hosea 13:14; Ayub 14:13-15; Yesaya 26:19; Daniel 12:2, 13. Di mana orang yang dibangkitkan akan hidup? Ada yang akan dibangkitkan untuk hidup di surga sebagai raja-raja yang akan memerintah bersama Kristus. (2 Korintus 5:1; Penyingkapan [Wahyu] 5:9, 10) Alkitab menyebut kebangkitan ini ”kebangkitan pertama” dan ”kebangkitan yang lebih awal”; keduanya menyiratkan bahwa akan ada kebangkitan lain yang menyusul. (Penyingkapan 20:6; Filipi 3:11) Kebangkitan yang lain itu adalah kebangkitan bagi sejumlah besar orang untuk dihidupkan kembali di bumi.—Mazmur 37:29. Bagaimana orang akan dibangkitkan? Allah memberi Yesus kuasa untuk membangkitkan orang mati. (Yohanes 11:25) Yesus akan membangkitkan ”semua orang yang di dalam makam peringatan”, masing-masing dengan ciri khas, sifat-sifat, kepribadian, dan kenangannya sendiri. (Yohanes 5:28, 29) Mereka yang dibangkitkan ke surga akan menerima tubuh roh. Yang dibangkitkan untuk hidup di bumi akan menerima tubuh jasmani yang utuh, sehat, dan segar bugar.—Yesaya 33:24; 35:5, 6; 1 Korintus 15:42-44, 50. Siapa yang akan dibangkitkan? Alkitab berkata bahwa ”akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar”. (Kisah 24:15, Terjemahan Baru) Orang yang benar mencakup orang-orang yang beriman, seperti Nuh, Sara, dan Abraham (Ibrahim). (Kejadian 6:9; Ibrani 11:11; Yakobus 2:21) Orang yang tidak benar mencakup mereka yang tidak menaati hukum Allah karena belum pernah mengetahuinya. Namun, orang yang sangat jahat hingga mustahil berubah tidak akan dibangkitkan. Ketika mati, orang seperti itu akan binasa selamanya tanpa harapan untuk dihidupkan kembali.—Matius 23:33; Ibrani 10:26, 27. Kapan kebangkitan akan terjadi? Menurut Alkitab, kebangkitan di surga akan terjadi selama masa kehadiran Kristus, yang dimulai pada 1914. (1 Korintus 15:21-23) Kebangkitan di bumi akan terjadi selama Pemerintahan Seribu Tahun Yesus Kristus, sewaktu bumi sudah menjadi firdaus.—Lukas 23:43; Penyingkapan 20:6, 12, 13. Mengapa percaya kebangkitan itu masuk akal? Alkitab memuat catatan terperinci tentang sembilan peristiwa kebangkitan, yang masing-masing memiliki banyak saksi mata. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:32-37; 13:20, 21; Lukas 7:11-17; 8:40-56; Yohanes 11:38-44; Kisah 9:36-42; 20:7-12; 1 Korintus 15:3-6) Kebangkitan Lazarus khususnya menarik karena Yesus melakukan mukjizat ini waktu Lazarus sudah empat hari mati, dan disaksikan sekumpulan besar orang. (Yohanes 11:39, 42) Bahkan, para penentang Yesus tidak dapat menyangkalnya, sampai-sampai berkomplot untuk membunuh Yesus dan Lazarus.—Yohanes 11:47, 53; 12:9-11. Tiga kisah kebangkitan yang dicatat dalam Alkitab: putra seorang janda, seorang wanita Kristen, dan Lazarus, sahabat Yesus Alkitab menunjukkan bahwa Allah punya kemampuan sekaligus keinginan untuk membuat orang mati hidup lagi. Kesanggupan Allah untuk mengingat tidak ada batasnya. Ia mengingat semua perincian tentang tiap orang yang akan Ia bangkitkan dengan kuasa-Nya yang luar biasa. (Ayub 37:23; Matius 10:30; Lukas 20:37, 38) Allah sanggup membuat orang mati hidup lagi, dan Ia mau melakukan itu! Sewaktu menggambarkan kebangkitan yang akan terjadi ini, Alkitab berkata tentang Allah, ”Kepada karya tanganmu engkau akan rindu.”—Ayub 14:15. Kesalahpahaman tentang kebangkitan orang mati Mitos: Kebangkitan adalah menyatunya kembali jiwa dengan tubuh. Fakta: Alkitab mengajarkan bahwa jiwa adalah orang seutuhnya, bukan suatu bagian dari orang itu yang tetap hidup setelah ia mati. (Kejadian 2:7; Yehezkiel 18:4) Orang yang dibangkitkan tidak bersatu kembali dengan jiwanya; ia diciptakan kembali sebagai jiwa yang hidup. Mitos: Ada yang dibangkitkan lalu langsung dibinasakan. Fakta: Alkitab mengatakan bahwa ”mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji” akan mendapat ”kebangkitan penghakiman”. (Yohanes 5:29) Namun, penghakiman itu didasarkan atas tindakan seseorang setelah ia dibangkitkan, bukan sebelumnya. Yesus berkata, ”Orang mati akan mendengar suara Putra Allah dan mereka yang memberikan perhatian akan hidup.” (Yohanes 5:25) Jika seseorang ”memberikan perhatian”, atau menaati, apa yang ia pelajari setelah dibangkitkan, namanya akan dicatat dalam ”gulungan kehidupan”.—Penyingkapan 20:12, 13.
Mitos: Ketika dibangkitkan, seseorang akan menerima tubuh yang persis sama dengan tubuh sebelum ia mati.
Fakta: Ketika seseorang mati, tubuhnya kemungkinan besar sudah hancur.—Pengkhotbah 3:19, 20
Yahudi
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Referensi
- ^ Nabi Isa telah menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah, namun Bani Israel membantahnya seraya berkata: “Hai Isa, engkau dapat menghidupkan orang mati, kalau keadaan mayat itu baru, bisa jadi sebenarnya ia belum mati sungguhan. Untuk itu kami ingin engkau hidupkan mayat manusia purba sebagai tanda kekuasaan Tuhanmu.” Jawab Nabi Isa: “Pilihlah, mayat siapa yang kalian inginkan??” mereka berkata: ”Coba hidupkan olehmu mayat orang yang bernama Sam bin Nuh.” Maka Nabi Isa pun mencari makam orang tersebut, kemudian sholat 2 rakaat dan berdo’a memohon kepada Allah, dan hiduplah Sam bin Nuh dengan rambut dan jenggot memutih, Nabi Isa pun bertanya: ”Hai Sam, kenapa rambut dan jenggotmu beruban, padahal waktu hidupmu belum musimnya orang beruban?” Jawabnya: ”Aku terkejut mendengar seruanmu, serta mengira kiamat telah tiba dan itulah yang membuat warna rambutku berubah jadi putih karena bingunnya.” Nabi Isapun bertanya: ”Sudah berapa lamakah engkau meninggal dunia?” Jawabnya: ”Sudah 4000 tahun, dan rasa pedih sakitnya maut sejak itu masih membekas hingga sekarang belum sembuh juga.” Kisah ini ditulis dalam kitab Durratul Wa’idhin. As-Suyuthi mengulas ayat "...aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah," (Al-Imran 3:49)
Lihat pula
Pranala luar
- Properties and Endowment of Resurrected Bodies according to the Bible
- Hari Kebangkitan Itu Pasti.
- Terjadinya Qiyamat Menurut Islam
- The enticement of the Occult: Occultism examined by an scientist and Orthodox Priest
- Rethinking the resurrection.(of Jesus Christ)(Cover Story) Newsweek, April 8th 1996, Woodward, Kenneth L.
- Dictionary of the History of Ideas: Death and Immortality, Resurrection, Reincarnation