Soeta Ono[2][3][4][5][6] atau Soeto Ono (ejaan Jawa)[7][8][9][10][11][12] atau Sota Ono[13] adalah seorang kepala suku Sihoeng Paju Epat keturunan Raja Nanserunai[14] terakhir. Soeta Ono lahir di Telang Siong sekitar tahun 1822 dan meninggal pada 27 April 1894, dengan nama pangggilan Abu. Kakek Soeta Ono adalah seorang kepala suku Paju Epat yang sangat berpengaruh yaitu Suta Wana.[15] Dari kakeknya Suta Wana lah Soeta Ono mendapat tongkat jabatan menjadi kepala suku Dayak Maanyan di Paju Epat.[16]

Soeta Ono
KelahiranAboe
1822
Paju Epat
Kematian27 April 1894
Belanda Telang Distrik Sihoeng (Hindia Belanda)
AyahSuma
IbuKalimah anak Soeta Wana [1]
AgamaKaharingan

Karir

Dari Kerajaan Belanda SOETA ONO mendapat jabatan sebagai  Kepala Adat/ Kepala Landschap Siong/Padju IV, Patai dan Barito, Kepala District Dusun Timur dengan pemerintahan sendiri (Zelfbestuur). Tetapi oleh karena sesuatu sebab yang tidak mengijinkan maka SOETA ONO hanya meminta District Dusun Timur saja atau dari sungai Paminggir sampai ke sungai Ajuh saja.[1]

Disamping menjadi Kepala District, SOETA ONO juga menerima tugas berperang kesana kemari. Pada tahun 1875 SOETA ONO meminta berhenti dengan hormat sebagai Kepala District dari Kerajaan Belanda.[2]

Penutup

SOETA ONO meninggal pada 27 April 1894 dan dimakamkan secara kremasi menggunakan adat Maanyan Padju Epat. Masyarakat Telang Siong menyebut makamnya dengan sebutan Tamak Mas (tamak=kuburan). Makamnya berada di dalam sebuah rumah kecil yang berada dibelakang Lewu Hante.[3]

Silsilah Mantir Desa Adat Telang

  1. Uria Napulangit
  2. Petinggi Awang
  3. Petinggi Baris
  4. Singa Uda Busut (orang Kahayan)
  5. Petinggi Tabing Baya
  6. Petinggi Walek
  7. Damang Tangah
  8. Sinu Ganti
  9. Sinu Pati
  10. Mangku Jaya
  11. Suta Wana
  12. Suta Ono - cucu Suta Wana
  13. Raden Tuha
  14. Kyai Guntik
  15. Damang Gaman - anak Suta Ono?
  16. Biring tungkut (Kakah Durisah)
  17. Under Bahar
  18. Pa Bakir
  19. Paningsi Padangka

Catatan kaki

  1. ^ http://hadi-saputra-miter.blogspot.com/2012/04/sota-ono-pahlawan-ataukah-kaki-tangan.html
  2. ^ (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 146. 
  3. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. 1. D. A. Thieme. hlm. 73. 
  4. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1865). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863. 2. D. A. Thieme. hlm. 11. 
  5. ^ (Belanda) Le Rutte, J. M. C. E. (1863). Episode uit den Banjermasingschen oorlog. A.W. Sythoff. hlm. 95. 
  6. ^ (Belanda) (1863)Geneeskundig tijdschrift voor Nederlandsch-Indie. 10-11. hlm. 545. 
  7. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1862). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 35. Lands Drukkery. hlm. 136. 
  8. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1863). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 37. Lands Drukkery. hlm. 146. 
  9. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1863). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 41. Lands Drukkery. hlm. 146. 
  10. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1870). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 43. Lands Drukkery. hlm. 179. 
  11. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1863). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 44. Lands Drukkery. hlm. 196. 
  12. ^ (Belanda) van Rees, Willem Adriaan (1867). De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart. 1–2. D. A. Thieme. hlm. 112. 
  13. ^ (Belanda) Goeje, C.H. de (1878). Een bezoek aan Sota-Ono in de Dajak-landen. De Graaff. 
  14. ^ humabetang (2013-02-16). "Kerajaan NanSarunai". Diakses tanggal 2016-09-06. 
  15. ^ humabetang (2016-08-02). "SOETA ONO (Abu)". Diakses tanggal 2016-09-06. 
  16. ^ humabetang (2016-08-02). "SOETA ONO (Abu)". Diakses tanggal 2016-09-06. 

Lihat pula

Pranala luar