Mien Sugandhi
Mien Sugandhi, atau lebih lengkap memiliki nama Siti Aminah Sugandhi, (lahir 28 Juli 1934) [1], adalah seorang politikus wanita Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Urusan Peranan Wanita periode 1993 to 1998, menjadi angggota DPR dan MPR pada 1977 to 1993, sebagai bagian dari Kabinet Pembangunan VI dan juga pernah menjadi komisaris independen Mitra Adiperkasa Tbk pada tahun 2004[2]. Pada masa reformasi, ia memimpin salah satu kelompok di MKGR menjadi Partai MKGR, dengan memisahkan diri dari Golkar. [3]
Mien Sugandhi | |
---|---|
Berkas:Mien-Sugandhi.jpg | |
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia 4 | |
Masa jabatan 17 Maret 1993 – 16 Maret 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Pengganti Petahana | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 28 Juli 1934 Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Suami/istri | R.H. Sugandhi Kartosubroto |
Anak | Sribudhi Mintorosasi Kartosubroto |
Almamater | Northern California Global University |
Pekerjaan | Pengusaha |
Profesi | Politisi |
Sunting kotak info • L • B |
Ia memperoleh gelar Doktor dari Northern California Global University, Amerika Serikat, pada tahun 2001. Dan menerima anugerah “Bintang Mahaputera Adipradana” dari Pemerintah RI pada tanggal 17 Agustus 1996 saat masih menjabat sebagai Menteri.[1]
Kontroversi Madame Syuga
Saat menjabat sebagai Menteri, Mien Sugandhi pernah melontarkan pernyataan kontroversial berupa deportasi Istri Sukarno, Ratna Sari Dewi kembali ke Jepang karena bukunya yang berisi foto telanjang Madame Syuga, dianggap mempermalukan citra Indonesia. Namun hal ini kemudian diralat oleh Menteri Kehakiman, Oetoyo Oesman, bahwa yang dilarang hanyalah buku tersebut, bukan orangnya. [4]
Kontroversi pengiriman Putri Indonesia ke ajang Miss Universe
Pada tahun 1996, ia berseteru dengan Ketua Yayasan Putri Indonesia, Mooryati Sudibyo, karena pengiriman Alya Rohali sebagai wakil Indonesia di ajang Miss Universe. Sebenarnya Alya Rohali hanya datang sebagai participating observer, namun ternyata ikut berfoto mengenakan baju renang sehingga mengundang kemarahan Menteri Urusan Peranan Wanita sehingga sempat mengancam akan memanggil Yayasan Putri Indonesia ke DPR. Ia menyatakan sangat keberatan karena awalnya hal ini awalnya dianggap selesai secara pribadi, namun kemudian bocor ke media massa.[5][6]
Kedekatan dengan Suharto
Mien Sugandhi adalah salah satu politikus yang dekat dan dipercayai Suharto. Ia ikut hadir di acara Haul ke 3 meninggalnya Soeharto, bersama mantan pejabat lainnya.[7]. Ia juga orang yang dititipi pesan oleh Tien Suharto agar pemimpin Golkar tidak lagi mencalonkan Suharto pada tahun 1996, namun oleh pemimpin tersebut tidak diindahkan, dan Suharto kembali menjadi Presiden hingga kejatuhannya pada 1998. Mien sangat menyesali penolakan tersebut. [8] Dan pada saat-saat terakhir meninggalnya Suharto, pada tanggal 6 Januari 2008 ia sempat menjenguk dan mengabarkan bahwa kondisi Suharto sudah membaik, mampu bicara jelas, dan mukanya kembali merah. Mien Sugandhi juga memberi pembelaan bahwa meski Suharto memiliki kekurangan sebagai pemimpin, namun ia memiliki banyak jasa kepada bangsa dan negara.[9]
Referensi
- ^ a b Mitra AdiPerkasa Annual 2009. Diakses dari situs MAP-Indonesia pada 2 Februari 2014
- ^ Mien Sugandhi. Diakses dari situs BusinessWeek pada 2 Februari 2014
- ^ Ormas MKGR Tak Berpaling dari Golkar. Diakses dari situs Berita VivaNews pada 2 Februari 2014
- ^ Indonesia won't ban Sukarno's widow. Diakses dari situs Ohiou.edu sebagai arsip berita dari UPI pada masa lalu pada 2 Februari 2014
- ^ Itu Omong Kosong. Diakses dari situs Ohiou.edu yang merupakan arsip berita Gatra pada masa lalu pada 2 Februari 2014
- ^ Indonesia's Flesh Watch. Diakses dari arsip situs Berita CNN pada 2 Februari 2014
- ^ Soeharto tertnyata Pengin Lengser Sejak 1993. Diakses dari situs Berita Tempo pada 2 Februari 2014
- ^ Sisi Lain Pak Harto. Diakses dari situs berita Intisari Online pada 2 Februari 2014
- ^ Mien Sugandhi: HM Soeharto Sudah Bicara Jelas. Diakses dari situs berita Antara pada 2 Februari 2014