Vihara Tri Dharma Bumi Raya
Artikel atau bagian artikel ini kemungkinan telah disalin dan disisipkan bulat-bulat dari http://jalan2.com/objek-wisata/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya, dan mungkin melanggar kebijakan hak cipta Wikipedia. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus. (periksa) (Oktober 2016) |
VIHARA TRI DHARMA BUMI RAYA
Vihara Tri Dharma Bumi Raya adalah salah satu vihara tertua di Singkawang. Vihara ini menjadi ikon di Kota Singkawang. Vihara ini terletak di pusat kota singkawang tepatnya Jalan Sejahtera,Kota Singkawang,Kalimantan Barat.
Alamat: | Jalan Sejahtera,Kota Singkawang,Kalimantan Barat,Indonesia |
---|---|
Sumber: | http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya-ikon-kota-singkawang |
Sejarah
Vihara Tri Dharma Bumi Raya sudah berdiri sejak tanggal 1878.Vihara ini bisa dibilang sebagai tempat peribadatan tertua di singkawang. Pada zaman dahulu, Vihara ini dijadikan sebagai tempat peristirahatan orang-orang tionghoa yang ingin menambang emas di Monterado,Kabupaten baengkayang. Dan pada zaman dahulu, disekitar vihara tersebut masih dipenuhi hutan belantara, yang mana konon katanya setiap hutan memiliki roh penjaga. Maka dibangunlah vihara agar tersebut agar menjaga orang-orang sekitar dari roh jahat. Pada zaman dahulu ada beberapa orang yang melakukan ritual keagamaan yang berasal dari Tiongkok bersama Lie Shie yang dipercaya membawa patung dewa bumi raya dari Tiongkok dan untuk membangun klenteng.
Awalnya, vihara hanya menjadi tempat transit orang dari luar singkawang. disekeliling podok terdapat tempat untuk menambatkan kuda. Pada tahun 1920, pondok dirobohkan dan dibangun vihara yang lebih permanen. Saat kebakaran melanda kota singkawang di tahun 1930, vihara ini juga ikut hanis terbakar. Dan baru 3 tahun kemudian dibangun lagi.
Namun hal ini tidak disetujui oleh asisten residen pemerintahan kolonial Belanda dikarenakan letak vihara dianggap tidak cocok berada di pusat kota. Kemudian menurut legenda, istri asisten residen itu kemudian didatangi oleh Dewa Bumi Raya dalam mimpi tiga malam berturut-turut. Sang dewa memohon untuk dapat kembali ke tempatnya untuk menjaga kota Singkawang agar aman dan tentram. Setelah itu, permintaan warga untuk mendirikan vihara akhirnya dikabulkan.[1]
Arsitektur
Patung tua Peh Kong ini selamat dan diletakkan di vihara baru, disebelah kiri dan kanan patung tua peh kong bersama istrinya ada patung dewa kok sing bong dan on chi siu bong sedangankan dibagian tengah ada patung budha Gautama.[2]
Menurut pendiri Yayasan vihara Tri Dharma Bumi Raya, vihara ini memiliki keistimewaan dari vihara yang lain yaitu keberadaan Ru Yi atau simbol kekuasaan dan keberuntungan di tangan kanan patung Tua Peh Kong.Sedangka di vihara lain, patung Tua Peh Kong membawa tongkat dengan botol arak. [3]
Perayaan
Setiap tahunnya terdapat suatu perayaan yaitu hari ulang tahun Dewa Bumi Raya yang jatuh pada tanggal 6 Juni. Perayaan ini dilaksanakan dengan bersembahyang di Vihara Dharma Bumi Raya. Selain itu karena sejarahnya dan merupakan vihara teruta disingkawang, viahara ini menjadi pusat kegiatan pada saat Festival Cap Go Meh pada pergantian tahun baru cina.[4]
Pengunjung yang mendatangi Vihara Tri Dharma Bumi Raya mencapai puncaknya pada saat perayaan tahun baru imlek. Vihara ini dipenuhi oleh mereka yang ingin berdoa pada hari pertama tahun baru imlek. Masyarakat berdatangan ke vihara untuk meminta agar diberikan kemudahan rezeki dan juga agar hidup mereka terus dilimpahi oleh kebahagiaan sepanjang tahun yang baru berganti.[5]
Tidak lupa pula mereka yang berdoa turut membakar hio dan juga kertas khusus yang digunakan sebagai persembahan bagi Dewa yang ada di vihara. Karena saking banyaknya yang datang untuk berdo’a di Vihara Tri Dharma Bumi Raya pada saat perayaan imlek, maka bisa terlihat bagian dalam vihara dipenuhi dengan kepulan asap hasil pembakaran hio dan kertas untuk sembahyang.[6]
Aktivitas
Pengunjung yang ingin bersembahyang bisa mendaftarkan diri ke petugas dengan menyebutkan nama dan keinginan mereka. Kemudian, petugas akan mengarahkan ke satu tempat untuk bersembahyang. Petugas inilah yang kemudian ‘berdialog’ dengan Dewa. Sambil membakar dupa, pengunjung pun melakukan sembahyang kepada dewa-dewa, memohon keselamatan dan perlindungan dari roh-roh jahat.Setelah selesai beribadah, pengunjung kemudian keluar ke sisi kanan kuil dengan membawa kertas kuning dan memasukkan ke dalam ruang pembakaran. Ruang pembakaran tersebut berbentuk seperti kuil bertingkat yang menjulang tinggi ke atas. [7]
Referensi
- ^ http://pontianakonline.com/singkawang/wisata/wihara.htm
- ^ http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya-ikon-kota-singkawang
- ^ http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya-ikon-kota-singkawang
- ^ http://jalan2.com/objek-wisata/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya
- ^ http://jalan2.com/objek-wisata/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya
- ^ http://jalan2.com/objek-wisata/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya
- ^ http://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/vihara-tri-dharma-bumi-raya-ikon-kota-singkawang