Di Antara Dua Pilihan

seri televisi Indonesia tahun 2008
Revisi sejak 25 Oktober 2016 09.29 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar))

Di Antara Dua Pilihan adalah sebuah Sinetron mingguan yang ditayangkan oleh Indosiar pada tahun 2008.[1]

Di Antara Dua Pilihan
GenreDrama
Romantis
Musikal
PembuatGenta Buana Paramita
PemeranPenty Nur Afiani
Arif Rahman
Afdhal
Ratu Annisa
Pengisi suaraSanggar Prathivi
Negara asal Indonesia
Bahasa asliIndonesia
Produksi
ProduserB.Sutrisno
Lokasi produksiJakarta
Durasi1 Jam
Rumah produksiGenta Buana Paramita
DistributorGenta Buana Paramita
Rilis asli
JaringanIndosiar
Rilis2008

Pemain

Sinopsis

Sesampainya Andini di Singapura dia tinggal di sebuah apartemen yang disana banyak tinggal pelajar-pelajar Indonesia. Dan di apartemen itulah awal Andini bertemu dengan Daniel yang juga sedang kuliah di Singapura. Daniel kuliah di Singapura karena ia ingin menghindar dari orangtuanya karena Daniel tidak sudi kalau ayahnya menikah lagi dan Daniel tidak bisa menerima keberadaan ibu barunya.

Andini dan Daniel bertemu secara tidak sengaja, mereka bertabrakan di pintu kamar hotel masing-masing yang ternyata kamar mereka bersebelahan, Daniel sadar ternyata mereka pernah bertemu. Pada waktu itu Daniel juga menabrak Andini, hanya saja pada waktu itu Andini terserempet oleh mobil Daniel. Andini yang menyadari itu langsung marah dan langsung memaki Daniel.

Kedok Lina sebagai wanita penghibur sudah mulai terbongkar karena terpergok oleh Mirna ibu dari Wayan yang tanpa sengaja melihat Lina sedang bergandengan tangan bercanda mesra disebuah hotel yang mana pada saat itu Mirna sedang bersantai minum secangkir kopi bersama temannya, Mirna spontan langsung menghubungi anaknya Wayan, tapi pada saat dihubungi Wayan yang ada di Studio Galerinya tidak mau mengangkat telepon dari ibunya, ia menyuruh Jul teman kerjanya untuk mengangkat telepon dan bilang kalau dia sedang tidak ada ditempat.

Mirna yang mendengar jawaban dari Jul langsung menutup teleponnya dan berinisiatif untuk menyelidiki sendiri dan ternyata benar, beberapa saat kemudian Lina keluar dari sebuah kamar hotel dan itu memperkuat pemikiran Mirna selama ini yang memang tidak suka kepada Lina, bahwa Lina bukan orang yang baik melainkan dia memiliki rencana jahat kepada Andini, Erwin dan anaknya Wayan. Kemudian Mirna langsung melabrak Lina, spontan Lina terkejut dan kaget, wajah Lina langsung memerah, bingung akan keberadaan Mirna yang ada di depannya saat itu, Mirna langsung memaki Lina dan mengancam akan memberitahukan kepada semua orang, terutama kepada Wayan untuk segera memutuskan hubungannya.

Setelah itu Mirna langsung berangkat pergi menuju galeri milik Wayan. Tapi Lina memang cerdik, dia tidak kehabisan akal, dia langsung mengangkat telepon dan menghubungi nomor hp milik Wayan. Lina langsung menceritakan cerita yang dia kurang sendiri dan Lina meminta Wayan untuk menjemputnya. Semua itu dibuat oleh Lina agar Wayan tidak bertemu dengan ibunya. Wayan pun langsung bergegas berangkat.

Sesampainya disebuah kamar hotel, Wayan menemukan Lina sedang menangis, lalu Wayan membujuk Lina agar menceritakan kejadian apa yang telah menimpanya. Lina kemudian menceritakan dengan banyak memutar balikkan fakta-fakta yang ada sehingga Wayan pun mempercayainya. Percakapan ini ditutup dengan love scene antara Lina dan Wayan.

Setelah Lina menceritakan segala kebohongan, Mirna yang sedang berada dirumah kaget karena Wayan yang datang tiba-tiba marah-marah kepadanya, sikap Wayan membuat Mirna bingung serasa tidak mengenal anaknya lagi dan itu semua terjadi karena Wayan sudah termakan bujuk rayu Lina.

Daniel yang merasa bersalah karena telah dua kali menabrak Andini, memutuskan untuk meminta maaf dan membawa sebuah buku diary yang tertinggal waktu mereka bertabrakan di depan pintu kamar hotel. Andini yang spontan kaget menerima kunjungan Daniel kembali marah kepada Daniel tapi Daniel langsung memberikan buku diary milik Andini, dan Andini langsung mengambilnya, dengan malu-malu ia bertanya kepada Daniel apakah dia membacanya karena dibuku itu tertulis semua perasaan Andini selama ini kepada Wayan yang ia tutup-tutupi.

Daniel mengelak, dia bilang bahwa dia hanya membaca biodatanya saja. Andini pun terasa lega. Dari peristiwa inilah pertemanan antara Andini dan Daniel terjalin, masing-masing saling melengkapi karena di Singapura mereka tidak mengenal siapa-siapa…

Referensi

Pranala luar